Mohon tunggu...
Amas Mahmud
Amas Mahmud Mohon Tunggu... Jurnalis - Pegiat Literasi

Melihat mendengar membaca menulis dan berbicara

Selanjutnya

Tutup

Politik

Masa Depan Parpol Vs Kegilaan Oligarki

20 Februari 2022   21:52 Diperbarui: 20 Februari 2022   22:00 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rekrutmen yang juga menjadi fungsi dan tugas parpol juga tidak nampak kita lihat. Satu persatu peran strategis parpol mulai hilang. Kepunahan parpol akan terjadi, manakala parpol kehilangan fungsinya. Parpol seperti rela menghilangkan keistimewaannya sendiri.

Kaderisasi parpol macet. Akselerasi terhambat. Elit parpol mandul dalam mereproduksi kader-kader unggulan, atau telah bergeser semangatnya. Bisa jadi, elit parpol kita menjadi penganut pragmatis akut. Yang memandang uang, elektabilitas adalah (Tuhan) segalanya sehingga mengorbankan kadernya.

Lalu mengusung figur di luar parpol untuk dijagokan maju sebagai Capres atau Cawapres. Mutasi kepemimpinan yang ada di Indonesia memang 99 persen ditentukan parpol. Baik dalam skala regional maupun nasional. Artinya, parpol perlu dikuatkan. Konsolidasi demokrasi terus dikuatkan.

Tantangan yang mengkhawatirkan bagi parpol ialah munculnya figur pemimpin di luar parpol. Yang potensinya menggeser kader parpol untuk maju sebagai Capres dan Cawapres. Parpol diharapkan mengambil peran check and balance. Yang nyata dan akan menghalangi parpol di tahun 2024 yaitu konsistensinya. Parpol diharapkan dapat mengangkat kadernya menjadi pemimpin nasional.

Jangan lagi mengimport calon pemimpin publik (Capres dan Cawapres). Dengan begitu parpol tegas mempertahankan dan memperlihatkan derajatnya. Parpol tidak kehilangan fungsi. Karena bagaimanapun ancaman konsistensi parpol terus dihantui. Parpol "diteror" dari berbagai penjuru.

Baik teror berupa desakan dari kelompok pemodal, maupun kepentingan oligarki. Masa depan politik akan baik di Indonesia akan selamat, jika parpol tidak disandera. Kader parpol diberi ruang dan peluang untuk menjadi Capres dan Cawapres. Pertengkaran politik antar elit kita berharap secepatnya dihentikan.

Memotret keberlanjutan dan masa depan parpol saat ini, akhirnya membuat kita menjadi pesimis. Dimana kegilaan oligarki masih tumbuh subur. Dominasi dan kerakusan menjadi watak elit. Harusnya parpol tidak disandera. Diberi kebebasan. Agar sirkulasi kepentingan dijalankan parpol secara benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun