Mohon tunggu...
Dede Amar Udi Ilma
Dede Amar Udi Ilma Mohon Tunggu... Ilmuwan - International Program For Law and Sharia ( IPOLS )

Pembelajar, Penjelajah, Pencinta Olahraga, Traveler

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengenal Lebih Dekat Megathrust

6 Oktober 2020   18:27 Diperbarui: 16 Agustus 2024   07:52 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya pada saat peristiwa tsunami di Aceh tahun 2004 megathrust ini sudah sering muncul dan berulang. Ungkap Daryono di lansir dari laman kompas.com (27/09/2020)

Zona Megathrust

Tangkapan layar Peta zona megathrust | pemaparan oleh Daryono | BMKG
Tangkapan layar Peta zona megathrust | pemaparan oleh Daryono | BMKG
Selanjutnya, pada saat terbentuknya rangkaian busur kepulauan Indonesia sudah mengalami gempa seperti ini, diperkirakan sudah ada sejak jutaan tahun lalu. 

Selain dari pada itu Indonesia mempunyai dua zona subduksi yaitu zona subduksi aktif dan subduksi banda. 

Zona subduksi aktif seperti: Subduksi sunda yang mencangkup Sumatera, Jawa, Bali, dan Sumba sedangkan Subduksi Banda mencangkup Subduksi lempeng laut Maluku, Sulawesi, Lempeng laut Filipina dan Utara papua.

Dengan berkembangnya teknologi yang semakin pesat segmen zona megathrust Indonesia saat ini sudah dapat diketahui kekuatanya. Jika dilihat berdasarkan data hasil monitoring BMKG menunjukan bahwa aktivitas gempa kecilah yang sering terjadi di zona megathrust, meskipun bisa juga dapat memicu gempa yang lebih besar. 

Jadi gempa yang terjadi di wilayah megathrust atau yang kita kenal dengan gempa megathrust kekuatanya tidak selalu besar dan tidak selalu menimbulkan tsunami yang dahsyat

Tsunami di Selatan Jawa

Tangkapan layar Data terjadinya peristiwa tsunami | Oleh Daryono | BMKG
Tangkapan layar Data terjadinya peristiwa tsunami | Oleh Daryono | BMKG
Para ahli mengatakan bahwa pantai selatan Jawa itu rawan tsunami. Menurut Dr. Daryono, S.Si, M.Si. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya beberapa data tsunami seperti yang terjadi pada tanggal 4 Januari tahun 1840 kekuatan gempa sebesar M7,5 yang menyebabkan tsunami di Selatan Yogyakarata dan juga terjadi tsunami pada tanggal 17 Juli tahun 2006 di Pangandaran dengan kekuatan gempa sebesar M7,7. Dimana tinggi trsunami mencapai 16,9m yang menelan korban jiwa sebanyak 668 orang meninggal

Kemudian, berita yang diberitakan oleh ilmuwan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang mengungkap bahwa potensi tsunami di Selatan Pulau Jawa setinggi 20 meter kemungkinan besar bisa terjadi karna dari data tsunami dari tahun ke tahun tinggi tsunami pada saat itu sudah mencapai 16,9 m yang terjadi di wilayah Pangandaran

Sebagai penutup, dengan adanya berita yang beredar sekarang diharapkan masyarakat dapat menelaah berita dengan baik agar tidak mudah terpengaruh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun