Jika tak boleh melihat
Bolehkah aku mendengar
Atau bisakah aku meraba
Suatu keindahan tentu harus aku puji
Menarik bahkan memikat hati
Jika keindahan begitu aku cintaiÂ
Sudah pasti ketidakadilan yang aku benci
Namun siapakah aku ini
Hanya penyair yang tak dikenang nama
Jauh lebih mulialah rendra dan chairil
Aku hanya anak muda yang kebetulan cinta akan sastra
Sajakku tak terlihatÂ
Bahkan diriku pun tidak dikenal
Kata orang jika ingin abadi maka menulislah
Itulah harapanku awalanya
Namun aku tidak dapat membohongi diri
Mata ini mau lebihÂ
Jiwa ini ingin lebih
Aku ingin sajakku menggugat pembacanya
Karena itu kejujuran tidak aku sembunyikan dibalik makna
Karena keadilan harus diwartakan
Nyawa yang melayang
Jiwa yang terusir harus aku sampaikan kepada semua nya
Sajakku tentang keutamaan dan mencari pembelaan
Ketidakadilan apakah harus tetap dipertontonkan
Aku hanya penyair kecil tanpa harapan
Namun aku ingin kalian memahami
Bahwa hati menuntut jati
Dan diri ini mencari yang pasti
Karena itu menulislah
Meskipun pada akhirnya kau menghilang bersama sajak sajak yang tak berarti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H