Mohon tunggu...
Muhammad Amar Amrullah
Muhammad Amar Amrullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Antara HMI dan PKI

9 Mei 2023   11:40 Diperbarui: 9 Mei 2023   11:42 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Himpunan Mahasiswa Islam merupakan Organisasi yang didirikan pada tanggal 14 Rabiul Awal tahun 1366 Hijriyah atau bertepatan dengan 5 Februari 1947 di salah satu ruangan kuliah Sekolah Tinggi Islam di jalan Setyo Diningratan yang sekarang menjadi jalan Panembahan Senopati di Yogjakarta oleh Lafran Pane dan 14 orang mahasiswa STIE lainnya dengan tanpa campur tangan pihak luar. HmI yang merupakan Organisasi Islam tertua di Indonesia ini sekarang telah genap berumur 76 tahun sejak didirikan pada tahun 5 Februari 1947.


Jika melihat kebelakang tentang sejarah awal terbentuknya HmI sampai perkembangannya, banyak sekali pengetahuan yang dapat kita ambil sebagai nilai positif dalam melanjutkan pengkaderan serta perjuangan syiar Islam. Tentunya dalam proses perkembangannya HmI banyak sekali mengalami pasang surut dalam perjuangannya, namun karena banyaknya tantangan dan ancaman pada organisasi non politik ini HmI dapat tetap eksis dan menjadi organisasi yang progresif serta menciptakan tokoh-tokoh besar bangsa Indonesia.

Selain menjadi organisasi tertua di Indonesia, HmI pada saat ini juga menjadi organisasi yang paling banyak memiliki pengikut. Sehingga peran HmI dalam memajukan kecerdasan bangsa sangatlah penting, selain itu HmI juga menanamkan nilai-nilai kebangsaan serta demokrasi yang selaras dengan nilai-nilai keislaman kepada setiap kadernya. Dalam tujuannya HmI memiliki tujuan yang sangat fenomenal dan koheren terhadap kemajuan serta kesejahteraan bangsa Indonesia. Sehingga sangat penting bagi setiap kader HmI untuk melihat kebelakang serta mengetahui Sejarah dari awal mula berdirinya HmI sampai  proses perjuangannya hingga dapat bertahan sampai saat ini.

Perseteruan Antara HmI Dengan PKI

Pertarungan sengit antara Partai Komunis Indonesia (PKI) dengan partai atau ormas Islam menyebabkan pemerintah berhasil membubarkan Masyumi. Sebagai organisasi Islam yang tidak memiliki komitmen politik, HmI kemudian menjadi sasaran PKI. HmI mengalami pasang surut dalam perkembangannya, bahkan sampai pada titik nadir era demokrasi terpimpin.

Setelah Lafran Pane membentuk HmI bersama 14 mahasiswa lainnya pada tanggal 5 Februari 1947, HmI terus terbentuk, kemudian setelah HmI melewati masa-masa revolusi, HmI mengalami pasang surut akibat perebutan ideologi antara partai-partai politik saat itu. Saat itu, PKI  terus menuduh HmI sebagai anak ideologis Partai Masyumi yang dibubarkan akibat kontra revolusi. Setelah berhasil membubarkan Masyum, pembubaran partai dan ormas Islam terus berlanjut. Menurut PKI persoalan selanjutnya adalah organisasi atau partai politik mana yang paling mudah ditangani, dan HmI serta serikat buruh Muslim Indonesia menjadi pilihan PKI selanjutnya.

Kedua organisasi Islam ini di mata PKI memiliki titik lemah yang sangat jelas, yaitu antara kedua organisasi ini mempunyai hubungan Geneologis maupun hubungan spiritual dengan Masyumi. Kampanye "anti HmI dan SBII" selalu di lancarkan dengan gigih dan sistematis di berbagai front serta melalui berbagai cara untuk membentuk opini publik baik dalam masyarakat maupun pejabat bahwa kedua organisasi tersebut merupakan musuh republik Indonesia.

D.N Aidit dalam rapat umum di Senayan bersumbar agar anggota konsentrasi gerakan mahasiswa Islam agar lebih baik memakai sarung kalau tidak bisa membubarkan HmI, ucapan tersebut tentu jelas merupakan sebuah ejekan untuk menunjukkan keterbelakangan berpolitik golongan Islam. Skenario ini secara tidak langsung juga merupakan serangan yang di maksudkan kepada tokoh-tokoh Masyumi yang lainnya. Dendam sejarah PKI kepada HmI merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi Himpunan Mahasiswa Islam.
Setelah berbagai macam agitasinya berhasil membubarkan Masyumi dan GPII, PKI menganggap HmI merupakan salah kekuatan dari mahasiswa Islam yang harus di waspadai dan harus dibubarkan. Semangat PKI dan pendukungnya untuk membubarkan HmI terlihat dari segala aksinya mulai dari penghasutan, fitnah, propaganda hingga aksi nyata lainnya seperti demonstrasi bahkan penculikan dan masih banyak aksi lainnya.

Perlawanan HmI dan Umat Islam

Demonstrasi PKI untuk membubarkan HmI terus dilakukan, bahkan melibatkan jumlah massa yang sangat besar, spanduk PKI yang bertuliskan "Ganyang HMI, Bubarkan HMI, HmI Anak Masyumi" merupakan sebagian dari berbagai macam propaganda yang di lakukan PKI untuk membubarkan HmI. Namun berbagai macam usaha yang gigih yang dilakukan oleh PKI ternyata tidak mampu terwujud menjadi kenyataan, HmI tetap mampu bertahan dan terus berkibar.

KH. Syaifuddin Zuhri dalam bukunya yang berjudul "BERANGKAT DARI PESANTREN" halaman 526-529, Syaifuddin yang pada saat itu merupakan menteri agama menceritakan keinginan presiden Soekarno yang telah termakan hasutan dari PKI untuk membubarkan HmI. Akan tetapi setelah melalui dialog panjang dengan Soekarno di halaman belakang istana merdeka, akhirnya Soekarno menyerahkan pembinaan terhadap HmI terhadap Syaifuddin yang pada saat itu juga merupakan tokoh Nahdlatul Ulama. Selain itu, Soekarno juga menyadari keberadaan HmI yang berisi anak-anak muda yang progresif tidak seharusnya di bubarkan.

Karena organisasi-organisasi Islam pada saat itu terutama HmI yang terus menerus dihujani rongrongan dan perlawanan dari PKI, pengurus besar Nahdlatul Ulama akhirnya mengeluarkan pernyataan keras bahwa setiap rongrongan dan tuduhan yang dilakukan terhadap kelompok umat Islam akan dianggap oleh NU sebagai rongrongan terhadap umat Islam secara keseluruhan. Pernyataan ini tentu sudah sangat jelas merupakan sebuah bentuk perlawanan terhadap upaya untuk kembali merongrong organisasi bahkan umat Islam yang ada di Indonesia.

Kebenaran Fakta Sejarah

Pada akhirnya sejarah membeberkan dengan jelas siapa sebenarnya yang kontra revolusi, PKI pada puncak aksinya pada tanggal 30 September 1965 telah menjadikannya sebagai salah satu organisasi terlarang di Indonesia. Oleh karena itu, mari jaga keutuhan dan persatuan bangsa dan umat Islam Indonesia. Jangan biarkan peristiwa ini terulang kembali, cukuplah sudah tetesan darah dan air mata membasahi bumi pertiwi. Teruskan perjuangan HmI di masa sekarang dan yang akan datang, karena HmI merupakan organisasi yang bertujuan untuk mensejahterakan umat manusia dengan berlandaskan Al-Qur'an dan Hadist.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun