Mohon tunggu...
Shita Rahmawati Rahutomo
Shita Rahmawati Rahutomo Mohon Tunggu... Penulis - Corporate Communication, Corporate Secretary, Public Relation, ex jurnalis, akademisi, penulis, blogger, reviewer.

a.k.a Shita Rahmawati or Shita Rahmawati Rahutomo, corporate communication, public relation, officer, penulis, gila baca, traveler, blogger, cooking addicted, dreamer, social voluntary, akademisi, BRIN Awardee.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Diantar Orang Tua di Hari Pertama Sekolah, Menjadi Kenangan Indah Sepanjang Masa

31 Juli 2016   21:32 Diperbarui: 31 Juli 2016   21:46 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
para orang tua yang melepaskan anak di hari pertama sekolah foto by Shita R

Hari Minggu itu si Adek saya ajak mengunjungi sekolahnya, agar ia sudah familiar keesokan hari. Kami minta ijin pada pak penjaga, agar diijinkan melihat-lihat ruangan kelasnya, agar besok ia sudah tahu kemana harus melangkah. Ia antusias menjelajahi lingkungan sekolahnya yang masih sepi. Kami juga melihat lokasi toilet, kantin, lapangan upacara, tempat olah raga, musholla, tempat parkir, kantor guru dan sebagainya. Begitu sudah menguasai wilayah sekolah, kami memutuskan pulang. Besok ia harus ke sekolah diantar ayahnya, karena Ibu harus menyambut siswa baru di sekolah. Untunglah adek paham situasinya, bahwa ibunya seorang guru, tidak hanya menjadi miliknya saja.

Jauh-jauh hari,…sekolah kami yang bersistem asrama telah mengundang para orang tua untuk datang mengantarkan anak-anaknya mulai bersekolah di hari pertama. Karena kesan pertama selalu menggoda,..dan akan dikenang sepanjang masa, maka hari pertama di sekolah dibuat menjadi acara yang menyenangkan bagi siswa dan orang tua.

Murid-murid kami sebagian besar memang berasal dari luar Jawa. Jadi hari pertama di sekolah menjadi cukup berat untuk kami tangani karena banyaknya anak yang belum siap berpisah dari rumah dan orang tua. Anak-anak yang jago kandang, home minded, terlalu dilindungi orang tua adalah sasaran empuk “schoolingblues” di hari pertama hehe… beberapa anak diam-diam menangis, mimisan, feeling out of blue di hari pertama.

Mereka yang terbiasa dilayani pembantu setiap harinya, tak memiliki tugas domestik di rumah, apa-apa tinggal minta si mbak, tak pernah bersikap mandiri dalam menghadapi masalah maupun lingkungan, adalah pihak-pihak yang paling terpukul ketika keluar dari rumah. Untuk itulah peran orang tua selalu urgent untuk menyakinkan anak-anak, bahwa orang tua akan selalu menyayangi dan mengawasi mereka dari jauh.

Maka di hari pertama sekolah diisi dengan berkumpul bersama di ballroom sambil saling memperkenalkan diri antara civitas akademika, orang tua, siswa dan staf pendukung lainnya. Kepala sekolah akan memberikan pidato sambutan, dan orang tua beserta anaknya masing-masing duduk mendengarkan. Lalu diadakan sesi perkenalan para guru, disusun peragaan busana seragam sekolah yang modelnya adalah kakak-kakak kelas mereka.

Acara ini biasanya menjadi acara paling ditunggu-tunggu ketika melihat kakak kelasnya berlagak seperti olah ragawan, saintist, dan siswa teladan. Seluruh seragam dari Senin sampai Sabtu diperagakan dengan menarik dan jenaka. Karena tahun ini beredar peraturan bahwa pengurus OSIS dan para kakak kelas dilarang terlibat dalam kegiatan prasesi, maka untuk menjembatani keinginan kakak kelas terutama dari OSIS untuk berpartisipasi dalam acara First day Of School tersebut.

Agar hubungan antara kakak dan adek kelas berlangsung serasi, maka kakak kelas memberikan apresiasi berupa show pada adek kelas dan orang tua murrid yang hadir di acara First day Of School (FDOS). Mereka bernyanyi, menari, berpidato, membuat drama pendek agar adik kelasnya terhibur. Penampilan kakak-kakak kelas di acara tersebut menggambarkan kepedulian dan rasa senang kakak kelas karena kehadiran adik-adik baru. Adik-adik baru pun merasa terhibur dan merasa bahwa dia tak sendiri. Ada kakak-kakak kelas baik hati dan rajin menanbung akan mendampingi mereka di acara tersebut.

Paling berat adalah sesi orang tua meninggalkan anak untuk tinggal di asrama. Tidak jarang, justru orang tua yang menadi kendala. Kadang bahkan orang tua yang belum siap jauh dari anak, padahal si anak anteng-anteng saja. Begitupu ada juga yang lain.

Jadi........ jangan pernah anggap enteng pentingnya mengantar anak bersekolah di hari pertama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun