Mari kita memaknai Isi kandungan Surat Al Baqarah ayat 255
Allah, Dia adalah Dzat Yang berhak disembah, ibadah adalah menghambakan dan menundukkan ruh atau jiwa kepada sebuah kekuasaan yang gaib yang tidak bisa diketahui dan dilihat hakikatnya. Lailaha illah maksudnya tidak ada sesembahan
yang berhak disembah kecuali Allah SWT. maksudnya, DzatYang kekal atau Dzat Yang Maha Hidup. Hidup adalah salah satu sifat Allah SWT yang karenanya Dia pasti memiliki sifat al-'Ilmu, al-lraadah dan al qudrah. maksudnya Dzat Yang Maha Mengatur seluruh urusan makhluk-Nya,ajal,tindakan dan rizki makhluk serta menjaga seluruh makhluk.Â
Allah SWT berfirman:
"Maka apakah Tuhan yang menjaga setiap jiwa terhadap apa yang diperbuatnya (sama dengan yang lain )?" ( Ar-Ra'd:33 )
rtinya kantuk .al-Akhdzu artinya mengalahkan dan menguasai sebelum tidur. Tidur adalah sebuah keadaan yang menimpa sesuatu yang hidup yang karenanya, indra-indra lahiriahnya berhenti berfungsi. maksudnya adalah ilmu Allah SWT.Â
sesuai dengan firman-Nya:
"Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu yang ada pada-Mu meliputi segala sesuatu" ( Al-Mu'min:7 )
Karena makna asal kata al-Kursi adalah al-Ilmu (ilmu). Oleh karena itu, para ulama disebut juga dengan sebutan al-Karaasi, karena mereka adalah orang- orang yang dijadikan pegangan atau sandaran. Ada pendapat yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan al-Kursi di dalam ayat ini adalah keagungan Allah SWT, jadi tidak ada apa yang namanya al-Kursi (kursi atau tempat duduk), tidak ada al-Qu'uud (duduk) dan tidak ada al-Qaa'id (yang duduk),
hal ini seperti firman Allah SWT.
"Dan mereka tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya padahal
bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari Kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Mahasuci Dia dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan." (az-Zumar : 67)Â
Ada pendapat lainnya mengatakan bahwa yang dimaksud dengan al-Kursi di sini adalah kerajaan dan kekuasaan Allah SWT. Hasan al-Bashri berkata, "Yang dimaksud al-Kursi di dalam ayat ini adalah 'arasy." Ibnu Katsir di dalam tafsirnya berkata, "Yang benar adalah bahwa al-Kursi bukanlah 'arasy, karena 'arasy lebih besar dari al-Kursi, hal ini seperti yang dijelaskan oleh beberapa atsar dan hadits, maksudnya tidak berat dan tidak payah bagi Allah SWT di dalamÂ
 menjaga langit dan bumi beserta seluruh isinya, akan tetapi itu semua sangat mudah dan ringan bagi-Nya. Allah SWT adalah Dzat Yang menjaga setiap diri atas apa yang diperbuatnya, Dzat Yang Maha Mengawasi segala sesuatu, Dia adalah Dzat Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji, Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki, Dzat Yang Maha Perkasa, Dzat Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar, tiada Tuhan selain Dia.
Maksudnya Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Tinggi dari   segala bentuk serupaan dan sekutu, Dia adalah Dzat Yang Maha Perkasa atas semua makhluk.Â
AI-'Azhiim artinya adalah al-Kabiir (Maha Besar) Yang tiada sesuatu pun . sama artinya dengan yang lebih besar dari-Nya.Â
Kata Hanya Allah SWT Tuhan bagi seluruh makhluk tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa dan Dzat Yang hanya kepada-Nya segala sesuatu bergantung, Dzat Yang wajib wujud, Tuhan penguasa segala kerajaan dan Pemilik kekuasaan atas segala sesuatu, Dzat Yang Maha Hidup dan Kekal tidak akan pernah mati, Dzat Yang Maha Mengatur segala urusan makhluk.
 Allah SWT berfirman:
"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan kehendak-Nya." (ar-Ruum: 25)
Allah SWT adalah Tuhan Yang tiada sesuatu apa pun dari makhluk-Nya yang menyerupai-Nya, baik dalam hal sifat-sifat, Dzat maupun pekerjaan-Nya. Allah SWT berfirman:
"...tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Melihat". (asy-Syuura:11)
Allah SWT sedikit pun tidak pernah tidur dan tidak pernah mengantuk, karena Dia adalah Dzat Yang Maha Mengatur segala urusan makhluknya sepanjang siang dan malam. Potongan dari ayat kursi ini (maksudnya yang menjelaskan bahwa Allah SWT tidak pernah mengantuk dan tidak pernah tertidur) menguatkan potongan ayat sebelumnya, menegaskan akan makna Maha Hidup dan Maha Mengatur segala urusan makhluk terus menerus selamanya dan sempurna. Diriwayatkan dari Abu Musa, ia berkata:
" Suatu ketika, Rasulullah saw berdiri diantara kami menyampaikan lima kalimat, beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah SWT tidak pernah tidur dan tidak layak bagi-Nya tidur, Dia menurunkan dan mengangkat timbangan (amal manusia), amal perbuatan manusia pada malam hari diangkat ke sisi-Nya.Â
(dilaporkan) sebelum amal perbuatan manusia pada siang hari dan sebaliknya, amal perbuatan manusia pada siang hari diangkat ke sisi-Nya sebelum amal perbuatan manusia pada malam hari. Hijab atau tirai penutup antara Allah SWT dan makhluk-Nya adalah cahaya -ada riwayat yang menyebutkan api- jika seandainya Dia membukanya, maka keagungan Dzat-Nya akan membakar seluruh makhluk". (HR Muslim)
Segala sesuatu yang ada di langit dan bumi adalah hamba-Nya dan berada di bawah kekuasaan-Nya, semua yang ada di langit dan bumi tunduk kepada kehendak-Nya, berada di bawah kekuasaan-Nya.Â
Allah SWT berfirman:
"Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, melainkan akan datang kepada (Allah) Yang Maha Pengasih sebagai seorang hamba. Dia (Allah) benar- benar telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti. Dan setiap orang dari mereka akan datang kepada Allah sendiri-sendiri pada hari Kiamat." (Maryam: 93 -- 95 )
Ayat ini juga menguatkan akan keqayyuumiyyahan (terus menerus mengatur segala urusan makhluk) dan hanya Allah SWT pemilik sifat ketuhanan. Di antara keagungan dan kebesaran Allah SWT adalah bahwa tidak ada seorang pun yang dengan lancang berani memberikan syafaat kepada orang lain kecuali atas seizin-Nya. Allah SWT berfirman:
"Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafaat (pertolongan) mereka sedikit pun tidak berguna, kecuali apabila Allah mengizinkan (dan hanya) bagi siapa yang Dia kehendaki dan Dia ridhai." (an-Najm:26)
" dan mereka tidak memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai (Allah) ." (al-Anbiya :28)
" Ketika hari itu datang, tidak ada seorang pun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya." (Huud:105)
Diriwayatkan bahwa rasulullah saw. Bersabda:
 " Aku datang di bawah 'arasy, lalu saya bersujud, lalu saya diberi ilham sesuatu yang dikehendaki oleh Allah SWT kemudian dikatakan kepadaku, "Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu, berbicaralah, maka akan didengarkan
apa yang kamu katakan, berikanlah syafaat, maka syafa'at kamu akan diterima." Beliau berkata, "Lalu Allah SWT memberiku batasan,lalu Allah SWT memasukkan mereka ke dalam surga."
Riwayat ini menunjukkan bahwa Allah SWT Dzat pemilik segala kekuasaan.
Ilmu Allah SWT meliputi seluruh makhluk yang ada, baik yang telah lalu, sekarang maupun yang akan datang. Allah SWT Maha Mengetahui segala perkara dunia dan akhirat. Hal ini seperti yang terdapat di dalam firman Allah SWT, ketika menceritakan tentang para malaikat.
" Dan tidaklah kami (jibril) turun, kecuali atas perintah Tuhanmu. Milik- Nya segala yang ada di hadapan kita, yang ada di belakang kita dan yang ada di antara keduanya, dan Tuhanmu tidak lupa." (Maryam:64)
Ketika melihat seekor burung mematuk air laut, Khidir berkata kepada Nabi Musa a.s., "llmuku dan ilmumu tidak mengurangi sesuatu dari ilmu Allah SWT kecuali seperti kurangnya air laut akibatpatukan burung itu."
Tidak ada seorang pun yang bisa mengetahui sesuatu dari ilmu Allah SWT kecuali yang diajarkan oleh Allah SWT kepadanya. Di antara sesuatu tersebut adalah pemberian syafa'at yang tergantung kepada izin Allah SWT dan izin Allah SWT tidak bisa diketahui kecuali lewat wahyu dari-Nya.
Allah SWT Maha luas kerajaan dan kekuasaan-Nya, bumi dengan seluruh isinya berada di dalam genggaman-Nya di hari kiamat, langit-langit digulung dengan tangan kanan-Nya, ilmu Allah SWT meliputi segala apa yang berada di langit dan bumi. Allah SWT Maha Tahu terhadap segala sesuatu, baik yang besar maupun yang kecil, baik yang lembut dan samar maupun yang nampak. Tidak ada sesuatu pun yang membuat-Nya sibuk sehingga tidak bisa melakukan sesuatu yang lain, tidak ada sesuatu pun yang sulit dan berat bagi-Nya.
Penulis             : Amar Faqihudin
Dosen pengampu  : Dr.H.Hamidulla. Mahmud,LC,MA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H