Mohon tunggu...
A.IBNU.M.
A.IBNU.M. Mohon Tunggu... Pustakawan - freelancer

Mahasiswa Fakultas Sastra INDONESIA .Blog: https://ibnuamargallerys.blogspot.com/?m=1 website : www.senaribnuamar.wordpress.com. Surel: darkamray@gmail.com. Instagram: @amru_ibn_maruf. Twitter: @Aibnum1

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ikrar Terbawa Mati

2 November 2020   11:46 Diperbarui: 2 November 2020   12:13 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Krakk..srrkkk ... Prank.

Sebuah bingkai foto tua yang terpaku kokoh tiba- tiba jatuh , Aziz menghampiri bingkai tersebut mengelus lembut kaca bingkai yang telah pecah , lalu memandang bingkai tersebut penuh haru , ada sepasang kekasih bercengkrama dalam foto tersebut , mesra , anak sungai meluap memngalir membasahi pipi nya tanpa suara Isak .

                     00__00__00

" Assalamualaikum , Bu Nadhira nya ada ? " Tegur Aziz pada seorang perempuan yang wajahnya meski telah berumur namun tak terlihat termakan usia .

" Wa Alaikum salam , nak Aziz ternyata , ada nak , sebentar ibu panggil..." Belum sempat kalimatnya selesai Nadhira telah keluar dari rumah dengan agak tergesa-gesa .

" Yuk berangkat " ucap nya segera " Nadhira pamit dulu mi, " pamitnya lalu bergegas menghampiri Aziz .

" Hati - hati nak " jawab umi Nadhira .

Aziz dan Nadhira bergegas , tujuan utamanya untuk berekreasi ke puncak belahan wilayah Bogor , mereka telah berpacaran lama  dan telah bertunangan .

Di sepanjang perjalanan mereka kian asik bercengkrama , hingga di pertengahan perjalanan ketika memasuki wilayah puncak yang memiliki relief jalan menanjak dan menurun , cuaca yang cerah sebelum keberangkatan kini semakin gelap dan mulai menurunkan air pertanda hujan , karena sebentar lagi sampai Aziz memacu motornya agak kencang , Nadhira pun mengiyakan saja , namun fatalnya saat jalanan berliku dan Aziz mencoba menyalip minibus kijang kapsul yang di salipnya kehilangan kendali dan menyerempet motor Aziz cuaca yang licin dan Medan yang ekstrim membuatnya sulit mengendalikan sepeda motornya dan tak sengaja menyenggol mini bus yang melaju  di arah berlawanan .

Bruaaaakkk , setengah sadar namun Aziz memaksakan bangun untuk mencari Nadhira , gerimis menjadi hujan , helm milik Aziz pecah , velg motornya berbentuk angka 8 karena tak sengaja menarik rem depan , sedangkan Nadhira terpental jatuh helmnya terlepas dan belakang kepalanya menghantam trotoar ,Aziz menghampiri Nadhira dengan terseok-seok , mini bus kijang kapsul lari saat melihat Aziz dan kekasihnya terluka parah , Aziz memangku kepala Nadhira meletakan nya  di pahanya .

" Kamu gak apa apa kan sayang ? Yu kita ke rumah sakit dulu " tanya Aziz menahan luka di badan dan tangis , sambil mengelus pipi Nadhira , agak lama sampai Nadhira setengah sadar lalu menjawab .

" Tidak usah, usah sayang " Nadhira membalas elusan itu dan mengelus pipi Aziz .

"Terima...kasih , yah.. sayang ..sudah ...ada ...selama ini buat aku ." Ucap Nadhira terbata dengan air mata yang terus mengalir , darah hangat terus mengalir dari belakang kepalanya membasahi jeans Aziz .

" Kamu gk usah ngomong dlu sayang , kita tunggu bantuan dulu aja ," jawab Aziz sambil celingukan mencari kendaraan yang lewat namun , anehnya tak ada satupun yang saat itu lewat . Nadhira menggeleng lalu berucap terbata. 

" Aku ..jika ..aku tak dapat ... memiliki ...kamu .. maka , ...orang ...lain pun ..tak bisa ... memilikimu... " .

Petir menyambar menjawab ucapan tersebut , saat itu mata nya terpejam saat itu saat terakhir Aziz mendengar nya berbicara terakhir kalinya . Aziz terisak meneriakan namanya keras .dan hujan semakin lebat , tak lama kendaraan berdatangan , betapa aneh nya .

                        00__00__00

Aziz mendekap bingkai itu erat , aliran sungai dari kelopak matanya kini terhenti , sudah 2 tahun kecelakaan kejadian aneh tersebut kian terulang setiap tahunnya tak hanya itu , ketika Aziz berjalan berkeliling mall atau rekreasi seolah tiap perempuan selalu menjauhinya , menjaga jarak karena ada beberapa orang perempuan yang seolah melihat Aziz bergandengan tangan dengan seorang wanita dan Aziz belum mempercayainya , namun paman nya menerangkan bahwa ucapan terakhir Nadhira adalah janji, setelah beberapa tahun belakangan setelah aziz mencoba mencari pengganti nya tak kunjung  ia dapatkan barulah ia percaya hal itu .

" Maaf sayang , kita sudah beda alam ,aku mohon , aku gak mau berlarut dalam kesedihan ini ,aku berhak bahagia meski tanpa kamu , " teriak Aziz di kamar kost miliknya .

( Di tulis berdasarkan cerita asli  milik guru saya di ponpes dengan almarhumah yang tidak ingin di tulis ataupun di publikasikan. )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun