Mohon tunggu...
Shita Rahmawati Rahutomo
Shita Rahmawati Rahutomo Mohon Tunggu... Penulis - Corporate Communication, Corporate Secretary, Public Relation, ex jurnalis, akademisi, penulis, blogger, reviewer.

a.k.a Shita Rahmawati or Shita Rahmawati Rahutomo, corporate communication, public relation, officer, penulis, gila baca, traveler, blogger, cooking addicted, dreamer, social voluntary, akademisi, BRIN Awardee.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Bersama Bijak Menggunakan Air

23 November 2016   05:13 Diperbarui: 23 November 2016   07:34 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahukah anda bahwa setiap harinya, penduduk  DKI Jakarta yang berjumlah 10 juta jiwa membutuhkan supply air sebagai kebutuhan sehari-hari mencapai 26.100 liter/perdetik atau rata-rata tiap hari orang Jakarta mengkonsumsi 100 liter air bersih perhari. Jumlah yang sangat besar bukan?

Nah sementara orang lain masih belum mendapat akses air bersih yang cukup, ada baiknya kita yang beruntung mendapatkannya secara cukup menggunakannya dengan bijak. Lalu apa yang harus dilakukan warga agar ketahanan air ini terjaga?

  • Tidak membuang limbah rumah tangga dalam bentuk sampah padat dan sampah cair ke sungai seperti limbah cucian, membuat MCK di pinggir sungai dan membuat bangunan di sepanjang bantaran sungai yang dapat menghalangi kelancaran arus sungai. Ingat bahwa sumber air bersih kita berasal dari dua sungai besar yang mengaliri Jakarta yaitu Kali Krukut (4%) dan Sungai Cengkareng (1%) sedang sisanya diambil dari luar kota yaitu dari Waduk jatiluhur (62,5%), Instalasi Pengolahan Air (IPA) Serpong 31% dan Cikokol 0,8%. Karena itu jagalah sumber air tawar kita agar layak dikonsumsi.
  • Meggunakan air secara bijak. Jangan menghambur-hamburkan air hanya karena kita mampu bayar tagihannya. Berikut beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menghemat air dengan bijak.
  • Gunakan shower agar lebih irit dibandung bak mandi dan gayung
  • Gunakan air daur ulang untuk menyiram tanaman
  • Mencuci mobil system kering, menggunakan air dan sabun secukupnya serta lap bukan dengan toler
  • Tampung air hujan jika bisa, sebagai cadangan sumber air, mungkin untuk mengepel lantai dan menyiram tanaman,
  • Buatlah biopori agar air hujan meresap ke dalam tanah dan tak langsung menuju sungai yang jika volumenya berlebih menyebabkan banjir
  • Usahakan menanan banyak pohon agar air hujan terserap oleh akar pohon

Nah sebagian besar kebutuhan akan air bersih penduduk Jakarta itu disuplai oleh Palyja yang dimiliki oleh perusahaan air dari Perancis SUEZ sebanyak 51% saham dan Astratel Nusantara (Astra International) sebanyak 49% saham lainnya yang berlaku selama 25 tahun. Nah supaya distribusi air ke semua warga terjamin, alangkah baiknya kita membantu PALYJA untuk aware jika terjadi hambatan dalam pendistribusian seperti kasus di bawah ini.

  • Terjadi kebocoran fisik berupa kerusakan pipa air karena pipa rusak akibat pembangunan seperti perbaikan jalan atau usia pipa yang menua, maka laporkanlah ke saluran pengaduan PLYJA yang beroperasi 24 jam
  • Kebocoran komersial yang mencapai 9% berasal dari penyalahgunaan sambungan air, pencurian air, inakurasi dan anomaly meter air

Untuk mengawasi agar kebocoran lebih besar dapat dihindari atau tak lagi terulang PAM Jaya membangun Distribution Monitoring Control Center (DMCC) yang merupakan pusat control untuk memonitor pasokan bahan baku dan pendistribusian air bersih selama 24 jam dalam seminggu secara real time agar dapat mengantisipasi gangguan, mempercepat proses penanganan gangguan dan perawatan serta memudahkan akses untuk laporan produksi dan distribusi.

Karena kita tahu kualitas air sungai Jakarta sangat jelek maka PAM Jaya mengembangkan satu teknologi baru untuk mengolah air sungai menjadi air bersih dengan menggunakan mikroorganisme alami yang dapat “memakan” residu detergent dan ammonia (dari limbah manusia) sebanyak 87% yang disebut MBBR (Moving Bed Bio Film Reactor). Untuk mengembangbiakkan mikroorganisme alami digunakan media tumbuh yang dinamakan meteor. Teknologi ini diterapkan di instalasi pengambilan air baku Kanal Banjir Barat yang berhasil memproduksi air baku sebanyak 550 liter perdetik untuk disalurkan di IPA 2 Pejompongan. Ini merupakan teknologi yang diterapkan melalui kerjasama dengan BPPT dan diresmikan langsung oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama dan berhasil meningkatkan produksi IPA Pejompongan dari 8800 liter/detik menjadi 9.200 liter/detik untuk menyuplai wilayah Jakarta Barat dan Utara.

Nah Para Kompasianer pada 3 November 2016 mengadakan kunjungan ke IPA Tamn Kota untuk melihat proses produksi dari raw water hingga menjadi bahan baku air bersih yang siap digunakan warga Jakarta. Kami disambut dengan hangat oleh para petinggi PAM Jaya , lalu diadakan pengarahan dan pembekalan sebelum meninjau lokasi dan acara foto bersama  serta mengunjungi unit DMCC yang ada di kantor pusat PAM Jaya untuk melihat secara langsung bagaimana unit ini bekerja memantau segala gangguan kebocoran yang terjadi di wilayah Jakarta.

Setelah makan siang kami menuju IPA Taman Kota dan dibuat dua grup yang secara bergiliran mendapat penjelasan bagaimana air bersih PAM Jaya dihasilkan dari teknologi MBBR. Selama menunggu giliran kunjungan ke dua kami berbincang dengan ibu Vita, tentang proses produksi air bersih dengan teknologi MBBR. Nah akhirnya sampailah giliran kami mengunjungi tempat produksi air bersih.

Proses produksi air bersih dengan teknologi Bioinfiltrasi MBBR sebagai berikut,

  • Air mentah bahan baku, disaring dari segala kotoran dan lumpur.
  • Masuk bak endapan  dengan proses koagulasi yaitu proses pengadukan cepat dengan zat kimia tertentu agar partikel-partikel padat saling berbenturan dan membentuk flok (gumpalan halus)
  • Flokulasi, adalah proses pengadukan lambat sehingga ukuran flok membesar agar kotoraan mengendap dan air yang sudah cukup bersih mengalir ke bak berikut.
  • Proses sedimentasi dan pengendapan, pemisahan lumpur dan air bersih dengan bantuan plate settler
  • Biofiltrasi, proses removal polutan ammonium, detergen, dan mangan menggunakan mikroorganisme alami yang hidup dalam air dan hidup pada lapisan biofilm yang ada di media crosspack. Digunakan blower dan diffuser untuk menghembuskan dan menjaga kandungan oksigen agar mikroorganisme tetap hidup
  • Pasir silica digunakan untuk menyaring partikel padat dari air sehingga air menjadi lebih jernih.
  • Setelah itu, untuk memisahkan mikroorganisme dari air yang akan dikonsumsi manusia, digunakan zat clorine selama 1 jam hingga menyiksakan maksimal 15 clorine dalam air bersih untuk menjaga higienitasnya selama perjalanan dalam pipa ke pelanggan sehingga aman dikonsumsi pelanggan untuk masak dan mandi.
  • Nah…proses yang cukup panjang dan rumit bukan? Maka jaga dan gunakanlah air dengan bijak untuk kepentingan bersama. Oke???

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun