Mohon tunggu...
Amas Mahmud
Amas Mahmud Mohon Tunggu... Jurnalis - Pegiat Literasi

Melihat mendengar membaca menulis dan berbicara

Selanjutnya

Tutup

Politik

Esensi Puasa dan Episode Jokowi 3 Periode

2 April 2022   14:39 Diperbarui: 2 April 2022   19:34 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah menjalani bulan Ramadhan 1443 Hijriah, Jokowi makin tercerahkan dan mengambil hikmah. Agar tidak terjebak dengan diplomasi politik dan negosiasi yang membuat dirinya mau memperpanjang masa jabatan sebagai Presiden. Walau seluruh Kepala Daerah di Indonesia teriak perpanjangan masa jabatan, jika Jokowi menolaknya tetap saja teriakan dan permintaan mereka tidak ada gunanya.

Semua tergantung Jokowi. Ketika Jokowi ikut-ikutan, memberi alasan ini aspirasi rakyat atau aspirasi dari daerah lalu, menerima usulan itu seolah-olah ini proses demokrasi, maka rakyat pasti memberi vonis bahwa Jokowi rakus. Pasti dituding macam-macam. 

Hal ini tidak dapat terhindari. Sebab rakyat Indonesia merindukan pergantian kepemimpinan secara demokratis dan berkala. Pergantian kepemimpinan yang konstitusional. Solusi kepemimpinan 10 tahun memimpin (2 periode), tidak perlu lagi didugat atau dirombak. 

Biarkan yang telah final mengikat itu dijalankan saja demi rakyat. Tidak perlu lagi membuat alibi, retorika, apologi, dan pembenaran yang membuat sikap kerakusan terlihat demokratis. Sikap negarawan Jokowi sangat dinanti rakyat Indonesia.

Jokowi wajib menahan diri dari segala bujukan untuk memperpanjang masa jabatan Presiden. Begitupun dalam hal menerapkan kejujuran, rakyat Indonesia berharap Jokowi jujur. Bahwa ia benar-benar tidak tertarik, tidak mau dengan usulan, pendapat adanya perpanjangan masa jabatan Presiden tersebut. 

Ungkapan diplomatis tentang ini era demokrasi sehingga semua orang berhak berpendapat, termasuk mengusulkan penundaan Pemilu 2024, membuat rakyat gelisah. Pihak-pihak yang mendapat jatah jabatan, konsesi politik pasti mendorong Jokowi 3 periode.

Sebagian rakyat Indonesia menangkap kalau Jokowi sedang melakukan retorika politik. Lalu berharap atas keinginan dan kedaulatan rakyat, Pemilu 2024 ditunda. Manfaatnya bagi Jokowi adalah masa jabatannya diperpanjang. 

Bulan Ramadhan menjadi momentum pemurnian dari penguasaan hasrat politik yang berlebihan. Jokowi harus memikirkan rakyat, jangan mengikuti ego dan nafsu politik satu dua orang. Berhentilah memaksakan kehendak untuk penundaan Pemilu 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun