Apa yang Sudah Manusia Lakukan ?Â
Manusia selama ini boleh beranggapan bahwa ialah makhluk yang paling bijak. Tidak jarang manusia menyangka bahwa dia adalah makhluk yang paling cerdas.Â
Sejatinya bijak itu digunakan untuk melakukan suatu langkah yang cerdas, sayangnya terkadang manusia yang sangat cerdas ini terlalu "bijak" untuk membuat suatu keputusan.Â
Hebat sekali manusia mampu memisahkan atom untuk membuat nuklir. Tak berhenti disitu, Â manusia bisa membuat mesin yang bisa mengelilingi bumi.Â
Sungguh bukti nyata kecerdasan manusia, saking cerdasnya ada wacana mesin tersebut digunakan untuk mencari planet pengganti bumi yang telah mulai rusak. Terlampau alangkah cerdasnya kebijakan yang hendak dibuat tersebut!
Manusia pun, yang notabene kedudukannya paling tinggi dalam rantai makanan, terlampau lama sekali menutup telinga. Jarang sekali ada yang mendengar bahwa selama ini bumi sedang menjerit dan meronta ronta. Â
Manusia yang diamanahi sebagai khalifah sejak zaman dahulu kala rupanya telah lupa akan perannya selaku the guardian. Bumi mendapati krisis nyata seperti Global Warming, lingkungan kumuh, dan keberadaan "kuman" yang senantiasa menggerogoti nya dari dalam sejak zaman dahulu. Tidak terlalu naif rasanya jika saya melisankan nama kuman tersebut dengan nama ilmiah homo sapiens.
Terima kasih Corona Sudah Mengingatkan! COVID-19 The Ally of Earth!
Dunia sudah berbalik karena Corona. Keadaan sekarang ini bisa kita sebut sebagai WOW moment. Tidak bisa disangkal lagi bahwa virus COVID-19 merupakan bencana bagi peradaban manusia sekarang di belahan dunia manapun.Â
Aktivitas yang dilakukan manusia sekarang pun berkurang secara signifikan sejak masyarakat tidak diizinkan keluar rumah kecuali untuk kepentingan yang mendesak.Â
Manusia diseluruh dunia seolah dikekang dan dikurung sengaja "di-indoors -kan" yang merupakan upaya untuk menghentikan penyebaran virus COVID-19.Â
Bagi indonesia sendiri, rasa rasanya dampak keberadaan COVID-19 yang hampir sebulan ini mulai menampakan konsekuensinya. Rupiah melemah, penundaan pilkada, stok darah PMI menipis, rantai pasokan melambat, PHK kerja, tenaga medis kekurangan APD hingga defisit APBD.Â
Ketika manusia sedang sibuk bergulat dengan pandemi virus corona, ada suatu perkembangan besar yang tak terkira dan kita tidak bisa menyangkalnya, bahwa itu adalah suatu hal yang baik.Â
Satelit yang mengorbit pada bumi mendokumentasikan bahwa polusi udara berkurang secara drastis. Dengan lebih sedikit mobil dijalan dan pabrik yang beraktivitas, manusia akhirnya memberikan bumi kesempatan untuk "bernafas" karena minimnya emisi karbon dioksida(CO2) dan Nitrogen Dioksida (NO2) beberapa pekan ini. Tidak bisa dipungkiri, kehidupan manusia memang berbelok secara tajam, akhirnya bumi mendapat kesempatan untuk melakukan penyembuhan. Â
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh NASA dan European Space Agency (ESA), gambar tersebut menunjukan penurunan signifikan penyebaran Nitrogen Dioksida (NO2) , racun yang biasanya dihasilkan oleh kendaraan, pembangkit listrik dan pabrik-pabrik. Perubahan signifikan ini tida hanya terjadi di China saja, melainkan di seluruh Eropa dan Asia.  Hal tersebut merupakan kemajuan dari upaya yang dilakukan untuk "mengekang" iklim walaupun hanya sementara sampai pandemi ini berakhir.Â
Nature is healing, we are the virus
Corona Memberi Kesempatan Bumi Untuk Bernafas dan Memperbaiki Diri
Kita mungkin berjuang karena mengalami perubahan drastis di kehidupan sehari hari kita pada masa pandemi ini. Tapi kita tidak bisa menyangkal jika lingkungan mendapatkan manfaat yang besar dikarenakan sedikitnya aktivitas yang dilakukan manusia di luar rumah.Â
Sebagai contoh, penurunan jumlah travelling di darat, air dan udara menyebabkan banyak sekali pengurangan emisi karbon di seluruh dunia. Corona sekali lagi membuka mata kita agar kita tidak merusak lingkungan dan mengeksploitasi alam demi keserakahan dan kepentingan pribadi.
Krisis nyata yang dihadapi bumi bukanlah Global Warming maupun kerusakan lingkungan melainkan kita manusia yang tidak mampu menjalankan tugas untuk menjaganya. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H