Begitu mulianya kalau kita menjadi agen yang menyebarkan pikiran-pikiran kritis. Menjadi pemantik, sekaligus lokomotif perubahan. Membedah soal peradaban, kearifan, serta banyak soal yang lebih fokus pada kepentingan pengembangan intelektual, rasionalitas. Jangan biarkan nalar publik sakit.
Jangan seperti kita ikut memberi pembiaran pada pembantaian nalar sehat. Menjungkir-balikkan, membuat sungsang ruang kesadaran publik. Sehingga berimbas pada pembungkaman suara kritis dan kritik sosial. Intelektual harus menginjek, mendesak publik agar berfikir dengan akal sehat.
Yang salah dibenarkan. Lalu yang sudah benar ditopang, dikuatkan. Dalam situasi normal maupun abnormal dalam berdemokrasi, kaum intelektual harusnya menjadi ''provokator''. Agar sudut pandang rakyat dalam memandang kebijakan atau persoalan tidak monoton. Bisa beragam.
Rakyat akan makin kaya pada khasanah pemikiran. Luas bacaannya, sehingga meredam sikap emosional, kemarahan yang tak terkendali, dan reaksi publik yang berujung pada kekacauan. Disitulah gunanya kehadiran kaum intelektual.
Kaum intelektual juga haruslah berani. Mengatakan tidak, mengkritisi, jika hal di depan matanya terkait kebijakan pemerintah tidak tepat sasaran dan merugikan publik. Jangan didiamkan semua problem yang melilit rakyat. Karena akan bahaya jika kaum intelektual bisu dan menjadi mandul.
Percayalah suatu saat nanti suara kritis akan terus membising. Suara-suara teriakan keadilan akan mekin kencang, bila kedzaliman pada nasib rakyat dibiarkan. Tidak dicarikan solusinya.
Jadilah matahari intelektual yang melahirkan banyak pemikir. Tanpa kita harus sibuk dipusingkan dengan aliran pemikiran, moderat, kiri atau kanan.
Teruslah menghidupkan intelektual dalam segala sendi. Pada urusan organisasi, kerja, bersosial, berpartai politik, nuansa intelektual haruslah ditonjolkan. Jangan diredupkan. Biarkan ghirahnya menyinari, membakar, menerangi jiwa-jiwa mereka yang mulai malas belajar untuk bergegas belar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H