Mohon tunggu...
Amas Mahmud
Amas Mahmud Mohon Tunggu... Jurnalis - Pegiat Literasi

Melihat mendengar membaca menulis dan berbicara

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pengusiran Babe Haikal dan Parodi Politik

23 Januari 2022   15:29 Diperbarui: 24 Januari 2022   09:24 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SEPERTI parodi, pengusiran Ustad Haikal Hassan di Malang, Sabtu, 22 Januari 2022, diduga by order. Terlihat pada video yang viral di Media Sosial itu, sekelompok orang yang mengusir Babe Haikel berteriak NKRI Harga Mati. Lucu-lucu saja, mengaku "NKRI Harga Mati", kok bersikap anti dialog (musyawarah). Insiden ini seperti adanya parodi politik.

Perilakukan segelintir orang yang katanya "mewakili" warga Kota Malang itu merupakan praktek diskriminasi yang nyata. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), itu mencakup semua dari Sabang sampai Merauke. Jika perlakuan semacam itu "pengusiran" juga terjadi di daerah-daerah lain di Indonesia. Apakah dibenarkan?.

Mereka sekelompok orang ini mengirimkan pesan buruk kepada rakyat Indonesia lainnya. Main hakim sendiri. Dimana aparat Keamanan kita disaat sesama rakyat sipil saling "baku hantam"?. Jangan memberi citra buruk juga bahwa ada perlakuan yang tidak adil dalam penindakan kasus-kasus serupa dilakukan aparat Keamanan. Kepolisian harus tindak tegas. Berikan kenyamanan pada semua rakyat.

Peristiwa pengusiran di Kota Malang ini memalukan. Menandakan pemerintah kita gagal. Dalam aspek kebebasan rakyat "berceramah" atau berkegiatan diduga kuat mendapat hambatan. Disumbat dan dijegal dengan cara-cara yang sangat kuno. Kepolisian seolah-olah lalai untuk mendeteksi kehadiran segelintir orang itu dalam agenda mengusir Babe Haikal.

Tidak sesempit itu memaknai demokrasi. Tidak begitu pula kekhawatiran anda-anda segelintir orang yang beralasan jangan sampai Babe Haikal memprovokasi jama'ah (rakyat) untuk membuat kegaduhan. Begitu parsial dan picik. Apalagi dibeberapa media digital, ada respon dari kader PSI, Muannas Alaidid, yang bersyukur karena Babe Haikal diusir. Reaksi yang menggambarkan sikap kedangkalan berfikir seorang politisi.

Semoga politisi lainnya di republik ini tidak berpikiran kerdil seperti Muannas dalam merespon kasus pengusiran Babe Haikal. Bagaimana mungkin kenyamanan rakyat, kerukunan, dan kedamaian terlahir bila oknum-oknum yang doyan mengusir orang lain masih ada. Jangan-jangan mereka dibayar. Kita juga wajib curiga ada grand skenario, yang sengaja membuat gaduh Indonesia. Para pengusir itu bisa menjadi pemantik karusuhan. Tentu kita semua berharap, mereka diproses pihak Kepolisian.

Rakyat pasti terusik. Jangan sok jagoan, memobilisasi massa, teriak dan merendahkan orang lain dengan melibatkan massa. Indonesia milik kita semua. Jikalau Babe Haikel kedapatan, tertangkap tangan melakukan kerusuhan, keonaran dan menyebarkan kebencian barulah secara hukum bisa diproses. Itupun, bukan dengan cara main hakim sendiri. Mengusir dan secara langsung kalian menyebarkan ketidaknyamanan bagi orang lain untuk berkegiatan di Kota Malang.

Bukalah cara pandang kalian. Praktek yang demikian kebanyakan hanya dipertontonkan para preman, kaum kriminal. Penyuka kekerasan, bila kalian para pengusir Babe Haikel adalah kaum intelektual atau aktivis organisasi yang matang. Pasti tidak melakukan hal memalukan tersebut. Perilaku itu hanya merendahkan eksistensi kalian sebagai manusia beradab.

Menanggapi video tersebut, saya bukanlah pengagum Babe Haikal. Saya tidak secara individu atau keluarga akrab, bertalian darah dengan beliau. Tetapi, sebagai manusia berakal dan punya nurani saya menolak cara-cara konservatif tersebut. Dunia demokrasi tidak seperti ini dimaknainya. Bukan main usir sana usir sini. Mari kita jaga kerukunan, toleransi dan saling menghormati. Dengan etika, moralitas yang dikedepankan.

Jangan merasa paling toleran, kemudian bersikap mengusir orang lain. Sesungguhnya anda sedang menunjukkan sikap intoleransi. Adillah sejak berfikir. Agar tindak tanduk anda juga bisa adil, menyejukkan buat orang lain. Apa bedanya, jika ada orang yang merasa menghargai perbedaan, pluralisme, namun dalam tindakannya ternyata ia sendiri jauh dari nilai-nilai penghormatan terhadap kemajemukan.

Bersikap jujurlah juga, kenapa anda-anda sangat senang, terlebih politisi PSI yang bersyukur ketika Babe Haikal diusir di Malang?. Sebetulnya anda sedang mengembangkan sikap antipati. Lantas anda bermain standar ganda, dan teriak orang lain tidak toleran. 

Menuding secara membabi-buta. Anda kelihatannya tidak punya empati ketika sesama manusia lainnya diperlakukan tidak adil. Belajarlah menjadi politisi negawaran. Tidak laku politisi yang nebeng isu-isu nasionalisme dan NKRI. Rakyat sudah pintar Bung Muannas.

Padahal jika perlakuan tidak elok tersebut terjadi pada kelompok politik anda, pasti anda memproduksi isu lain lagi. Tema dan jualan anda beda lagi. Memiriskan kalau ada politisi berpikiran terbatas seperti itu. Ada rakyat yang diusir kok si politisi yang satu ini bersyukur. Sungguh aneh bukan. Yang menggambarkan bahwa anda-anda tidak konsisten menjaga keutuhan NKRI.

Mereka yang menggelar demo di Malang tersebut ternyata hanyalah Ormas Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB). Yang sebelum melakukan penolakan di lapangan terhadap Babe Haikal, mereka memasang spanduk bertuliskan Tolak Dai Provokator. Menyedihkan menyikapi Ormas yang berfikir sektarian seperti ini. Pimpinan Ormasnya segeralah diproses Kepolisian. 

Sebab di tengah teriakan segelintir orang ini mengusir Babe Haikal terpantau ada Polisi dan pihak TNI ternyata yang ikut mengamankan situasi. Tapi mereka hanya mengawal agar Babe Haikal bisa dipulangkan dengan aman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun