Komunikasi tidak bisa lepas dari kegiatan manusia sebagi makhluk sosial. Sedangkan saat ini berbicara komunikasi tidak hanya menyampaikan sebuah pesan ke khalayak. Namun kehadiran komunikasi yang dirancang menjadi teknologi komunikasi mampu menyampaikan pesan dalam kategori tak terhingga kepada komunikan.Â
Maka dari itu didalam bukunya Marshall McLuhan, The Gutenberg Galaxy: The Making of Typographic Man (1962) dan Understanding Media: The Extensions of Man (1964), meramalkan bahwa peralihan teknologi dari era teknologi mekanik ke era teknologi elektronik akan membawa peralihan pula pada fungsi teknologi sebagai perpanjangan tangan manusia dalam ruang, menuju perpanjangan sistem syaraf.
Menurut Neil Postman, seorang pakar media lainnya, dalam bukunya Amusing Ourselves to Death (1985), media yang kita konsumsi membentuk cara kita berpikir. Postman memperingatkan bahwa, dengan meningkatnya penggunaan televisi, masyarakat menjadi lebih terfokus pada hiburan ketimbang informasi yang serius dan mendalam.Â
Di zaman digital saat ini, kita melihat fenomena serupa, namun dalam skala yang lebih besar, di mana media sosial dan platform digital lainnya memainkan peran yang jauh lebih dominan dalam membentuk cara kita berkomunikasi dan memperoleh informasi.
Â
Perubahan teknologi dan dampaknya terhadap komunikasi
Di zaman digital, perubahan teknologi media sangat cepat. Sebelumnya, orang mengandalkan surat kabar, radio, dan televisi untuk mendapatkan informasi. Kini, media digital seperti internet, media sosial, dan aplikasi pesan instan telah menggantikan banyak fungsi tradisional tersebut. Perubahan ini memiliki dampak besar pada cara kita berkomunikasi.
1. Kecepatan dan Aksebilitas Informasi
Menurut Danah Boyd dalam bukunya It's Complicated: The Social Lives of Networked Teens (2014), teknologi digital memungkinkan informasi untuk mengalir lebih cepat dan lebih luas dibandingkan sebelumnya, tetapi ini juga menciptakan tantangan baru, seperti penyebaran hoaks dan informasi yang belum terverifikasi.
Sebagai contoh, media sosial seperti Twitter dan Facebook memungkinkan pengguna untuk berbagi berita dan opini secara instan, menciptakan ruang di mana percakapan sosial berlangsung secara terbuka.
2. Transformasi Interaksi Sosial
Media sosial telah merevolusi cara kita berinteraksi dengan orang lain. Platform seperti Instagram, Facebook, dan WhatsApp memungkinkan individu untuk tetap terhubung, berbagi pengalaman, dan berkomunikasi dengan cara yang lebih visual dan langsung. Dalam konteks ini, media sosial bertindak sebagai lingkungan baru bagi interaksi sosial, namun seringkali lebih fokus pada "penampilan" dan citra diri dibandingkan hubungan yang lebih personal.
3. Perubahan dalam Pembentukan Identitas dan Kehidupan Pribadi
Media sosial memungkinkan kita untuk membangun persona yang berbeda dari kehidupan nyata. Ini menciptakan apa yang disebut oleh Erving Goffman (1959) sebagai "teori dramaturgi", di mana individu memainkan peran tertentu tergantung pada audiensnya. Di dunia digital, peran ini bisa menjadi lebih cair dan fleksibel, namun terkadang membawa dampak negatif, seperti kecemasan sosial atau perasaan tidak puas terhadap kehidupan nyata.
Â
Dampak Lingkungan dan Sosial
Dari perspektif ekologi media, perubahan teknologi ini tidak hanya mempengaruhi individu secara langsung, tetapi juga menciptakan dampak sosial yang lebih luas. Perubahan dalam media komunikasi berhubungan dengan perubahan dalam struktur sosial, ekonomi, dan budaya.Â
Misalnya, peralihan dari media tradisional ke media digital telah memperlebar kesenjangan akses terhadap informasi antara mereka yang memiliki akses ke teknologi dan yang tidak (digital divide). Selain itu, perubahan ini juga membawa dampak pada kehidupan pekerjaan, pendidikan, dan bahkan politik, dengan semakin banyaknya orang yang terlibat dalam diskusi publik dan aktivisme melalui platform media sosial.
Â
Perubahan teknologi digital telah mengubah secara mendalam cara kita berkomunikasi dan berinteraksi dengan dunia. Dari perspektif ekologi media, media tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai lingkungan yang membentuk cara kita berpikir, bertindak, dan berhubungan satu sama lain.Â
Meskipun teknologi digital menawarkan banyak kemudahan, ada pula tantangan yang harus dihadapi, seperti kecepatan penyebaran informasi, kualitas interaksi sosial yang berkurang, dan dampak sosial lainnya. Memahami ekologi media di zaman digital membantu kita untuk lebih bijak dalam mengelola cara kita berkomunikasi, menjaga keseimbangan antara kehidupan digital dan dunia nyata, serta mengurangi dampak negatif dari penggunaan teknologi.
Sumber
Boyd, D. (2014). It's Complicated: The Social Lives of Networked Teens. Yale University Press.
Goffman, E. (1959). The Presentation of Self in Everyday Life. Anchor Books.
Mulyana, A. P., & Djamzuri, M. I. (2022). Teknologi Tokopedia Play Live Shooping Dalam Perspektif Ekologi Media Konvergensi. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan), 6(3), 10566--10571. https://doi.org/10.58258/jisip.v6i3.3487
Postman, N. (1985). Amusing Ourselves to Death: Public Discourse in the Age of Show Business. Viking.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H