Tentu pertimbangan prinsipilnya jangan sampai keputusan Presiden menuai resistensi publik. Kalau ditebak, Jokowi juga LBP menginginkan Ahok. Tetapi Jokowi tetap cek gelombang respon publik. Jokowi tak mau membuat aib terlalu besar di akhir periode. Bagaimanapun LBP tidak mau rencana besarnya blunder. Pengusaha yang satu ini tak mau pusing jika Presiden setelah Jokowi melanjutkan IKN baru atau tidak.
Yang utama ialah proyek pembangunan infrastruktur pemindahan Ibu Kota dari Jakarta ke Kalimantan berjalan lancar. Tentu banyak berkah secara matematis didapat Jokowi bersama LBP dari proyek ini. Benar-benar hebat LBP. Sampai disaat Jokowi pidato dia santai menerima telpon. Yang kemudian diributkan publik atas sikapnya yang dinilai kurang beretika.
Seluruh sikap melampaui itu disadari LBP. Seperti pahlawan bagi Jokowi yang begitu berjasa dalam hidup sang Presiden. LBP secara tidak sadar telah mengejek Jokowi sebagai Presiden. Bagaimanapun Presiden punya kewiba, marwahnya sendiri. Presiden yang dihormati. Jangan diposisikan seperti boneka atau patung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H