Perfect Blue mengajak penonton untuk terlibat jauh lebih dalam mengenai perasaan Mima, perasaan sedih, bingung, hilang arah, lama kelamaan tidak lagi ada batas antara fantasi dan realita, absurd! Berkali-kali saya dibuat bingung, "ini sungguhan atau halusinasi Mima?". Saya merasa film-film seperti ini tidak akan lekang oleh waktu, penggambaran konsekuensi publik figur yang terkenal dan sudah memiliki banyak penggemar, yang berpengaruh terhadap hidup dan kesehatan mental si publik figur. Transisi animasi film ini juga mendukung kaburnya fantasi dan realita Mima, sangat memanjakan mata, dan semakin membuat pikiran kacau, hahaha.
Saya pribadi memang menyukai film horor, namun saya tidak menyukai darah dan gore, saya bisa pingsan kalau melihat darah! Saya lebih memilih film yang bergenre psychological-horror, dan Perfect Blue adalah salah satunya. Jika Anda memiliki selera film yang sama dengan saya, dan juga menyukai film Perfect Blue, Saya sarankan Anda untuk menonton film Black Swan (2010), Neon Demon (2016) dan The Perfection (2018).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H