Bagaimana Cacing Tabung Raksasa bertahan di Lubang Hidrotermal?
        Ekosistem lubang hidrohermal tidak bergantung pada tanaman hijau dan sinar matahari untuk makanan mereka. Mereka mampu menggunakan zat kimia dalam cairan hidrotermal melalui proses yang dinamakan kemosintesis yaitu proses di mana organisme hidup mengubah energi di lingkungan mereka menjadi energi yang tersimpan dalam molekul organik. Massa yang keluar dari lubang hidrotermal mengandung banyak mineral terlarut dan mendukung populasi bakteri kemoautotrofik.
Cacing tabung raksasa tidak mempunyai mulut, mata, perut, dan saluran pencernaan. Lalu bagaimana cara memperoleh makanan yang dibutuhkan agar dapat bertahan hidup? Jawabannya adalah cacing tabung raksasa  bersimbiosis mutualisme dengan bakteri kemosintesis di dalam jaringan tubuhnya. Trophosome pada cacing tabung dipenuhi oleh bakteri yang melahap gas vulkanik (umumnya hidrogen sulfida) serta menjadi sumber makanan dan energi. Saat bakteri mengubah bahan kimia menjadi energi untuk diri sendiri, mereka menghasilkan gula sederhana dan senyawa lain yang diserap cacing sebagai makanan. Cacing tabung raksasa menggunakan hemoglobin untuk mengekstrak oksigen dari lingkungan sekitarnya dan sekaligus mentolerir pengaruh hidrogen sulfida yang dalam keadaan normal bersifat inhibitor pada oksigen.
Perilaku dan Reproduksi
Cacing tabung raksasa membentuk koloni padat di lubang hidrotermal dan merupakan salah satu hewan laut yang tumbuh paling cepat serta mencapai dewasa hanya dalam 18 bulan. Larva cacing di perairan dalam, mencoba menemukan lubang hidrotermal yang dapat menjadi tempat tinggal di sekitarnya. Kemudian akan menetap dan menempel di dasar berbatu ketika mendeteksi bahan kimia yang tepat di dalam air.
Proses reproduksi cacing tabung raksasa terjadi ketika cacing betina melepaskan telur dan cacing jantan melepaskan sperma yang berisi ratusan sel sperma ke laut lepas. Sejumlah besar sel telur dibuahi di dalam atau diluar saluran reproduksi betina dan dilepaskan ke air. Larva muda berenang dengan bantuan silia mirip rambut dibagian depan tubuh mereka di dekat lubang hidrotermal untuk membentuk komunitas cacing tabung baru.
Referensi
Bright, M., J. Klose., & A. D. Nussbaumer. 2013. Giant tubeworms. Current Biology 23(6): R224-5.
Cary, S. C., H. Felbeck., & N. D. Holland. 1989. Observations on the reproductive biology of the hydrothermal vent tube worm Riftia Pachyptila. Marine Ecology Progress Series 52: 89-94.
Jin, Min., Y. Gai., X. Guo., Y. Hou., & R. Zeng. 2019. Properties and applications of extremozymes from deep-sea extremophilic microorganisms: a mini review. Marine drugs 17(12): 1-16.
Minic, Z., & G. Hervé. 2003. Arginine metabolism in the deep sea tube worm Riftia Pachyptila and its bacterial endosymbiont. The Journal of Biological Chemistry 278(42): 40527-40533.