Nama: Amar Prasetyo Aji
NIM: 1903016107
Kelas: PAI 4 C
Dosen Pengampu: Naili Rofiqoh, S.Psi.M.si.
Mata Kuliah: Psikologi Perkembangan
Materi: Prinsip dan Faktor Perkembangan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kenakalan Remaja
PENDAHULUAN
Remaja adalah generasi pemimpin bangsa di masa yang akan datang. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa, umur mereka adalah antara 12-21 tahun atau bisa dibilang masih menduduki bangku sekolah (Riswanto, 2019). Biasanya saat menginjak masa remaja/pubertas emosi pada seseorang cenderung tidak stabil dan mudah terbujuk oleh orang lain. Pada anak perempuan pubertas terjadi pada awal usia 8 tahun sedangkan anak laki-laki terjadi pada awal usia 9 tahun. Selain mudah di bujuk oleh teman sebayanya remaja juga sulit untuk mengkontrol emosinya dikarenakan cara berfikirnya yang masih labil. Banyak kasus-kasus yang remaja terlibat didalamnya seperti pencurian, tawuran, bahkan pembunuhan.
Sekolah yang seharusnya tempat untuk mengajarkan moral pada remaja terkadang menjadi tempat yang jarang dimanfaatkan oleh para remaja untuk yang seharusnya, melainkan malah digunakan untuk menikmati masa mudanya seperti dengan bolos sekolah, bercanda berlebihan dengan teman, pergi ke kantin, bahkan yang paling parah adalah adanya perzinaan di sekolah. Masa anak-anak tidak kalah pentinganya dengan masa remaja keduanya adalah penyumbang besar bagi arah tujuan hidup seseorang, lingkungan yang buruk, orang tua yang tak acuh, pendidikan yang tidak disiplin maka kemungkinan besar akan membawa seseorang itu terjun kedunia yang bebas dan terjerumus pada pergaulan yang salah dan lungkungan yang buruk. Sebaliknya apabila kedua orang tua memperhatikan dan berhati-hati terhadap perkembangan anaknya pada masa anak-anak maupun remaja dengan menyediakan fasilitas yang layak untuk mencapai tujuan hidup yang benar dengan bimbingan keagamaan seperti ngaji, pendidikan yang layak, dan membatasi pergaulan, insyaallah anak tersebut akan menjadi orang yang sesuai apa yang kedua orang tuanya telah berikan kepadanya dan yang diharapkan padanya.
Apabila remaja tidak berhasil dalam mengembangkan identitas dirinya maka akan terjadi penyimpangan dalam perilakunya dengan melakukan tindak kejahatan atau menutup diri dari masyarakat (Elhesmi et al., 2013). Selain peran lingkungan dan orang tua perlu adanya kemauan dari anak/remaja itu sendiri untuk menjadi orang yang benar, meskipun orang tua sudah memfasilitasi dengan pondok pesantren, membatasi pergaulan tapi jika orang tersebut tidak ada keinginan dari dirinya sendiri untuk menjadi orang sukses maka akan sia-sia saja. Oleh karena itu diperlukan motivasi-motivasi untuk menyemangati anak agar tidak mengeluh dalam menjalani kehidupannya. Motivasi bisa datang dari mana saja terutama teman dekat dan orang tua, sehingga anak tidak akan merasa sendirian setiap waktu.
Terlepas dari semua usaha yang kita lakukan untuk anak kita, agar pada masa remaja/dewasanya menjadi orang yang sukses tentu saja tidak akan terwujud apabila tuhan tidak menghendaki. Oleh karena itu perlu orang tua untuk mendoakan anaknya setiap hari agar menjadi anak yang sukses di dunia dan akhirat kelak, karena doa orang tua kepada anaknya adalah seperti doa nabi Muhammad SAW. kepada umatnya, sehingga tidak akan diragukan lagi manjurnya doa tersebut. Terbukti dengan kisah Malin Kundang yang berubah menjadi batu karena dikutuk oleh ibunya karena durhaka kepadanya atau seperti terkabulnya doa dari ibu Soekirah yang mengharapkan anaknya menjadi raja, dan benar saja anaknya menjadi presiden ke-2 di Indonesia dan menjabat seumur hidup atau 33 tahun, sungguh masa jabatan yang lama. Jika kita tidak mendapat restu orang tua untuk masuk surga maka apa yang bisa kita perbuat, surga ada di bawah telapak kaki ibu, derajad ibu 3 tingkat diatas ayah, kasih ibu sepanjang jalan, dan kita tidak akan mampu untuk membalasnya, andaikan kata kita punya harta seisi bumi untuk berbakti kepada ibu kita, itu hanya ibarat titik debu di kaki seseorang, semoga kita semua termasuk orang-orang yang memuliakan orang tua, amin.
PEMBAHASAN
1. Faktor-Faktor Kenakalan Remaja
Ada berbagai macam faktor yang mengakibatkan prilaku kenakalan remaja itu muncul, baik secara internal (faktor dalam) maupun eksternal (faktor luar).(Shofwatal, 2017)
A. Faktor Internal (faktor dalam)
Masa pubertas identik dengan kecemasan, kebingungan, persahabatan, pengenalan diri bersenang-senang dan sebagainya. Tidak jarang bila remaja mudah sekali tersinggung. Karena remaja lebih  memiliki sifat egosentris. Dalam fakto-faktorinteral penyebab penyimpangan prilaku remaja, lebih cenderung kepada:
1) Psikologi Pribadi
Mental remaja masih tergolong tidak stabil dengan didukung rasa ingin diakui yang kuat, Â biasanya remaja cenderung melakukan apa saja tanpa mempertimbangkan akibat yang akan terjadi. Oleh karenanya, dalam kondisi seperti ini para orang tua janganlah membiarkan dengan diam begitu saja terutama bagi anaknya yang sudah mulai beranjak ke masa remaja. Di usia yang rentan seperti ini lebih baik para orang tua mengarahkan anaknya menuju kedalam pendidikan yang positif, seperti halnya mengikuti kegiatan remaja masjid (Remas) yang ada dilingkungannya, atau pun mengikuti kegiatan seni budaya dan olah raga yang diadakan oleh ekstrakulikuler di sekolah. Dalam diri seseorang pasti ada potensi yang luar biasa, jadi orang tua bisa mendukung anak untuk mencapai cita-citanya.
2) Keluarga
Keluarga adalah madrasah pertama dan merupakan dasar yang paling pokok bagi perkembangan dan pertumbuhan kepribadian anak. Oleh karena itu keluarga menciptakan peranan penting dalam memberikan stimulus atau rangsangan bagi pembentukan kepribadian anak. Lingkungan keluarga ada berbagai macam keadaannya dan adanya potensi anak serta fasilitas dari keluarga dapat memberikan pengaruh yang positif maupun negative. Keluarga yang baik akan menciptakan pengaruh positif bagi anak-anaknya.
Keadaan keluarga yang buruk (broken home) maupun keluarga yang broken home semu (quasi broken home), keduanya akan mengakibatkan potensi yang kuat dalam membuat murid menjadi melakukan tindakan nakal di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.(Shofwatal, 2017)
3) Krisis Identitas
Perubahan remaja secara biologis dan sosiologis memungkinkan terjadinya dua bentuk penggabungan. Pertama, terciptanya perasaan akan ketetapan/prinsip dalam kehidupannya. Kedua, terbukanya identitas peran. Kenakalan remaja seringkali terjadi dikarenakan remaja tidak bisa mencapai masa integrasi kedua. Kenakalan remaja artinya adalah menata kembali emosi dan perasaan mereka yang telah hancur karena proses terhadap lingkungan sekitar.(Shofwatal, 2017)
4) Kontrol Diri Yang Lemah
Masa pubertas adalah masa yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima akal sehat dan hati dengan yang tidak dapat diterima dan lebih mudah akan terseret pada perilaku "nakal". Begitu pun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengwal diri dalam pergaulan kemungkinannya akhirnya akan terjerumus juga di dalam pergaulan yang buruk.(Shofwatal, 2017)
B. Faktor Eksternal (faktor lingkungan luar).
1) Lingkungan Masyarakat
lingkungan dalam Agama Islam berarti obyek material yang kajiannya bidang lingkungan dan perumusannya didasarkan pada sumber nilai ajaran agama Islam. Lingkungan sangat berpengaruh besar pada perkembangan seseorang, dikarenakan di tempat itulah seseorang belajar setiap hari baik langsung maupun tidak langsung, sehingga secara tidak langsung kebiasaan di lingkungan tersebut kemungkinan besar juga akan memepengaruhi kebiasaan remaja.
2) Teman Pergaulan
Perilaku seorang tidak akan jauh dari teman yang biasa dia ajak berkomunikasi. Menurut beberapa psikolog, remaja itu cenderung senang hidup berkelompok (geng) dan selalu ingin diakui identitas dirinya di mata orang lain. Oleh karena itu, sikap dan perilaku yang muncul diantara mereka itu sulit untuk dilihat perbedaannya. Efek dari kenakalan remaja pasti akan berimbas pada remaja dan masa depannya. Bila tidak segera ditangani, kenakalan remaja akan mengakibatkan remaja  tumbuh menjadi sosok dengan akhlak yang tidak baik.(Shofwatal, 2017)
B. Solusi Kenakalan Remaja
a. Menutup Aurat
Agama Islam telah mewajibkan laki-laki dan perempuan supaya menutup aurat untuk menjaga kehormatan diri dan gelapnya hati. Aurat merupakan anggota tubuh yang harus ditutupi dan tidak boleh diperlihatkan kepada khalayak umum yang bukan mahramnya, terutama kepada lawan jenis agar tidak mengundang nafsu birahi serta tidak menimbulkan fitnah bagi sesama manusia. Aurat laki-laki yaitu anggota tubuh antara pusar dan lutut sedangkan bagi wanita yaitu seluruh anggota tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Di samping aurat, pakaian yang dipakai juga tidak boleh ketat, transparan atau tipis, karena itu semua dilarang oleh agama agar tidak membangkitkan nafsu syahwat baik perempuan maupun laki-laki. (Shofwatal, 2017)
b. Menjauhi Perbuatan Zina
Ajaran agama Islam adalah ajaran yang menjaga kesucian. Pergaulan dalam agama Islam adalah pergaulan yang harus dilandasi dengan nilai-nilai kesucian dan kehormatan. Dalam pergaulan dengan lawan jenis juga haruslah ada jarak sehingga tidak ada kesempatan yang terjadi untuk kejahatan seksual yang pada akhirnya akan mendzolimi diri sendiri maupun orang lain.(Shofwatal, 2017)
c. Etika Pergaulan Yang Baik
Semua jenis agama dan tradisi/adat istiadat telah mengatur tata cara pergaulan remaja. Agama Islam  juga telah menyediakan tata cara pergaulan  yang dilandasi nilai-nilai agama bagi umatnya. Tata cara itu bisa dilihat sebagai berikut:
1) Mengucapkan Salam
Mengucapkan salam ketika bertemu dengan teman guru, orang lain baik seagama maupun beda agama. Pengucapan salam merupakan doa kepada yang maha kuasa, sehingga bisa dibilang kita sedang menoakan orang lain ketika kita mengucapkan salam kepadanya.
2) Meminta Izin
Meminta izin yang dimaksud adalah tidak boleh meremehkan hak-hak orang lain. Karena banyak hak yang kita miliki dibatasi dengan hak-hak orang lain. Rasulullah SAW bersabda, "Bila salah seorang di antara kalian sudah meminta izin tiga kali dan belum juga diizinkan, hendaklah ia pulang".(Shofwatal, 2017)
3) Menghormati Yang Tua dan Menyayangi Yang Muda
Manusia yang terhormat adalah manusia yang bisa menghormati orang lain, tanpa minta dihormati orang lain, remaja jaman sekarang sering mengacuhkan nilai-nilai moral ini, bahkan mereka ada yang tega membunuh orang tuanya sendiri dikarenakan suatu alasan, hal seperti ini tidak boleh ditiru dan harus adanya peran ulama yang bisa membimbing para remaja untuk menyayangi yang muda dan menghormati kepada orang yang lebij tua darinya.
4) Bersikap Santun dan Tidak Sombong
Pada pergaulan remaja, perilaku yang ditampilkan biasanya ingin lihat lebih baik dari teman sebayanya. Hal itu tidak pemah di ajarkan di dalam pancasila maupun dalam Agama Islam. Sesungguhnya Tuhan tidak menyukai orang-orang yang sombong. (Shofwatal, 2017)
5) Berbicara dengan Sopan
Agama Islam menganjurkan  pada pengikutnya untuk selalu bertutur kata yang lembut dan tidak menyakiti hati orang lain. Selalu mengucapkan kata yang bermanfaat dan tidak menimbulkan fitnah bagi dirinya sendiri maupun orang lain.(Shofwatal, 2017)
6) Tidak Saling Menghina
Kebiasaan yang tidak baik ini sering dilakukan remaja untuk candaan. Mengucapkan kata-kata yang tidak baik dilarang dalam Islam, oleh karena itu pergaulan antar sesama manusia haruslah dijaga dengan baik. Jangan sampai para remaja tidak bisa menjaga omongan mereka, apalagi cemooh atau celaan itu dimaksudkan kepada orang tua. (Shofwatal, 2017)
7) Tidak Saling Membenci dan Iri Hati
   Perasaan iri akan datang dan berubah menjadi kebencian yang akhirnya mengakibatkan putusnya hubungan baik antar sesama. Iri hati merupakan penyakit hati yang merusak hati kita, dapat merasakan ketidaktenangan juga adalah sifat tercela di hadapan Allah dan manusia.(Shofwatal, 2017)
d. Pembentukan Lingkungan
1) Lingkungan Yang Baik dan Mendukung
Lingkungan merupakan sarana yang sangat penting dalam menentukan perilaku manusia, maka untuk menciptakan manusia yang baik haruslah memilih atau menjadikan lingkungan itu menjadi lebih baik dan mendukung dalam kegiatan sehari-hari dan bermanfaat. Sehingga para remaja berkemungkinan kecil untuk berbuat hal-hal yang negatif.(Shofwatal, 2017)
2) Pembinaan dalam Keluarga
Keluarga adalah madrasah pertama bagi anak. Maka dalam membentuk akhlak anak lebih baik dimulai sejak kecil, seperti halnya berkata jujur, bertutur kata yang sopan kepada sesama, dan selalu mengajarkan hal-hal yang baik tentang agama.(Shofwatal, 2017)
3) Sekolah
Sekolah yaitu lembaga pendidikan yang mempunyai pengaruh masif terhadap masa remaja, banyak sekali hal yang bisa kita lakukan di sekolah untuk memulai perbaikan remaja, diantaranya melakukan program mentoring pembimbingan remaja melalui kegiatan yang berbau keagamaan, kegiatan ekstrakurikuler olahraga dan lain sebagainya. Jika banyak kegiatan semacam ini dilakukan secara terus menerus maka tindak kenakalan remaja semakin berkurang dan sedikit terminimalisir.(Shofwatal, 2017)
Penutup
Kesimpulan
Remaja adalah generasi pemimpin bangsa di masa yang akan datang. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa, umur mereka adalah antara 12-21 tahun atau bisa dibilang masih menduduki bangku sekolah. Biasanya saat menginjak masa remaja/pubertas emosi pada seseorang cenderung tidak stabil dan mudah terbujuk oleh orang lain. Pada anak perempuan pubertas terjadi pada awal usia 8 tahun sedangkan anak laki-laki terjadi pada awal usia 9 tahun. Selain mudah di bujuk oleh teman sebayanya remaja juga sulit untuk mengkontrol emosinya dikarenakan cara berfikirnya yang masih labil. Banyak kasus-kasus yang remaja terlibat didalamnya seperti pencurian, tawuran, bahkan pembunuhan. Apabila remaja tidak berhasil dalam mengembangkan identitas dirinya maka akan terjadi penyimpangan dalam perilakunya dengan melakukan tindak kejahatan atau menutup diri dari masyarakat. Ada berbagai macam faktor yang mengakibatkan prilaku kenakalan remaja itu muncul, baik secara internal; psikologi, keluarga, krisis identitas, kontrol diri yang lemah, secara eksternal; lingkungan masyarakat dan teman pergaulan.
Masa pubertas identik dengan kecemasan, kebingungan, persahabatan, pengenalan diri bersenang-senang dan sebagainya. Tidak jarang bila remaja mudah sekali tersinggung. Karena remaja lebih  memiliki sifat egosentris. Mental remaja masih tergolong tidak stabil dengan didukung rasa ingin diakui yang kuat,  biasanya remaja cenderung melakukan apa saja tanpa mempertimbangkan akibat yang akan terjadi. Oleh karenanya, dalam kondisi seperti ini para orang tua janganlah membiarkan dengan diam begitu saja terutama bagi anaknya yang sudah mulai beranjak ke masa remaja. Keluarga adalah madrasah pertama dan merupakan dasar yang paling pokok bagi perkembangan dan pertumbuhan kepribadian anak. Terlepas dari semua usaha yang kita lakukan untuk anak kita, agar pada masa remaja/dewasanya menjadi orang yang sukses tentu saja tidak akan terwujud apabila tuhan tidak menghendaki. Oleh karena itu perlu orang tua untuk mendoakan anaknya setiap hari agar menjadi anak yang sukses di dunia dan akhirat kelak, karena doa orang tua kepada anaknya adalah seperti doa nabi Muhammad SAW. kepada umatnya, sehingga tidak akan diragukan lagi manjurnya doa tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Elhesmi, S., S, N., & Ibrahim, I. (2013). Peran Guru BK Dan Guru Mata Pelajaran dalam Mencegah Tawuran antar Pelajar. Konselor, 2(3).Â
https://doi.org/10.24036/02013232139-0-00.
https://www.google.com/sorry/index?continue=https://scholar.google.co.id/scholar%3Fhl%3Did%26as_sdt%3D0%252C5%26authuser%3D4%26q%3DKenakalan%2BRemaja%2B%2528Analisis%2BTentang%2BFaktor%2BPenyebab%2Bdan%2B%2BSolusinya%2Bdalam%2BPerspektif%2BPendidikan%2BAgama%2BIslam%2529%26btnG%3D&hl=id&q=EgRnaRySGNOn_YMGIhkA8aeDS07k8wSHMo8LXJPn7g_usgTl5zfPMgFy#d=gs_qabs&u=%23p%3DXRqW-JWi-hkJ. (Diakses pada 21 April 2021)
Riswanto, D. (2019). Peran Konselor dalam Mereduksi Tingkat Kenakalan Remaja di Kabupaten Pandeglang. Jurnal RAP (Riset Aktual Psikologi Universitas Negeri Padang), 10(2), 171. https://doi.org/10.24036/rapun.v10i2.106065.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI