Mohon tunggu...
Amar Amir S Nahdi
Amar Amir S Nahdi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fisip Uhamka

Mohon bimbingannya

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kulinerikuy Sembari Menikmati Alam Perdesaan di Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban

19 Mei 2022   18:29 Diperbarui: 19 Mei 2022   18:45 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senori merupakan kecamatan kecil yang menjadi tempat para santri untuk menuntut ilmu agama. Berada pada kota santri yaitu kabupaten Tuban. Banyak mungkin orang yang tidak mengetahui daerah tersebut. Kabupaten Tuban terkenal dengan sebutan kota bumi wali, oleh karena itu tak jarang bila kita berkunjung ke Tuban banyak sekali pesantren yang menambah nuansa islaminya. 

Julukan ini disematkan dengan mungkin alasannya ada banyaknya waliyullah yang ada di Tuban. Tuban pun disebut sebagai bumi Ronggolawe, dikenal karena lahirnya sosok Ronggolawe yang dengan keberaniannya dalam memberontak penguasa. Banyak sekali sebutannya bagi kota ini, dan begitulah mengapa banyak orang yang seperti tertarik menyelusuri setiap keindahan pada kota ini.

Hijau dipagi hari, dibarengi dengan embun yang masih segar, selalu menjadi hal yang pertama ku lihat. Hal ini merupakan menjadi hal pertama yang ku lakukan setelah menempuh perjalanan di bus selama 12 jam. Memang melelahkan tapi dapat terbayarkan setelah sampai di sana. 

Tidur sejenak memang menjadi kegiatan saat sampai disana, tinggal di sebuah pedesaan memang sangat membuat kita nyenyak. Nuansa pedesaan yang tentram, hening menjadi suatu kesenangan bagi saya yang ingin tidur dengan nyenyak tanpa gangguan dari suara kendaraan atau apapun itu. 

Setelah bangun dari hibernasi panjang, saya menyempatkan membuat secangkir kopi panas di temani dengan kue serabi tepung beras yang langsung dibuat oleh nenek-nenek yang sudah menjadi pembuat serabi sejak lama. Memang rumahku berada pada desa dan dekat sekali dengan hamparan sawah, tentu menjadi nilai lebih bagi saya yang selalu berada di kota.

Setelah menyantap beberapa sarapan, saya mulai berkeliling sambil menyapa warga desa yang sedang melakukan kegiatan. Biasanya saat dulu sekolah dasar saya selalu bermain dengan sapi, entah kenapa sekarang sepertinya sudah terlalu tua untuk melakukan itu. 

Di siang menuju sore, saya mencoba untuk pergi ke pasar Senori untuk membeli makanan sambil menelusuri pasar. Pasarnya terlihat sangat tradisional dan sangat bersih, sampailah pada tujuanku untuk mencari makanan. Makanan yang dicari-cari ini memang memiliki sejarah bagi keluarga ku, terdapat sebuah tempat yang menyediakan sate-satean dan itu sudah berumuru lebih dari 30 tahun. 

Tentu saja itu menjadi sebuah kenangan bukan, dengan tampilan seperti toko jaman dahulu, menyantap sate menjadi lebih nikmat. Harga yang tetap merakyat menjadi kan diriku lebih bersemangat untuk menambah porsi nasi dan satenya.

Sepertinya makanan memang menyita waktu yang banyak bila terus dibicarakan, oleh karena itu saya bergegas pergi untuk berkeliling ke desa lagi. Sore menjelang malam memang waktu terbaik untuk melihat matahari terbenam sembari duduk di pematang sawah, melihat angin sepoi-sepoi menggerakan beberapa tumbuhan sangat lah indah. 

Terlihat sekali sore hari disini pun sangat lah indah, momen yang jarang di temukan di perkotaan dengan gedung yang menjulang tinggi. Teman-teman SMP ku pun mengahampiri ku dengan tawa penuh kenangan mengingat bahwa kita pernah satu tempat guna menuntut ilmu. 

Dirasa sudah terlalu jauh kami bercerita membuat kami melupakan bahwa malam telah datang, malam di desa ku ini memang sangat gelap, beberapa jalan belu di pasangi lampu jalan sebagai penerang. Kami akhiri pertemuan kami dan kembali pulang ke rumah, dirumah pun aku beristirahat untuk keesokan harinya agar tetap bisa beraktifitas dengan semangat.

Menyenangkan bisa bernostalgia di desa yang sangat berbeda dengan lingkunganku di perkotaan, memang kurang rasanya karena harus cepat kembali, akan tetapi ini bisa dijadikan self healing bagi ku atau kalian yang ingin mencobanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun