Mohon tunggu...
Shita Rahmawati Rahutomo
Shita Rahmawati Rahutomo Mohon Tunggu... Penulis - Corporate Communication, Corporate Secretary, Public Relation, ex jurnalis, akademisi, penulis, blogger, reviewer.

a.k.a Shita Rahmawati or Shita Rahmawati Rahutomo, corporate communication, public relation, officer, penulis, gila baca, traveler, blogger, cooking addicted, dreamer, social voluntary, akademisi, BRIN Awardee.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Eksis di Sosial Media Dulu, Cari Duit yang Banyak Kemudian

20 Maret 2016   13:46 Diperbarui: 21 Maret 2016   02:49 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="foto by Shita Rahutomo"][/caption]Judul ini dibuat ketika melihat Bocah-Bocah SMK memiliki bisnis IT yang dipamerkan di Galeri Indonesia WOW di Gedung SMESCO

Hari Minggu, 20 Maret 2016 di antara gosip serangan hot wave equinox, yang katanya bisa membuat serangan stroke marilah kita ngadem ke SMESCO. Ada apa sih Minggu-Minggu nyante gini ke Gatsu?? Hadeuuuh,… ga gaul amat sih mas broh,..kan lagi ada acara Marketeers Creativity Day at Galeri Indonesia WOW, di Gedung SMESCO yang keren ituuh.
Hari ini acara Marketeers Creativity Day diikuti oleh ratusan UMKM yang menyebar dari lantai satu sampai lantai 3 galeri Indonesia.

Jreng-jreng….. maka jalan-jalanlah kita menuju lokasi. Dan Wow banget. Lihatlah banyaknya produk UMKM yang dipajang di sini dengan cantiknya. Ada baju batik yang kekinian, dengan berbagai corak dan warna dari yang langgam klasik sampai kontemporer adaaa semua! Sepatu dari sandal jepit, high heel sampai sepatu boot yang keren-keren adaa semua. Kualitasnya bagus-bagus dan harga yaa,.. tergantung. Yang murah ada yang mahal banyak, sesuaikan saja dengan budget di kantong. Mau makanan? Yaaah segala rasa, rupa juga tampil dengan ciamiknya. Dari makanan sehat seperti jus kacang ijo, sambal botol aneka rasa dan kemasan, sampai makanan high class macam kopi-kopi kelas premium yang dikemas cantik bisa buat hadiah bagi kolega atau partner bisnis sampai yang tinggal seduh sekali minum dengan berbagai tambahan rempah yang bikin makin sehat dan berkhasiat.

[caption caption="foto by Shita Rahutomo"]

[/caption]
Jalan-jalanlah saya ke tiga lantai pameran sampai menemukan bisnis yang sedang kekinian, seperti yang sering disampaikan Pak Hermawan Kertajaya.
Mata tak lepas dari sekumpulan bocah-bocah SMK yang juga sedang mencoba eksis di dunia perbisnisan Indonesia. Salut saya. Mereka menjual produk yang berbasis IT (Information Technology). Ini adalah produk yang sedang menjadi primadona dunia dan sedang dikembangkan di banyak Negara maju. Kok bisa? Apa alasannya? Tunggu penjelasannya di bawah ya. Eits, jangan lupa beli thai Tea dingin yang dijual di lantai 2. Enak dan murah. Cuma 10 ribu rupiah.

Mas Broh dan Mbak Sist pernah main game adu otak?

Program yang sempat happening itu dibuat seorang programer dari Bandung lalu dibeli sebuah perusahaan IT Swedia dan dijual ke Google Play. Hasilnya? Jadi booming di mana-mana. Mereka yang mengaku anak gaul pasti pernah memainkan game ini. (Sampeyan gaul gak?) Si Programer tak mengira kalau produknya bakalan lariss. Yang dapat untung besar siapa? Yah perusahaan IT yang memasarkannya di Google Play lah. Lah orang Indonesia yang bikin dapat apa? Yah… dapat duit sih,..tapi jumlah nol di belakang angkanya kan beda jauh sama yang beli program dan memasarkannya. Nah,..itulah kita.
Indonesia ini kaya raya. Ya alamnya, ya budayanya, ya manusia pinternya. Berapa lapis? Ratusan! Dan jumlah pendekar IT kita itu banyak dan potensial menghasilkan dolar.

[caption caption="foto by Shita Rahutomo"]

[/caption]
Nah anak-anak SMK Bina Informatika Bintaro ini berusaha untuk menjual kreativitas dan skillnya di bidang IT. Ada tiga produk yang mereka pasarkan. Soft case hape, sticker LINE dan game yang berjudul Hero of Cornelia.

[caption caption="foto by Shita Rahutomo"]

[/caption]
Sticker LINE
Sticker Game ini dirancang oleh 20 orang siswa SMK. Langkah pertama, mereka cari modal. Caranya? Patungan, mereka menyebutnya jual saham. Cari investor. Karena tahu ini potensial untuk menghasilkan keuntungan maka investor menguasai 75% saham, selebihnya di luar investor. Mereka lalu membuat perusahaan IT yang diberi nama “Pixel”. Kenapa Pixel? Karena Pixel merupakan ukuran dari suatu image. Semakin besar pixelnya semakin baik kualitas gambarnya. Pemilihan warna biru melambangkan perusahaan IT dan warna putih melambangkan kejujuran yang melandasi bisnis ini dan gambar kotak-kotak kecil menggambarkan pixel itu sendiri.

Langkah selanjutnya, mereka membuat survey. Karena sasaran produk anak muda, maka survey ditujukan pada remaja usia sekolah dari SMP hingga SMA dan mahasiswa. Mereka juga menanyakan ekspresi dan emosi apa yang ingin dibuat, karakter tokoh apa yang menarik, atau kata-kata apa yang di pakai. Setelah 40 karakter selesai dibuat menggunakan program photoshop dan corel draw, maka mereka mendaftarkan diri ke LINE untuk menjadi creator LINE. Tertarik? Buka store.Line.com untuk keterangan lebih lanjut. Setelah menunggu selama satu bulan, LINE menyetujui menjual stiker mereka.Sangat mudah kan? Asal anda punya skill tinggal jual ke LINE. Tak perlu ijazah, tak perlu nyogok, kalau kapasitasnya bagus pasti diterima.

Apa saja sih syarat agar stiker bisa dijual di LINe?
1. Tidak menyinggung isu SARA
2. Tidak mengandung konten pornografi (khusus untuk Indonesia)
3. Teknik gambar yang bagus
4. Pewarnaan harus rapi. Tidak boleh bocor
5. Karakter harus original tak boleh menjiplak creator lain
6. Ekspresi harus dapet! Harus mampu mewakili perasaan user.

Dan tahukah berapa biaya membuat stiker yang di jual di LINe? Murah sekali! Anda hanya butuh computer/laptop/tap yang memiliki program corel draw dan photoshop. Dan harus punya skill untuk mengoperasikannya. Sudah selesai? Ya.. sudah. Itu saja! Gampang dan murah kan? Yang mahal di sini adalah ide dan kreativitas si creator. Gambar yang unik, lucu, atau cantik atau yang sedang happening seperti sticker AADC (Ada Apa Dengan Cinta) atau artis idola kemungkinan besar akan memiliki banyak peminat.

[caption caption="foto by Shita Rahutomo"]

[/caption]
Pasar buat sticker LINE ini biasanya yang disasar anak muda. Tahu sendiri kan, para anak alay itu kalau lagi galau, seluruh dunia harus tahu! Putus sama pacar, lagi bokek, nunggu ditembak gebetan, nilainya jelak curhaaat mulu di sosmed. Dan LINE mayoritas pemakainya adalah anak muda. Mereka ga demen sama facebook. Yah…itu kan buat orang tua! Katanya pongah. Iya deh,..iya kita sudah tua.Maka mereka menyuarakan sisi hatinya via stiker LINE ini. Karena lucu-lucu dan harganya cuma  Rp 10.000-15.000 terjangkaulah buat para ABG untuk eksis di social media.Biaya produksi tak seberapa kan. Keuntungan penjualan bagi dua, LINE 50% creator 50%. Fair laaah. kalau 1000 orang saja yang beli dikalikan Rp5000 sudah 5.000.000! Lumayan banget kan?

Satu lagi,.. agar gambarmu laku di jual dan menghasilkan banyak uang, creator harus rajin beriklan baik secara mainstream melalui pameran yang mereka lakukan di SMESCO ini contohnya, siapa tahu ketemu investor besar yang bisa memodali bisnis agar lebih besar lagi, juga berpromosi melalui social media. Nah SMK Bina Informatika ini menjual produk-produknya melalui instagram @pxl.creative, melalui LINE : @pixel_SC dan website: www.pixelsc.com.

Nah saya, selaku guru yang senang banget lihat anak muda kreatif cari duit, ga tawuran ga ikut geng motor begini langsung beli di tempat dan jreng..jreng terpasanglah dengan manis sticker student's story di hape saya.

Produk ke dua adalah softcase

Kalau ini biaya produksinya lumayan. Pertama mereka beli dulu soft case polos yang banyak dijual di toko-toko online lalu bekerja sama membuat desain orosinal yang akan mereka jual buat pelanggan seperti motif batik dll. Karena memerlukan modal sekitar Rp80.000, maka softcase hanya akan dibuat ketika pembeli sudah memberi down payment. Tinggal menentukan gambar yang diinginkan, maka,..jreng,..jreng..jadilah softcase yang cantik seharga Rp130.000 seperti di bawah ini.

[caption caption="foto by Shita Rahutomo"]

[/caption]

Produk ketiga adalah Game Online

Jika anda ingin mengajarkan konsep matematika, ekonomi atau mengajarkan cara berbisnis pada anak-anak maka belilah game ini. Game ini mengajarkan cara mencari uang melalui serangkaian kegiatan dan pekerjaan yang harus diselesaikan sang gamers untuk memperoleh uang yang bisa digunakannya untuk membangun sebuah kota impian. Tertarik untuk membeli? datang saja ke stand anak-anak SMK Bina Informatika di lantai 1. Ayo...tunggu apalagi?

Mari kita dukung produk-produk anak Indonesia agar makin mendunia. Bukankah UMKM itu salah stau pahlawan ekonomi Indonesia? Mereka loh yang membuat ekonomi Indonesia bertahan dari gempuran badai krisis moneter pada tahun 1998 ketika perusahaan-perusahaan besar tumbang.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun