Mohon tunggu...
Aulia Haritsatu Rohman
Aulia Haritsatu Rohman Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Suka mumet, makanya suka nulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Eksistensi Maskulinitas: Bagaimana Tangis Adam Dianggap Tabu di Dunia Putih-Abu

8 Juli 2023   18:32 Diperbarui: 8 Juli 2023   18:44 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disebutkan pula oleh Nur Hasyim, pendiri Aliansi Laki-Laki Baru, "Laki-laki banyak terlibat dalam perilaku yang berisiko misalnya kebut-kebutan di jalan, terlibat dalam kekerasan. Tidak ada self-respect. Tidak asertif. Laki-laki lebih agresif dalam menyelesaikan konflik. Maskulinitas yang hurtful itu tidak manusiawi, bagi laki-laki sendiri apalagi bagi orang lain." Dari paparan Nur Hasyim tersebut, toxic masculinity mempunyai dampak buruk. Terlebih lagi pada mereka yang usia remaja. Mereka akan lebih merasa 'jagoan' dikarenakan pelabelan laki-laki berkaitan dengan kuat, agresif, dan kasar. Sehingga akan menimbulkan kerusuhan-kerusuhan seperti tawuran, kebut-kebutan di jalan, dan lain sebagainya.

Perlunya sinergi antara murid dan guru agar menjadikan lembaga pendidikan menjadi tempat yang sesuai fungsinya dan tidak menakutkan untuk bersosialisasi. Maskulinitas diperlukan kehadirannya agar keseimbangan terjaga. Namun, yang menjadi permasalahan di sini adalah ketika laki-laki yang dianggap kemayu itu mendapat olok-olokan dan hal yang seharusnya lumrah dilakukan semua gender malah dicap sebagai kelakuan salah satu gender saja. Itulah yang disebut toxic.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun