Kembali dari Sikulikap, sejenak menikmati kopi di lapak pinggir jalan. Bu Santa belum lama mendirikan kedai, tapi sudah bisa membangun tiga lantai. “Saya betah tinggal di sini. Aman, tenang. Saya dulu bekerja di Batam. Bapak (suami) bekerja di Bogor. Bertahun-tahun nasib tak berubah, kami memutuskan pulang. Ingin punya rumah dan hidup yang lebih baik di sini.” Mimpinya mulai menjadi kenyataan. Pemda Deli Serdang memberi ijin pada warga menggunakan lokasi sepanjang jalan untuk berdagang.
Sambil makan jagung bakar, susu coklat hangat dan mie rebus yang terasa nikmat mungkin karena lapar dan hawa dingin hutan ini yang hijau dan sungguh menyejukkan mata, semua makanan habis tandas dalam sekejap dan murah. Berdua habis 30.000 lumayan banget lah. Setelah numpang salat dan sejenak melepas penat kunjungan kami lanjutkan ke Wihara Lumbini, mumpung hari belum petang.
Mau tahu cantiknya Wihara Lumbini? Tunggu di bagian 2 ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H