Mohon tunggu...
Dede Amar Udi Ilma
Dede Amar Udi Ilma Mohon Tunggu... Ilmuwan - International Program For Law and Sharia ( IPOLS )

Pembelajar, Penjelajah, Pencinta Olahraga, Traveler

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Warta Artifisial, Sejarah, dan Pencegahannya

8 Maret 2020   05:38 Diperbarui: 8 Maret 2020   05:34 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Refleksi warta Artisial di Majapahit

Dikisahkan pada zaman kerajaan Majapahit, salah satu penyebab kehancuranya akibat adanya berita palsu yang disampaikan oleh Mahapatih kepada para raja.

Mahapatih memberikan berita bohong yang pertama kepada Diah wiyaja dan mengatakan bahwa para menteri tidak puas atas sikap Wijaya pada Lembu Sora yang belum juga menerapkan undang-undang utaramanawadarwasastra atasnya, bahkan Mahapatih mengatakan para menteri menganggap Wijaya membenarkan tindakan Keboanabrang ini.

Selesai dengan Wijaya, Mahapatih mendatangi Kebotaruna dan mengatakan bahwa Wijaya sebenarnya sedang seduh atas kematian Keboanabrang namun jika Kebotaruna akan menuntut balas sudah pasti Wijaya akan membela Lembu Sora.

Saat bertemu Nambi lain lagi ceritanya, dikatakanya Wijaya berniat membebaskan Lembu Sora dari hukuman karna itu Kebotaruna beniat menuntut balas kepada Lembu sora namun Mahapatih berhasil mereda amarhnya, demikianlah Mahapatiuh menebarkan banyak fitnah dan berita bohong sehingga berita yang benar sulit didapatkan oleh banyak orang pada kala itu.

Sebagaimana kita ketahui, berita palsu atau hoax merupakan kepalsuan yang sengaja dibuat untuk menyamar sebagai kebenaran yang otentik. Perkembangan internet yang sangat pesat yang tidak diimbangi dengan literasi digital menyebabkan berita palsu atau hoax merajalela.

Tidak hanya disitus online tetapi juga melaui pesan chatting, kalau tidak berhati-hati bisa tertipu oleh berita palsu apalagi sampai menyebarkan informasi ke berbagi pihak yang dapat merugikan tanpa mencari tahu kebenaranya.

Histori berita palsu

Awal mula adanya berita palsu atau hoax terjadi sekitar pada tahun 1661. Dimulai dengan adanya kasus soal Drummer of Tedworth. Drummer of Tedworth adalah kasus dugaan poltergeist (Istilah mistis dalam dunia paranormal) berada di West Country of England oleh Joseph Glanvill. Kasus ini berkisah tentang seorang pemilik tanah bernama John Mompesson yang memiliki rumah di kota Tedworth. Setiap malam hari dia selalu dihantui oleh suara-suara drum dirumahnya.

Dia mendapatkan nasib tersebut karna dia telah menuntut Wililiam Drury (Seorang drummer veteran tanpa upah) Yang dituduh mengumpulkan uang dengan kepura-puraan, hasilnya John memenangkan perkara tersebut didepan pengadilan. Dia berpendapat bahwa Drury telah melakukan sihir terhadap rumahnya karena dendam akibat kalah di pengadilan.

Joseph Glanvill, adalah seorang penulis yang mendengar berita terebut, dia berinisiatif untuk mendatangi rumahnya dan dia juga mengaku mendengarkan suara-suara aneh di rumah milik John. 

Kemudian ia menceritakan pengalamanya ke dalam tiga buku dan diterbitkan dengan judul Saducismus Triumphatus, pada buku ketiga karanganya dia mengakui bahwa suara-suara tersebut hanyalah trik dan kebohongan belaka, adapun pendapat dari Crowds menganggap bahwa fenomena tesebut adalah palsu yang dihasilkan oleh sekutu drummer agar John tertipu.

Berita Palsu Pertama di Media

Perkembangan teknologi yang sangat pesat saaat ini memberikan informasi yang sangat cepat, khususnya melalui media sosial.  Hal ini dimanfaatkan untuk menyebarkan berita palsu oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, berita palsu dapat dilakukan dengan cara apapun sehingga berita fiksi dapat sebarluarkan kepada orang, dari mulut ke mulut, digital dan sebagainya

Berbeda ketika berita tentang hantu drumer, menyebar dari mulut ke mulut, pada awalnya dampaknya masih relatih kecil ke daerah-daerah sekitar, kemudian berkembang melalui surat berantai.

selanjutnya, pada abad ke 15 untuk menyebarkan berita palsu didukung dengan ditemukannya mesin cetak. Tabloid yang disebar pada abad ke 20, selanjutnya menjadi passar masal hoax, dilanjutkan pada abad ke-21 dengan adanya penyebaran hoax melalui media sosial

Basis hoax di media sosial di tahun 1708 diterbitkan oleh Jonathan swift dengan nama lain Ishak Bickestaff. Publikasi tahunan yang disebut dengan Alamanak mencakup berbagai hal, diantaranya adalah tentang ramalan cuaca, dan lain lain. Tidak hanya sebatas itu, Swift juga meramalkan kematian astrolog terkemuka di inggris John Patridge.

Berberapa langkah agar terhindar dari hoax

Judul Provokativ

Judul merupakan hal yang sangat penting dalam menuliskan sebuah berita, dari judul yang unik dapat menarik peminat pembaca, untuk menghindari berita hoax perlu diperhatikan dalam judul, apakah judul tersebut memuat hal-hal yang provokativ atau tidak alangkah baiknya apabila menemukan judul yang provokativ jangan langsung dipercayai beritanya, dan segera mecari tahu kebenaranya.

Cermati alamat situs

Jika menemukan sebuah berita, perlu diperhatikan alamat situs itu apakah sudah terverifikasi sebagai situs yang resmi atau tidak, Jangan sampai anda terkecoh dan menyebarluaskanya.

Periksa Fakta

Perhatikan dari mana berita berasal dan dari mana sumbernya, alangkah baiknya apabila mendapatkan sebuah berita jangan langsung mempercayainya lihat situs atau sumber yang berhubungan dengan berita tersebut.

Berdasarkan kamus sinonim disampaikan bahwa warta berarti berita, sedangkan artifisial padanan katanya adalah buatan atau palsu. Warta artifisial berarti berita hoax yang harus kita kendalikan dengan akal sehat, agar situasi masyarakat dapat terkendali.

Salam Literasi
Copyright@Amar07
Sources : | 1 | 2 | 3 | 4 |

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun