Mohon tunggu...
Amaranggana Ratih Mradipta
Amaranggana Ratih Mradipta Mohon Tunggu... Lainnya - history graduates, bachelor of literature

culture, culinary, events and travel enthusiast.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

[Sabtu Nonton] Am I OK? (2024)

30 November 2024   10:00 Diperbarui: 25 November 2024   12:41 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebenarnya saya menonton Am I OK? ini for the plot, well, the plot was Dakota Johnson and Sonoya Mizuno. Am I OK? menceritakan tentang dua orang sahabat, Lucy (Dakota Johnson) dan Jane (Sonoya Mizuno), mereka sedang berada di usia 30an. Lucy adalah seorang admin resepsionis tempat spa, sedangkan Jane adalah wanita kantoran yang bekerja 9-5, mereka kerap menghabiskan waktu luang bersama setelah kerja, mereka adalah teman masa kecil.

SPOILER ALERT! R RATED MOVIE (contains discussion of sex and anatomy, as well as swear words and sex scene)

Lucy, bisa dikatakan, adalah seseorang yang sudah sangat nyaman, namun takut untuk melakukan hal baru, dalam waktu yang bersamaan. Lucy selalu pesan menu yang sama (veggie burger, sweet potato fries dan black iced coffee) di tempat makan favoritnya dan Jane. Lucy juga tidak pernah jatuh cinta, dia malah merasa aneh ketika 'berkencan' dengan, Ben (whitmen Thomas), kenalannya. Orang gila mana yang habis makan malam bukannya berpelukan atau cium pipi tapi malah jabat tangan? Lucy jawabannya!

Namun suatu hari, Jane mendapatkan promosi dari bosnya untuk membuka kantor cabang di London. Ia mempercayakan Jane di London karena Jane lahir dan tumbuh di London, jadi Jane pasti akan beradaptasi dengan mudah. Awalnya Lucy ikut senang karena sahabatnya mendapatkan promosi dan bisa kembali ke tanah kelahirannya, namun tidak lama kemudian ia malah NABRUT! alias NANGIS BRUTAL, karena dia nggak tau bakalan ngapain dengan kehidupannya kalau ditinggal sama Jane.

Lucy sebenarnya juga sedang memendam perasaan yang kalut. Ia merasa, mungkin, suka sama Britanny (Kiersey Clemons), salah satu rekan kerjanya. Namun Lucy terlalu takut untuk melangkah, dia merasa terlambat untuk menemukan jati dirinya di usia 30an ini. Jane melalukan berbagai cara untuk membuat Lucy keluar dari zona nyaman-nya, diantaranya adalah dengan mengajak Lucy ke bar. Namun tebak, apa yang Lucy lakukan? Dia malah kabur dong!

Jane sebenernya kesel sendiri, dia yang lagi sibuk mempersiapkan perpindahannya ke London dengan pacarnya, Danny (Jermaine Fowler), masih harus ngurusin Lucy yang nggak bisa ngapa-ngapain sendiri. Jane udah ngasih masukan, ngajak ke bar, tapi Lucy terlalu takut. Lucy juga lama-lama kesel karena dia merasa beda sama Jane, Jane pede pede aja melakukan banyak hal, dia nggak bisa, nggak mau, karena dia malu, bingung dan ARGGHH pusing deh. 

Film ini bukan cuma tentang perjalanan Lucy mengetahui orientasi seksualnya, tapi menurut saya film ini sangat mudah relate dengan kehidupan kita. Mungkin kita juga sama-sama di usia 30an, punya satu temen doang, pekerjaan yang biasa saja tapi nyaman, makan di tempat yang biasanya kita kunjungi dan melakukan aktivitas yang sama setiap saat. Ketika satu perubahan terjadi, kita merasa bingung, takut dan menyalahkan diri kita, "kenapa sih aku nggak tahu hal ini sejak dulu?", tapi kita terlalu takut untuk mencoba hal baru karena kalo kenapa napa, usiaku udah cukup 'tua'. Hayo siapa yang kayak gitu juga? Di sisi lain, ada temen kita yang mungkin lebih 'menyenangkan' hidupnya, mungkin dari segi finansial, lifestyle, apa-apa diposting di sosial media juga. Rasanya capek ya?

Meskipun menurut saya film ini so close to home bagi beberapa orang, sayang sekali film ini gampang ditebak. Dari narasi di atas, saya rasa kalian sudah bisa menebak ending dari film ini, tentu saja happy ending, Lucy dan Jane bersatu kembali dan Lucy pada akhirnya keluar dari zona nyaman dan ikut Jane ke London untuk beberapa minggu. Saya juga menyangkan kurangnya dialog yang memorable dari film ini. Mungkin itu memang adalah tujuan dari director untuk menggunakan dialog sehari-hari, tidak bertele-tele, tapi mungkin karena ini adalah satu karya, hal itu menurut saya membuat film ini sedikit membosankan. Bayangkan saja saya sudah membayangkan akting Dakota Johnson dan Sonoya Mizuno bersama, bagus, namun medioker dan sedikit membosankan.

Aside from that, menurut saya, film ini sangat ringan dan bisa ditonton sehabis kerja atau di waktu luang. 

3/5 - ringan, OK to watch.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun