Mohon tunggu...
Amas Mahmud
Amas Mahmud Mohon Tunggu... Jurnalis - Pegiat Literasi

Melihat mendengar membaca menulis dan berbicara

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Role Model Politik, Memotret Sultan Tidore dan Namto Hui Roba

8 Maret 2022   11:39 Diperbarui: 8 Maret 2022   16:54 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sultan Tidore dan Namto (Dokpri)

Pada sisi yang lain, antisipasi kita agar pemimpin yang hanya mau memperkaya diri tidak memimpin Provinsi Maluku Utara. Jangan sampai terlahir pemimpin yang bertindak ugal-ugalan memimpin daerah Maluku Utara tercinta. Atas kekhawatiran itulah, kran demokrasi, giliran kepemimpinan harus dibuka.

Seperti kata Ir. Soekarno, Presiden pertama Indonesia, bahwa janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta. Masa yang lampau sangat berguna sebagai kaca benggala daripada masa yang akan datang. Mari kita rangkai bersama, saling legowo. Beri kesempatan kepada mereka yang lebih layak memimpin Maluku Utara.

Ingatan kolektif masyarakat Maluku Utara tentang politik kesukuan dan SARA, menjadi luka bagi kita semua. Itu harus diobati. Meski proses ganti generasi terus berlanjut. Pada siklus historis, Sultan Husain Sjah, sangat berperan penting berada dalam aras itu. Beliau bisa disebut agen, elemen utama sebagai penegak sejarah Maluku Utara.

Untuk Namto, dalam penuturan dan canda tawa terlihat senyumnya yang tulus. Tidak semua politisi level nasional bergaya sederhana seperti Namto. Beliau punya gagasan besar untuk membangun Indonesia dari Timur. Namto adalah teka-teki. Dimana kepribadian dan strategi politiknya sukar ditakar. Ia tipikal pemimpin yang tegas dan disiplin.

Walau begitu, Namto dikenal terbuka, menghormati orang lain, jujur dan loyal pada pekerjaan. Seperti kata Namto dalam bukunya "Namaku Namto", kita membutuhkan keteladanan pemimpin, terutama disaat krisis datang tanpa henti seperti sekarang.

Setidaknya keresahan, kerinduan masyarakat Maluku Utara untuk terlahirnya pemimpin arif bijaksana, penyejuk, dan menjadi pengikat keberagaman segera terlahir di Maluku Utara kelak. Kita tidak sedang membutuhkan pemimpin yang hebat ceramah dan pidato politik. 

Melainkan pemimpin yang dapat menyelaraskan apa yang dikonsepkan, dibicarakan dengan kerjanya di lapangan. Bahkan bila perlu, sedikit bicara tapi banyak berbuat baik pada masyarakat.

Terakhir, saya menyimpulkan sosok Namto dengan beberapa ciri khasnya. Pertama, Namto bergaya homoris. Kedua, sebagai sosok yang humanis. Toleran, tergambar dalam perilakunya yang nasionalis. Ketiga, selalu menginspirasi. Keempat, pemimpin yang menghormati pendapat orang lain. Kelima, menerima masukan atau aspirasi publik. Semoga kita menjadi orang-orang terbaik, yang bermanfaat bagi orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun