Peduli dengan kesehatan masyarakat, mahasiswa KKN- R (Kuliah Kerja Nyata -- Reguler) kelompok 131 Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang lakukan penanaman pohon dan toga di lingkungan masyarakat sekitar.Â
Mahasiswa KKN-R UINWS Â mengajak masyarakat menanam pohon mahoni dan tanaman obat keluarga (Toga) di balai desa Salam kerep RW 03 Kel. Gondoriyo, Â Sabtu (13/11). Kegiatan ini dimulai pukul 08.00 - 12.00 WIB bersama warga sekitar.
Penanam toga dilakukan mengingat bahwa virus pandemi kini belum berakhir, sehingga  rekan mahasiswa berinisiatif melakukan kegiatan yang efektif  dengan  memanfaatkan lahan yang berada di balai desa Salam Kerep dengan tanaman obat keluarga yang mudah didapat dan diolah.Â
Mengikuti himbaun Bu RW setempat, Â bahwa setiap warga diwajibkan membawa tanaman toga yang dimilikinya yang kemudian nantinyaakan ditanam bersama dan akan di kelompokkan sesuai jenisnya.
 Tanaman obat keluarga tersebut terdiri dari berbagai macam varian jenis, ada kunyit, jahe, lidah buaya, sosor bebek, sirih, lengkuas, dll. Tanaman-tanaman toga ini merupakan tanaman yang mudah ditanamn dipekaranagn rumah maupun pot plastik.Â
Bahkan tak jarang tanaman toga ini tumbuh liar di pinggiran kebun / tanah kosong. Tak khayal tanaman-tanaman toga tersebut memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh.
Ibu-ibu PKK Â menjadi target utama mahasiswa KKN-R Â kelompok 131 dalam kegiatan tersebut, mengingat peran ibu sangat penting dalam keluarga. Kegiatan ini juga bertujuan untuk menjaga, membudidayakan dan melestarikan tanaman obat keluarga yang hampir mengalami kepunahan.
Sebelum kegiatan berlangsung, mahasiswa KKN-R  kelompok 131 telah berkoordnasi langsung dengan  Bu Rw untuk  melakukan sosialisasi terlebih dahulu sebelum kegiatan berlangsung. Sosialisasi ini bertujuan untuk memberitahu warga tentang bagaimana proses penanaman toga dan menjelaskan  mudahnya menanam dan merawat tanaman ini.
Bu Islamiyatun, selaku Bu Rw  setempat sangat mendukung dalam kegiatan ini. Beliau juga yang menyarankan lebih baik menanam toga, karena banyak lahan kosong yang tidak terbengkalai. Dengan begitu para warga lebih mudah mendapatkan  bahan untuk  meracik obat berbagai macaam penyakit.
By: Amara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H