Mohon tunggu...
Amaranggana Ratih Mradipta
Amaranggana Ratih Mradipta Mohon Tunggu... Lainnya - history graduates, bachelor of literature

culture, culinary, events and travel enthusiast.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

[Sabtu Nonton] Coraline (2009): Ibu Impianmu, Bermata Kancing!

23 Desember 2023   16:00 Diperbarui: 23 Desember 2023   16:08 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
[sumber: Rotten Tomatoes]

Coraline (2009) adalah salah satu VCD pertama yang saya beli di salah satu swalayan di Jogja (yang kini sudah tutup dan diganti oleh franchise makanan cepat saji) saat lebaran. Saat itu saya masih berusia sekitar 9 tahun, dan saya sangat tertarik dengan cover-nya. Namun ketika saya menonton Coraline, astaga, ternyata ini film horor!

SPOILER ALERT!

Coraline bercerita mengenai seorang anak yang orangtuanya baru saja pindah ke rumah baru. Orangtua Coraline terlalu sibuk dengan pekerjaannya, mereka selalu berada di depan komputer/laptop, padahal Coraline ingin keluar rumah, atau hanya sekedar berkeliling rumah barunya. 

Coraline lalu memberanikan diri untuk bersosialisasi dengan tetangga barunya, namun ternyata mereka semua sangat menyebalkan. Mereka salah menyebut 'Coraline' jadi 'Caroline'. Coraline memiliki satu teman sebaya bernama Wybie, ia tinggal bersama neneknya. Namun Wybie sangat cerewet dan mengganggu bagi Coraline.

Suatu hari, Coraline menemukan pintu kecil di balik wallpaper di salah satu ruangan. Coraline merengek ibunya untuk memberikan kunci agar ia bisa membuka pintu itu, ternyata, isinya hanya batu bata! Suatu malam, Coraline terbangun, dan ia ingin mencoba membuka pintu kecil itu lagi, kini pintu tersebut terbuka dan membawa Coraline ke suatu tempat. 

Coraline masuk dan mengikuti jalan yang terbuka di depannya, sampai dia menemukan......rumahnya? Coraline mencium bau harum dari dapur, ia kaget saat mengetahui bahwa ibunya sedang memasak, padahal ibunya tidak pernah memasak, tapi Coraline lebih kaget ketika mengetahui ibunya bermata kancing! Ini adalah salah satu dialog yang membuat saya merinding:

Coraline: "Great, another Wybie. Hello, why-were-you-born"

Wybie tidak menanggapi sapaan Coraline dan hanya melambaikan tangan.

Coraline: "HELLO!?"

Ibu lain Coraline: "I thought you'd like him more if he spoke a little less. So I fixed him"

Coraline: "So, HE, can't talk at all?"
Ibu lain Coraline: "Nope!"

Mengerikan!

Kehidupan Coraline di dunia paralel sangat indah, sampai ketika ibu lain Coraline menyodorkan sepasang kancing untuk mata dengan benang dan jarum. Jika Coraline bahagia berada disini, dan ingin selamanya disini, maka Coraline harus mengganti matanya menjadi mata kancing. Coraline ketakutan dan masuk ke kamarnya, namun ia tidak bisa kembali ke dunia nyata. 

Ia kemudian keluar dan bertemu dengan kucing hitam peliharaan Wybie, ia dapat berbicara dengan Coraline. Coraline berjalan ke dunia lain, dan ia bertemu kembali dengan ibu lainnya yang berubah menjadi The Beldam! Coraline dibawa ke balik cermin, dan ia dikunci disana. Coraline bertemu dengan 3 roh anak dengan mata kancing. Mereka bercerita mengenai kekejaman The Beldam.

Mengutip cbr.com, Neil Gaiman, penulis novel Coraline, The Beldam berasal dari berbagai cerita rakyat mengenai monster wanita. Hal ini didukung oleh sutradara film Coraline, Henry Selick yang mewujudkan karakter tersebut dengan sempurna. Beldam dalam kamus Merriam-Webster berarti old woman (wanita tua), sinonim dari witch, crone dan hag, ketiganya bermakna penyihir, atau wanita tua jelek. 

Pada video Youtube yang diunggah oleh akun Jon Solo yang berjudul 'The Messed Up  Origins of Coraline: The Beldam (The Other Mother) | Coraline Explained', The Beldam dalam Coraline merupakan gabungan dari penyihir (makhluk hidup yang melakukan ritual untuk memperdalam ilmu sihirnya) dan peri (makhluk kekal yang memiliki kemampuan magis).

Ada dua inspirasi yang memiliki cukup banyak kesamaan dari Coraline. Inspirasi pertama adalah sebuah sajak yang ditulis oleh John Keats yang berjudul La Belle Dame Sans Merci (1819) atau 'Wanita Cantik yang Tidak Memiliki Ampun'. Sajak ini menceritakan tentang seorang ksatria yang bertemu dengan wanita cantik yang membujuknya menuju sebuah goa. Disana sang ksatria bermimpi bertemu dengan para pendahulunya yang mengatakan bahwa ia telah digoda oleh wanita cantik namun jahat. Ketika ia bangun, ia sendiri, ia pun langsung menceritakan kejadian ini, namun kutukan telah diberikan kepada sang ksatria dan ia meninggal.


Satu inspirasi lain adalah cerita rakyat Irlandia, leanan sdhe. Leanan sdhe biasanya 'menganugerahi' seniman dengan cinta dan inspirasi, sehingga menjadi seniman yang terkenal. Ketika sudah terkenal, mereka kemudian meninggalkan si seniman, sehingga si seniman depresi hingga meninggal. Leanan sdhe kemudian memakan jiwa si seniman dan meminum darahnya, hal ini membuat leanan sdhe tetap terlihat muda dan cantik. 

Dalam Coraline, The Beldam menunjukkan sisi penyihirnya ketika Coraline sudah mulai berontak, ketiga anak yang terkunci di cermin juga bercerita kepada Coraline bahwa The Beldam mengganti mata mereka dengan kancing dan mengonsumsi jiwa mereka. Namun ketika Coraline berhasil menemukan mata ketiga anak tersebut, dunia paralelnya hancur dan The Beldam semakin terlihat wujudnya.

Singkat cerita, Coraline kembali ke dunia nyata dengan bantuan Wybie yang bisu, namun ternyata orang tuanya hilang! The Beldam telah menyekap orangtua Coraline di balik cermin. Coraline kembali ke dunia paralel dengan berbekal batu Adder dari Miss Spink dan Miss Forcible. 

Dengan bantuan kucing hitam peliharaan Wybie, Coraline berhasil menemukan ketiga mata anak-anak tersebut dan menemukan orangtuanya. Namun tidak sampai situ, ternyata Coraline masih harus menyembunyikan kunci pintu ke dunia paralel atau ia akan tetap dihantui The Beldam. Coraline dan Wybie harus kejar-kejaran dengan tangan jarum The Beldam sebelum mereka dapat membuang kunci pintu tersebut ke sumur.

Menonton Coraline 13 tahun kemudian, saya baru dapat mencerna bahwa ternyata film ini mungkin tidak akan cocok diberikan kepada anak-anak. Didukung dengan musik dan visual yang menegangkan di beberapa adegan, saya sebagai orang dewasa saja masih bergidik ngeri dengan jumpscare yang disajikan. 

Saya sungguh sangat mengagumi produksi film Coraline, film ini merupakan film stop-motion yang dibuat oleh LAIKA studio selama empat tahun dan melibatkan sekitar 500 animators, wow! Film Coraline secara visual pun sangat indah, dunia nyata Coraline digambarkan kelam dengan warna yang kusam (sebelum Coraline berhasil mengalahkan The Beldam), sedangkan dunia paralel Coraline sangat terang dan berwarna.

Kalau Anda menyukai film dengan karakter yang aneh dan creepy, saya sangat menyarankan Anda untuk menonton Coraline. Menurut saya memang novel maupun film ini tidak diperuntukkan untuk anak-anak, bagaimana bisa film ini dikategorikan sebagai film anak-anak? Coba cek rumah Anda, siapa tahu Anda menemukan pintu kecil yang hanya bisa dibuka oleh imajinasi Anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun