Mohon tunggu...
Amas Mahmud
Amas Mahmud Mohon Tunggu... Jurnalis - Pegiat Literasi

Melihat mendengar membaca menulis dan berbicara

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jangan Lebay, Politik Identitas Bukan Barang Haram

19 Oktober 2022   17:27 Diperbarui: 19 Oktober 2022   17:39 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukan sok jagoan. Bukan merasa paling hebat, lantas menebar tuduhan massif dan ekstra terhadap pihak lain. Kalau berfikirnya benar-benar untuk membangun daerah, membangun negara, yang diutamakan itu spirit kolektif. Jangan hanya mengedepankan spirit kelompok. Ego sektoral.

Pada posisi tersebut, transformasi besar akan terwujud. Peradaban demokrasi yang begitu luas, akan berlahan melahirkan perbaikan. Konflik kepentingan dapat diatasi. Saling serang antara Cebong vs Kampret akan terminimalisir. Karena kita sudah mengetahui, pembelahan politik semacam ini diciptakan. Semua pihak mengambil bagian untuk mencari pundi-pundi rupiah.

Kurangilah tensi kampanye yang saling menuduh. Narasi yang menegaskan soal 'politik nasionalis', melawan 'politik identitas' tidak lagi dianggap produktif. Bentur-membenturkan sesama anak bangsa juga tak ada faedahnya. Dua kelompok politik ini bisa jadi mendapat untung. Namun, rakyat yang menerima buntungnya. Yang meninggalkan problem.

Sudahi semua, politik sok tahu. Politik merasa lebih, gengsi politik, dan embel-embel yang mengkotak-kotakkan rakyat hanya berujung kisruh. Sulit melahirkan gerakan yang integral. Konsolidasi demokrasi kian sulit terealisasi. Jikapun calon pemimpin yang meminta rakyat memilihnya karena kesamaan suku, agama, ataupun warna kulit, itu tidak mengapa.

Yang tabu, tidak wajar, tidak etis itu bila melarang rakyat memilih rivalnya. Membatasi, melarang, merampok hak politik itu yang tidak boleh dilakukan dalam era demokrasi. Melarang, membunuh karakter, menebar fitnah, memprovokasi, hingga memunculkan ketidakteraturan sosial, inilah yang jangan sampai terjadi. Demokrasi mengharamkan itu.

Politik yang berlandaskan moral dan agama bukan aib, bukan juga barang haram. Jadi tema-tema politik identitas tidak lagi tepat. Kampanye anti politik identitas hanya melahirkan polarisasi. Menyajikan bahwa ada kondisi sebagian pihak merasa iri hati. Karena tak rela lawan politiknya mendapat dampak positif dari proses elektoral yang berlangsung.

Kalau kita temui politisi, tim kampanye yang menyuruh menyerang, menghantam politisi atau pemilih dari agama yang berbeda dengan itu layak kita marahi. Beda koteksnya, jika mengajak memilih figur tertentu atas dasar 'kesamaan'. Hal semacam ini tidak dilarang. Yang perlu diedukasi itu politisi, atau pihak yang menjual, mengkapitalisasi isu untuk mencari dukungan. Tapi, membuat rakyat berkonflik, ini yang harus dihindari. Tidak boleh.

Yang berbahaya itu politik uang. Ketimbang politik identitas. Karena dengan uang, politisi, donaturnya, atau cukong bisa leluasa menghasut rakyat untuk saling bertikai. Rakyat bisa bunuh-bunuhan atas nama uang atau materi. Pengaruh, dominasi politik transaksional atau politik uang ini yang patut dihindari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun