Siapapun orang tua di dunia ini pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya, sebagai bukti kasih sayang terutama jika menyangkut masalah pendidikan. Melindungi masa depan anak adalah tanggung jawab utama orang tua. Karena dengan pendidikan lah seseorang dapat merubah nasib dan mempersiapkan kehidupan yang lebih baik untuk masa depannya. Begitupun saya sebagai orang tua ingin membrikan yang terbaik pada anak-anak saya.
Saya menikah ketika masih kuliah.  Pertimbangan saya saat itu, selain alasan klise karena cinta juga karena calon suami sudah bekerja dan kami cocok satu sama lain (kalau belum bekerja, saya juga tidak mau kaleee… cinta mah cinta tapi pikiran realistis harus tetap jalan dong) dan dia sudah menyatakan sanggup menjadi kepala keluarga. Yes! Kedua orang tua kami juga sudah merestui, dan menikah adalah ibadah yang membahagiakan, itu kata calon suami saat promosi agar proposalnya saya setujui… dan saya termakan rayuannya itu hehe…
Tapi kami sepakat menunda punya anak selama dua tahun agar kuliah saya selesai pada waktunya. Pendek cerita, menikahlah kami dan dirayakan dengan cukup meriah karena orang tua saya tak mau anaknya terkena fitnah yang tidak baik akibat menikah muda. Padahal saya maunya sederhana saja, biar duit biaya pesta jadi modal berkeluarga. Tapi ya sudahlah,..mari ikuti kemauan orang tua. Akhirnya sesuai kesepakatan dua tahun kemudian, lahirlah putra pertama kami Muhammad Daffa Rafiecena, yang wajahnya miriiip banget sama ayahnya. Ya iyalah namanya juga anaknya, kalau mirip tetangga kan heboh nanti.
Daffa tumbuh sehat dan cerdas. Wawasannya luas. Dia bercita-cita menjadi diplomat muda yang akan memperjuangkan kepentingan Indonesia raya. Mungkin melihat sosok diplomat itu mengesankan baginya. Mereka sosok manusia berkelas, berpendidikan tinggi, menguasai berbagai bahasa asing, bisa melanglang buana, wawasannya luas, pergaulannya tingkat tinggi, memiliki posisi terhormat di masyarakat, selalu perlente dan tentu saja, perjuangan diplomasi sama pentingnya dengan perjuangan fisik untuk membangun Indonesia raya. Ingat kan, bahwa Indonesia baru diakui Belanda sebagai negara merdeka yang berdaulat utuh pada tahun 1949 melalui Konferensi Meja Bundar?
Daffa rajin membaca sepak terjang Soekarno, Muhammad Hatta, Sutan syahrir, Haji Agus Salim, Adam Malik, Muhtar Kusuma Atmaja, Ali Alatas dalam melakukan misi diplomasi. Itu membuatnya sering membayangkan kelak akan jadi diplomat muda yang cemerlang seperti Nara Masista Rahmatia yang sedang naik daun akhir-akhir ini. Ajaklah ia bicara masalah politik, hukum, sosial pasti akan antusias sekali dan diskusi menjadi panjang.
Untuk menjadi diplomat tentu saja banyak perjuangan yang nanti harus dilalui Daffa karena menjadi diplomat itu ujiannya banyak dan pesaingnya ribuan orang untuk bisa mendapat kursi di jurusan hubungan internasional Perguruan tinggi negeri. . Jadi Daffa harus menyiapkan diri sebaik-baiknya dong dari sejak ia masih kecil. Di antaranya saya harus menyediakan buku-buku bacaan yang akan menginspirasinya untuk menjadi diplomat hebat, belajar beberapa bahasa asing yang sering digunakan sebagai bahasa dunia melalui program Rosetta yang menjadi alat latihan bahasa secara mandiri di komputernya, juga membnatunya lebih percaya diri, bersikap tegas, memiliki manner yang baik, mampu menjaga penampilan, luwes dalam bergaul, mampu bersosialisasi dengan baik, juga mengungkapkan ide di kepalanya tanpa kesulitan, dan tentu saja nilai akademiknya harus bagus. Untunglah daffa rajin belajar tanpa perlu dipaksa setiap harinya. Dengan kesadaran sendiri ia belajar karena itu penting bagi hidupnya kelak.
Saat itu kami putuskan memilih dua asuransi, salah satunya asuransi pendidikan Bumiputera, perusahaan dalam negeri yang selalu stabil performanya. Petugas yang menawarkan asuransi dengan ramah membantu kami memenuhi syarat-syarat yang dibutuhkan sebagai pemegang polis asuransi. Langkah-langkah menjadi peserta asuransi Bumiputera juga mudah. Yang perlu diingat adalah, semakin muda usia orang tua dan si anak saat didaftarkan menjadi peserta asuransi, maka uang pertanggungan yang ia dapatkan juga akan semakin besar. Bertekat bulat, kami akan menjadikan pembayaran asuransi sebagai salah satu prioritas pengeluaran keluarga.
Saya mendaftarkan Daffa sebagai peserta asuransi Bumiputera Dwiguna Prima sejak tahun 2001 dengan masa pertanggungan selama 15 tahun dengan 4 kali masa pembayaran setiap tahunnya yaitu setiap tanggal 1 November, 1 februari, 1 Mei dan 1 Agustus. Asuransi ini kami rencanakan sebagai dana persiapan saat ia akan kuliah nanti begitu tamat SMA.
Senangnya kami karena saat ini Daffa yang sudah  duduk di bangku SMA memang membutuhkan banyak biaya sekolah dan penunjang pendidikan lainnya. Dana yang dibutuhkan tidak sedikit. Karena dia ingin kuliah di perguruan tinggi favorit dengan mengambil jurusan hubungan internasional yang tingkat persaingannya tajam maka Daffa kami ikutsertakan ke bimbingan belajar yang terpercaya kualitasnya agar ia lebih siap saat ia harus bertarung mendapatkan kursi di jurusan Hubungan International yang didam-idamkannya itu.
Kami mendukung penuh keinginan Daffa, karena melihat anak bersemangat mengejar cita-citanya sebagai diplomat, kami juga turut bersemangat. Selain bimbel, Daffa juga mengikuti kursus bahasa untuk menaikkan skor TOEFLnya. Diplomat itu harus menguasai bahasa asing internasional dengan sangat baik. Karena di sekolah tidak banyak kesempatan untuk mempraktikkan kemampuan bahasa Inggris secara maksimal maka perlu baginya khusus belajar TOEFL. Untunglah, Daffa anak yang rajin dan tekun. Tanpa disuruh setiap malam ia selalu belajar dan tak pernah luput mengerjakan tugas-tugas yang dibebankan gurunya. Tak lupa di waktu senggang atau liburnya, sebagai hadiah ketekunannya belajar, kadang kami mengajak anak-anak wisata ke luar kota atau ciuma sekedar makan di luar agar pikirannya kembali segar.
Dana asuransi Bumiputera yang insyaAllah sudah di depan mata pencairannya sangat membantu mengurangi beban yang harus kami tanggung untuk biaya pendidikan Daffa. Perasaan menjadi lebih tenang karena dana pendidikan anak sudah terjaga. Semakin siap kita mempersiapkan amunisi sebelum pertempuran, maka semakin besar kesempatan untuk menang bukan? Selain dana, kami selalu berdoa agar daffa dimudahkan dalam mencapai cita-citanya.
Terima kasih Asuransi Bumiputera telah membantu kami mempersiapkan masa depan yang cemerlang untuk Daffa Rafiecena.
Tulisan ini dapat dibaca di facebook https://web.facebook.com/shita.r.rahutomo dan dapat diklik linknya di twitter https://twitter.com/shitasatoe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H