Mohon tunggu...
Amas Mahmud
Amas Mahmud Mohon Tunggu... Jurnalis - Pegiat Literasi

Melihat mendengar membaca menulis dan berbicara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jalan Terjal Menakar Kemajuan Pemuda

1 November 2022   09:56 Diperbarui: 1 November 2022   09:59 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu demi satu ruang relasi kekuasaan ditutup. Saling mengunci. Seharusnya membangun kesadaran kolektif dilakukan semua pihak. Realistis dalam membangun proses dikedepankan. Tidak harus memaksakan kehendak karena hasrat kekuasaan untuk merebut posisi struktural disebuah organisasi.

Pemuda harus bisa keluar dari kompetisi-kompetisi yang menghabiskan energi. Melompat, atau bergeser ke level gerakan kolaborasi. Dari narasi yang progresif, relatif banyak kita temukan melintasi, dibicarakan, dirancang kaum muda. Kreativitas dan inovasi begitu beragam dimiliki kaum muda. Sayangnya, aktualisasinya tersumbat.

Kalaupun ada yang dilaksanakan, tidak mencapai 50 persen penerapannya. Proses identivikasi, cara kita menakarnya sudah dapat dilakukan. Problem mendasarnya karena pemuda senang terlibat dalam konflik-konflik kepentingan. Konflik yang merugikan eksistensi pemuda itu sendiri. Sehingga tidak dianggap, jauh dari hitungan kualitas atau bargaining politik di mata pemerintah.

Pemerintah juga akan berfikir beberapa kali untuk membangun kemitraan yang serius, jika melihat polarisasi dalam organisasi kepemudaan sudah begitu rupa. Realitas pemuda melalui organisasi KNPI yang diterpecah-belah, rasanya terlalu naif jika pemuda terbuai, larut dalam suasana konflik kepentingan. Segeralah siuman. Bangun dari mati suri tersebut.

Jangan-jangan mereka yang gemar memecah-belah KNPI ini merupakan agen pemerintah yang diinfiltrasi agar konsentrasi pemuda hanya terfokus pada konflik. Membuat pemuda kabur pandangannya terhadap hal-hal substansi yang harus dikritisi, dikawal di negara ini. Ketika pemuda terbelah, tidak utuh, pemerintah malah makin mengabaikan kemampuan pemuda.

Rubah itu semua. Lakukan hal bermanfaat, bersatulah pemuda Indonesia. KNPI sebagai representasi kaum muda sejatinya dikuatkan. Jangan KNPI dirongrong. Kembalilah kuatkan peran Haris Pertama, SH, sebagai Ketua Umum DPP KNPI yang sah. Momentum Sumpah Pemuda ke-94 harus menjadi titik temu bagi pemuda. Berhentilah bertengkar, jika mau pemuda itu diberi apresiasi dan diperhitungkan. Bangunlah kolaborasi demi cita-cita mulia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun