Mohon tunggu...
Amas Mahmud
Amas Mahmud Mohon Tunggu... Jurnalis - Pegiat Literasi

Melihat mendengar membaca menulis dan berbicara

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kader Andalan, Arteria Dahlan Tidak Akan Dipecat PDI Perjuangan

26 Januari 2022   09:51 Diperbarui: 26 Januari 2022   09:53 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arteria Dahlan (Foto Alinea.ID)

TIDAK bisa atas tekanan publik lantas DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P) memecat Arteria Dahlan, sebagai kader. Sebagai politisi muda energik dan vokal, Arteria kini menjabat Anggota DPR RI. Tidak mudah capaian yang diraihnya tersebut. 

Arteria kini muncul lagi dengan kontroversinya. Diduga melecehkan warga Sunda. Arteria telah meminta maaf. Ingatan kolektif tentang watak politisi di Indonesia lekas pudar.

Pressure publik masih tetap ada. Sampai muncul tuntutan dan resistensi agar DPP PDI Perjuangan memecat Arteria dari statusnya sebagai kader PDI Perjuangan. Menurut asumsi mereka Arteria merusak tatanan dan posisi elektoral PDI Perjuangan yang sedang naik daun sekarang ini. Ternyata logika parpol tidak seperti logika publik.

Arteria diciptakan sebagai sentrum isu atau bisa juga menjadi gelombang pemecah bagi kepentingan PDI Perjuangan. Keberanian, kelihaian Arteria dengan segala kelebihannya bisa menciptakan isu agar PDI Perjuangan terus dibiarkan publik. 

Dengan begitu panggung politik nasional terus menempatkan PDI Perjuangan diposisi teratas. PDI Perjuan ramai dibicarakan sampai sukses meraih kemenangan di Pemilu 2024.

Elit PDI Perjuangan juga tidak mau meludahi muaknya sendiri. Tidak mau memperlakukan kadernya secara semena-mena. Apalagi Arteria merupakan "kader terbaik", yang cukup mewarnai percakapan di DPR RI. 

Sangat tidak mungkin Ketua Umum PDI Perjuangan memecat Arteria. Sebab, dalam urusan mengembangkan kepentingan partai politik dan popularitas PDI Perjuangan, Arteria sangat potensial. Politisi seperti dia sangat dibutuhkan.

Punya keberanian, wawasannya luas, berpengalaman dan memiliki nyali besar. Partai politik memerlukan karakter atau syarat politisi yang seperti itu. Siap bertarung, buat keributan kapanpun.

Ini dalam perspektif percakapan politik. Singkat cerita, sekuat apapun publik menekan Ibu Ketum Megawati, tetap saja Arteria tidak akan dipecat atau di PAW dari DPR RI.

Malah dengan sikap, keberanian Arteria PDI Perjuangan diuntungkan. Artinya, selaku politisi senior dan negarawan Ibu Mega mengerti betul peran penting Arteria. Harus ada "pasukan" yang berani memberi kritik pada pemerintah, membuat sensasi. Akan merugi juga jika semua kader PDI Perjuang berpolitik secara "normatif". Takut ambil resiko, maka PDI Perjuangan akan tertinggal dan lama-kelamaan dilupakan publik.

Sosok "pemberontak" seperti Arteria harus dirawat PDI Perjuangan. Bukan dihabisi atau dibinasakan. Dengan tarian politik versi Arteria, membuat PDI Perjuangan menjadi kaya akan sumber daya manusia. Rumusnya diakhir debat publik, dan saling kecam, Arteria akan minta maaf.

Lalu rakyat lupa dan memaafkan apa yang dilakukan Arteria. Itu rumus dasarnya. Yang penting Arteria secara personal makin populer, PDI Perjuangan pun makin disebut-sebut rakyat.

Pada konteks kepentingan membesarkan PDI Perjuangan, maka yang dilakukan Arteria sangat berhasil. Orkestrasi politisik PDI Perjuangan cukup matang. Arteria dibenci, sekaligus dirindukan rakyat. Hal tersebut menguntungkan PDI Perjuangan.

Pola distribusi kepentingan dilakukan PDI Perjuangan dengan mitra koalisinya. Tujuannya agar tetap langgeng memimpin Indonesia. Untuk memuluskan skenario politik tahun 2024, PDI Perjuangan butuh aktor, pion yang bertugas menjadi pemain lapangan. Yakinkan, letupan dan kejutan, kontroversi dari Arteria ini tidak bebas nilai. Semua ada kaitan Kepentingannya secara politik.

Teriakan Arteria diperkirakan berkoneksi dengan kepentingan bandar. Yang tidak lain adalah kelompok oligarki. Seperti itupun seterusnya, bila Arteria makin "nakal" dan "genit", maka keuntungan politik pasti diperoleh PDI Perjuangan. Langgenglah jalin klindan kepentingan, PDI Perjuangan kian diingat rakyat.

Tidak bisa dipungkiri, Arteria menjadi motor penghasil popularitas bagi PDI Perjuangan. Pekerja partai yang baik, "pembuat onar" yang menghasilkan. Jurus mabuknya menguntungkan PDI Perjuangannya. Politisi yang satu ini menjadi kader andalan, pemimpin masa depan bagi PDI Perjuangan.

Merugilah PDI Perjuangan jika memecat Arteria. Kader muda potensial seperti Arteria sangatlah jarang ditemukan saat ini. Muda, berani, berwawasan, petarung politik. Modal itulah yang suatu waktu mengantar Arteria menjadi Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan ditahun-tahun yang akan datang.

Ketika PDI Perjuangan mau maju, figur muda semacam Arteria, Adian Napitapulu, Budiman Sudjatmiko, Masinton Pasaribu, Maruar Sirait, selain Ahmad Basarah, dan beberapa kader potensial yang lain diberi ruang untuk memperkuat Puan Maharani. Jangan mereka diberi batasan.

Publik tahu betul, PDI Perjuangan merupakan parpol haigh class. Yang telah memiliki mapping masa depan. Proyek politik dan obsesinya untuk menang lagi di Pilpres 2024 akan diwujudkan, tapi jika salah membuat skenario.

Tidak tepat dalam berbagi peran dan menjalankan skenario, maka siap-siaplah PDI Perjuangan gigit jari. Arteria adalah aset bagi PDI Perjuangan yang tidak mungkin dipecat. Elit PDI Perjuangan lebih memilih Arteria ketimbang aspirasi pemecatan yang disodorkan rakyat.

Untuk porsi Ganjar biarlah ia mengurus DKI Jakarta, Puan Maharani diusung maju Pilpres bersama Sandiaga Uno. Itu suara-suara sumbang yang terdengar, bila benar maka pertarungan politik di Pilpres 2024 makin menarik.

Lalu komitmen politiknya, anaknya Presiden Jokowi, yakni Gibran Rakabuming dipersiapkan mengganti posisi Ganjar sebagai Gubernur Jawa Tengah. Atau berpotensi memimpin Ibu Kota Negara baru di Kalimantan. Para elit dipastikan telah mengskemakan kepentingan tersebut. Kita berharap demokrasi tidak menjadi gaduh.

Yakinlah, orang seperti Arteria Dahlan tetap mendapat peran disini. Dan kelompok oligarki akan membutuhkan dayang-dayang. Yang perannya mengalihkan konsentrasi publik, mengamankan kepentingan elit. Siap sedia perang dengan kelompok oposan yang berbeda kepentingan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun