Mohon tunggu...
Amsu Valentino
Amsu Valentino Mohon Tunggu... Wiraswasta - KopiLite

Kodakiri

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sumber Su Dekat!

7 September 2021   08:26 Diperbarui: 7 September 2021   08:32 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mulut adalah moncong senjata
Dan kata;.Iya. kata adalah peluruhnya.
Aku tak tau kemana arah peluruh itu..
Tetapi kemudian, Seorang yang dengan gagah memegang senjatanya dan membrondong ribuan peluruh tanpa arah yang jelas.
Yang jelas itu adalah sebuah kepanikan.

Nilai luhurku hilang di tengah los-los pasar bisnis kaum elit.
Saat waktu itu hilang dari balik pembatas kawat berduri.
Entah kenapa,
Kami dicaci,
Kami dihujat.
Di sumpah hingga mati dan digantung.
Biadap,
Kampret,
Cebong.
Teriak mereka.

Mereka terus bersumpa serapah seolah kami adalah asing.
Iya, kami seperti asing.
Tapi itu bukan salah kami.
Kami hanya merasa asing Dirumah sendiri.

Janji kesejatraan bertebaran dimana-mana.
Bahkan membius Hingga ke sum-sum paling dalam.

"Sumber air su dekat".!!

Teriak preman berpecih diatas panggung berlatar biru.

Iya. Sumber air su dekat.
Dekat ke vila.
Dekat ke kantor.
Dekat ke rumah-rumah para pejabat.
Untuk rakyat adalah air mata.

Mereka menangis tapi tak didengar.
Mereka menagih janji tapi dijawab nanti.

Hari ini aku bersumpah.
Aku bersumpah demi langit dan bumi.
Demi Ibu Pertiwi
Demi tana aid beta.
Penipu ulung dan diktator adalah pembohong terhalus yang mematikan.
Serakah,!!.
Lebih kejam dari komodo-ku
Enyahlah kalian.

Waktu menghabiskan darah.
Awan hitam menggumpal meneriakan jeritan.
Jutaan nadi mengering tak berair.
Nafas-nafas kecil memekik dibalik riuh dentuman senjatah.
Petikan sasando-ku tak nyaring lagi kudengar.
Aroma cendana-ku hilang dibius visi-misi kaum elit.

#Amsu ValLentino

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun