Seperti itulah pola operasi penumpang gelap dan buzzeRP. Mereka membangun kolaborasi yang unik untuk menyerang balik para mahasiswa yang melakukan demonstrasi, 11 April 2022. Padahal mereka juga tau, disitu bukan bagian urgen yang diharapkan pendemo dan masyarakat.
BuzzeRP terlebih, menghendaki agar mahasiswa dan kelompok cendekiawan kena mental. Sehingga kapok, tidak lagi melakukan demonstrasi di era ini. Suatu cara kerja picik yang patut ditertawakan. BuzzeRP doyan momuja penguasa, ya tipikalnya oportunis.
Tentang idealisme dan humanisme, bagi mereka bukan yang prioritas. Itu belakangan. BuzzeRP mengkalkulasi materi dan bicara terkait kompensasi semata. Indikatornya uang, mereka mendukung penguasa karena dibayar. Peternak media sosial menjadi lahan empuk bagi mereka.
Situasi gaduh akibat sikap mereka yang memprovokasi publik dengan narasi kebencian, juga tidak mereka hiraukan. Yang utama adalah proyek jalan. Memuji dan menutup kekurangan pemerintah menjadi perhatian serius mereka. Mengarang cerita, membuat rekayasa agar penguasa gembira itu style mereka.
Lihat saja, saat Ade Armando dihantam massa aksi, mereka ramai-ramai seperti dimobilisasi mengeksploitasi kekerasan tersebut. Dipacu habis-habisan, sehingga tuntutan dari demo mahasiswa tidak menjadi perhatian publik dan juga perhatian pemerintah.
Tentu semangat mereka membela pihak yang teraniaya, terus tumbuh subur. Bukan hanya semangat sesaat, semangat tendensius, yang hanya berpihak pada golongannya saja. Jangan hanya menyampaikan ibah dan prihatin kepada Ade Armando saja. Selain Ade Armando, kedepan kita harapkan jika mengalami insiden kekerasan, bisa mereka tunjukkan solidaritasnya.
Berhati-hatilah, mewas dirilah masyarakat. Karena penumpang gelap dan buzzeRP sedang mengintai. Mereka mencari korban, mencari tumbal untuk dibantai dalam target mereka. Target tersebut tidak luput menyeret, mengarah kepada siapa saja yang tidak mereka sukai.Â
Ini membahayakan, karena mereka merasa sangat terlindungi saat ini. Publik telah saksikan sendiri, bahwa hampir seluruh media mainstream, dan media sosial dominan memberitakan Ade Armando. Ketimbang isu penting dari demonstrasi yang dilakukan BEM SI.
Upaya memutar balik fakta dilakukan buzzeRP. Mengaburkan situasi krusial. Mengalihkan perhatian publik. Termasuk mendompleng, memanfaatkan, menunggangi aksi para mahasiswa untuk memuaskan hasrat kepentingan mereka. Karakter buzzeRP membuat rapuh konsolidasi dan keakraban anak bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H