Mohon tunggu...
Muammar Ziaul Haq
Muammar Ziaul Haq Mohon Tunggu... Lainnya - ASN yang mendukung pemerintahan yang sah. Muslim yang menghormati kamu minoritas.

Learn from yesterday Live for today Hope for tomorrow

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rizieq Vs Nikita, Lawan Sepadan

16 November 2020   15:16 Diperbarui: 16 November 2020   15:43 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO

Kepulangan Habib Rizieq belum sampai 1 bulan dari umrah panjangnya selama 3,5 tahun, namun Indonesia digegerkan dengan tensi politik yang kian memanas. Rizieq, Front Pembela Islam (FPI) beserta ormas anakanya tiada henti nya menggaungkan Revolusi Akhlak di media sosial, bahkan jauh hari sebelum kepulangannya tepatnya pada saat pergelaran demo penolakan Omnibus Law oleh mereka. 

Pemerintah dengan segala wewenangnya seolah takut untuk menyentuh kedaulatan Rizieq dan para pengikutnya. Gelar Imam Besar sudah terlanjur dipercaya oleh pengikutnya yang fanatik bahkan katanya rela menumpahkan darahnya demi junjungannya tercinta. Apalagi dukungan yang diberikan oleh Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta, yang secara tidak langsung membuat kelompok ini semakin besar kepala. 

Di tengah pandemi Covid-19, dimana protokol kesehatan harus diprioritaskan, kelompok ini seolah menganggap bahwa pandemi sudah tidak berlaku kembali. Masyarakat sebenarnya sudah banyak yang geram, ketika awal kedatangan Rizieq di Bumi Khatulistiwa memperlihatkan betapa semena menanya kelompok ini dalam berbangsa dan bernegara. 

Bandara menjadi porak poranda, lalu lalang bukan lagi macet bahkan lumpuh total, bahkan merasa hebat sekali dengan mengendarai motor di jalan tol. Protokol kesehatan? abai saja bos, asal pakai daster dan sorban sudah pasti aman! Bahkan difasilitasi sama yang punya wilayah DKI!

Kala Pemerintah terkesan bungkam dan menunjukan sikap no comment, bahkan Menpolhukam Mahfud MD yang sempat mengatakan "SIKAT!", dibuat tidak berkutik seribu bahasa sehingga membuat mereka semakin menjadi jadi. Namun ada orang gila, yang tidak memiliki latar belakang politik, bukan dari kalangan militer, atau yang memiliki wewenang terkait penanganan Covid-19 mewakili suara jutaan masyarakat yang selama ini lebih memilih diam. 

Konsekuensinya adalah harga diri dan namanya diinjak injak oleh kelompok pelopor Revolusi Akhlak ini dengan melekatkan istilah "LONTE" kepadanya. Hal yang belum dilakukan oleh Menteri, Kapolri, Satgas Covid-19 hingga Pemda DKI Jakarta yang rasa rasanya harus berlindung di balik kegigihannya dalam menyuarakan keresahan masyarakat seminggu terakhir. Bahkan seorang Gubernur DKI pun harus "sungkem" terlebih dahulu kepada Habib Rizieq Syihab. Sosok itu biasa kita kenal dengan nama akrab Nyai Nikita Mirzani, seorang janda kontroversial.

Bahkan oleh salah satu pentolan mereka, Ustad (Katanya) Maheer At-Thuwaillibi yanng semakin merendahkan derajatnya dengan sumpah serapah ala mereka, Nikita diiancam rumahnya akan digeruduk oleh 800 orang laskar jika tidak segera merevisi pernyataanya yang menyebut "Tukang Obat" ini nyusahin orang. 

Tapi apakah Nikita gentar? Bukan malah menyiutkan nyalinya malah dia semakin menjadi jadi. Dia bahkan berhasil menguliti Soni Eranata (Nama asli ustad Maher) yang pada akhirnya memblock akun twitter Nikita. Sampai sini sudah paham kan siapa yang sebenarnya pengecut? Mengancam akan mengepung rumah janda 3 anak ini dengan 800 laskar, eh hanya dengan beberapa tweet dari Nyai si Soni sudah kapok tidak mau meladeninya lagi.

Tidak lama kemudian, dalam acara Maulid Nabi yang dirangkaikan dengan acara nikahan Najwa Syihab (Putri Habib Rizieq), Big Boss FPI ini rupanya merasa disinggung. Di tengah ceramahnya, dia secara gamblang menyinggung Nikita dengan semakin mencemarkan namanya dengan istiah LONTE. Pengikut Rizieq tentu saja menyoraki Imam Besar Dzuriyah Rasulullah yang Maha Suci ini dan semakin mengelu elukan namanya. 

Dari sini sudah bisa kita lihat bahwa Rizieq memberi perhatiannya kepada Nikita dan meresponnya sudah menggambarkan kualitas Rizieq dan pengikutnya sampai dimana. Mungkin Rizieq sudah frustasi, karena aksi aksi dan komentar revolusi akhlak hingga revolusi berdarahnya tidak ada yang direspon pemerintah. Ciee caper ni yee tapi nggak pernah di gubris.

Yang terbaru Nikita menantang Rizieq untuk dites DNA nya untuk membuktikan apakah benar dia keturunan nabi, atau hanya klaim sepihak yang diyakini Rizieq dan umatnya. Tentu saja sekali lagi para pengikut Rizieq semakin bergejolak ketika keabsahan darah Rasulullah yang mengalir pada Rizieq diragukan oleh "Lonte". Babak selanjutnya akan segera dimulai, entah Rizieq dan pengikutnya yang semakin menunjukan tabiat asli mereka di depan publik, atau Nikita yang akan kembali berhasil melucuti kemunafikan para pengampu gerakan Revolusi Akhlak.

Yang jelas apa yang dilakukan Rizieq ini sangat jauh kali esensinya dari konsep Revolusi Akhlak yang ia tawarkan. Kecuali jika Revolusi Akhlak ini tertuju kepada Rizieq, FPI, PA 212 dan gerombolan pengasong khilafah ini, baru rasanya sangat tepat sekali. Bukankah jika hendak melakukan sesuatu yang besar apalagi yang ada kaitannya dengan orang banyak kita harus mulai dari diri sendiri?

Kalau saya pribadi sih, menganggap Nikita ini secara akhlak lebih beradab daripada Rizieq. Dia tampil apa adanya tanpa embel embel agama untuk membenarkan segala perilakunya yang terkenal agak nyeleneh dan kontroversial. Dihadapan hukum pun Nikita tidak kabur dan umrah selama 3,5 tahun, melainkan dengan gagah gempita menerima pengadilan penguasa meja hijau.

Gak perlu Muhammadiyah dan NU untuk turun tangan. Ormas sekelas Muhammadiyah dan NU jangan mau terprovokasi dengan mereka yang seolah ingin menunjukan fantastisnya massa yang turun kejalan untuk berjuang. Muhammadiyah dan NU cukup berjuang kepada masyarakat dengan aksi konkret dalam bentuk Ribuan Ponpes, Rumah Sakit, Yayasan, Sekolah, Universitas dan kantor ranting hingga ke luar negeri. Tidak usah membandingkan Habib Rizieq ini dengan Habib Luthfi apalagi KH. Said Aqil. Ya nggak level lah. Pemerintah pun sepertinya tidak perlu turun tangan untuk menghadapi gerombolan berjubah agama ini, karena mereka sudah menemukan lawan yang sepadan. Nikita Mirzani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun