perempuan tahu siapa yang ia mauÂ
yang membuat jantungnya kalang kabut saat bertemuÂ
yang sedikit saja respon bisa sengaja diartikan hiperbola bermakna seribuÂ
karena itu yang hatinya mauÂ
ia tak ingin membohongi diri, bukankah jujur itu membahagiakanmu?Â
Tapi perempuan juga tahu, Â
yang ia mau melekat pula paket seribu sembiluÂ
yang bisa menusukkan perih kapanpun mau
ia tak bodoh,....hanya ingin jujur pada apa yang ia mau
perempuan juga paham siapa yang seharusnya ia pilih
seseorang yang dengan kemauan, seribu waktu menunggu
dengan seribu usaha, untuk membuatmu tersipu
yang ingin kau berdegup kencang saat ia bersamamu
yang sedia membuat seribu menara agar kau sembuh dari laramu
perempuan tahu... ia bisa mengedepankan akal untuk sebuah kenyamanan
atau mendewakan hati untuk  kebahagiaan,meski kadang hanya sekedipan
lalu ia menghancurkanmu entah pelan-pelan atau dalam sekali hentakan
tapi kau tak juga belajar untuk beranjak dari jeratan
hingga akhirnya kamu lelah....lalu diam-diam mengalah
mengerdilkan harapan, dan membesarkan logika demi kelegaan mereka yang tak ingin kamu salah langkah
apakah cinta tetap sebuah puisi?
terlahir karena hati ingin tetap jujur menjadi hati
atau ia sudah bertransformasi menjadi alat basa-basi
agar sebuah status melekat di dahi kalau kau tak lagi sendiri?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H