Mohon tunggu...
Dede Amar Udi Ilma
Dede Amar Udi Ilma Mohon Tunggu... Ilmuwan - International Program For Law and Sharia ( IPOLS )

Pembelajar, Penjelajah, Pencinta Olahraga, Traveler

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sosok Sahabat yang Menjadi Pembantu Rasulullah

31 Mei 2019   00:07 Diperbarui: 31 Mei 2019   00:24 1016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Muslimobsession.com

Dalam bulan suci ramadhan ini saya akan menceritakan kisah tentang sahabat rosulullah SAW yang masuk islam dan menjadi pembantu nabi, artikel ini semoga bermanfaat bagi kita semua untuk bisa lebih mengetahui lebih dalam kisah teladan para sahabat Rasulullah.

 Bulan suci Ramadhan merupakan kesempatan bagi setiap hamba Allah untuk lebih meningkatkan ketakwaan, dikarenakan bulan ini memiliki beberapa keutamaan atau manfaat seperti berikut ini:

Ramadhan Bulan Diturunkannya Al-Qur'an
Ramadhan merupakan syahrul Quran (bulan Al-Quran). Diturunkannya Al-Quran pada bulan Ramadhan menjadi bukti nyata atas kemuliaan dan keutamaan bulan Ramadhan. Allah Swt berfirman yang artinya : 

"Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang didalamnya diturunkan Al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan petunjuk tersebut dan pembeda (antara yang benar dan yang batil)." (QS. Al-Baqarah: 185).

Bulan Penuh Keberkahan
Bulan ini disebut juga dengan bulan syahrun mubarak. Hal ini adalah berdasarkan pada dalil hadist Nabi Rasulullah SAW yang artinya :"Sungguh telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah. Pada bulan ini diwajibkan puasa kepada kalian.." (HR. Ahmad, An-Nasa'i dan Al-Baihaqi). Dan juga bahwa setiap ibadah yang dilakukan di bulan Ramadhan, maka Allah akan melipat gandakan pahalanya.

Malam Lailatul Qodar
Kemuliaan bulan ramadhan salah satunya adalah dengan hadirnya malam penuh kemuliaan dan keberkahan di salah satu malam pada malam-malam terakhir dan ganjil di bulan ramadhan yaitu malam lailatul qodar. Pada bulan ramadhan terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu lailatul qadar (malam kemuliaan). Pada malam inilah yaitu 10 hari terakhir di bulan Ramadhan adalah saat diturunkannyaAlQur'anul Karim.

Di bulan yang penuh berkah ini selayaknya kita umat islam harus tetap ceria dan bersyukur dalam menjalani bulan ramadhan ini, karna dalam bulan ramadhan ini amal kebaikan kita akan dilipat gandakan oleh Allah SWT. Sebagai umat islam kita tentunya harus meneladani sikap Rosullulah dan para sahabatnya, dan tentunya perbanyak membaca kisah para sahabat rosul untuk dijadikan panutan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari, apa lagi dalam bulan yang penuh berkah ini. Adapun Kisah Ibnu Mas'ud dan Rosulullah SAW dimana sosok yang masuk islam yang menjadi pembantu Rosulullah. Namanya Abdullah bin Mas'ud bin Ghafil bin Habib RA. Ia salah seorang sahabat Rasulullah SAW yang masuk Islam sebagai generasi awal (sabiqunal awwalun). Ia juga dikenal dengan nama Ibnu Mas'ud RA.

Saat remaja, Ibnu Mas'ud RA dikenal sebagai seorang penggembala kambing. Selain itu, orang juga mengenalnya sebagai pelayan seseorang bernama Uqbah bin Abu Mu'aith. Lalu, karena dirinya memiliki kejujuran yang terbukti dan teruji di hadapan Abu Bakar Ash-Shiddiq RA dan Rasulullah SAW, maka ia mencoba menawarkan diri untuk menjadi pembantu pribadi Sang Nabi.  

Dan ternyata, melihat kemuliaan sifat si pemuda, Rasulullah SAW pun menerimanya. Akhirnya jadilah Ibnu Mas'ud sebagai pembantu pribadi nabi akhir zaman, Muhammad SAW. Semenjak Ibnu Mas'ud RA resmi menjadi pembantu Rasulullah SAW, ia senantiasa menemani beliau dalam bepergian. Tugasnya membawakan sandal, bantal, siwak, dan air untuk wudlu Nabi SAW.

Ibnu Mas'ud RA juga sering masuk ke kamar Rasulullah SAW guna mengurus tempat tidur beliau. Jika Nabi SAW mandi, ialah yang membentangkan tabir penutupnya. Ketika Nabi SAW tidur, ia pun biasa membangunkan beliau, dan memakaikan sandal ketika Nabi berdiri dan hendak pergi. Saat Nabi SAW duduk, ia menyelipkan sandal beliau di ketiaknya. 

Ia senantiasa mendampingi Rasulullah bagaikan sebuah bayang-bayang dengan bendanya. Dia selalu menyertai beliau kemana pergi, di dalam rumah maupun di luar rumah., menyediakan air untuk beliau mandi, mengambilkan terompah apabila beliau hendak pergi, dan membenahinya apabila beliau pulang. Dia membawakan tongkat dan sikat gigi. Menutupkan pintu kamar apabila beliau masuk kamar hendak tidur.

Karena sedemikian dekatnya dengan Nabi SAW, sahabat Abu Musa Al-Asy'ari RA sempat mengira kalau Ibnu Mas'ud RA adalah keluarga beliau. Kedekatan itu juga membuat dirinya termasuk salah satu shahabat yang dapat mengumpulkan Al-Qur'an langsung dari lisan Nabi SAW. Bahkan dirinya bersumpah, "Demi Allah yang tidak ada sesembahan selain Dia, tidaklah satu surat pun yang diturunkan, melainkan aku mengetahui di mana diturunkannya. 

Serta tak ada satu ayat pun dari Kitabullah, melainkan aku mengetahui kepada siapa diturunkannya. Sekiranya aku mendapati ada orang lain yang lebih mengetahui tentang Kitabullah, dan tempatnya bisa ditempuh dengan unta, niscaya aku akan berangkat menemuinya." (HR Bukhari)
Oleh karenanya, Rasulullah SAW menganjurkan para shahabat lain untuk belajar dan menghafal Al-Qur'an kepada Ibnu Mas'ud RA. Beliau bersabda: 

"Ambillah Al-Qur'an dari empat orang, yakni Abdullah bin Mas'ud, Salim, Mu'adz bin Jabal, dan Ubay bin Ka'ab." (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Tirmidzi)

Seruan Nabi SAW disambut dengan sigap oleh para sahabat. Dengan bersemangat, mereka bersama-sama berguru Al-Qur'an kepada Ibnu Mas'ud RA. Saat mengajar, di depan para shahabat ia meyakinkan, "Aku telah membacanya di hadapan Rasulullah SAW." (HR Bukhari).

Di samping mahir mengenai kandungan Al-Qur'an, Ibnu Mas'ud juga dianugerahi suara yang merdu. Sampai-sampai Rasulullah SAW suka memintanya membacakan Al-Qur'an untuk beliau simak. Beliau pun bersabda: "Barang siapa ingin membaca Al-Qur'an dengan baik seperti pertama kali turun, maka bacalah seperti bacaan Abdullah bin Mas'ud." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

Ibnu Mas'ud RA dikaruniai umur yang panjang. Ia hidup hingga masa kekhalifahan Utsman bin Affan RA. Pada masa kekhalifahan Umar bin Khaththab RA, beliau mengemban tugas menjadi guru di Kufah. Beliau mengajarkan ilmu Din kepada masyarakat. Ali bin Abi Thalib RA pun mengakui dan memuji keilmuan yang dikuasainya.

Di samping ahli di bidang Ilmu Al-Qur'an, Ibnu Mas'ud juga banyak meriwayatkan hadits. Sepanjang hayatnya, ia sempat meriwayatkan sebanyak 840 hadits. Ibnu Mas'ud RA wafat pada umur 65 tahun di Madinah, yakni pada tahun 32 H. Mahaguru ilmu Al-Qur'an ini dimakamkan di pemakaman Baqi.

Semoga Bermanfaat
Copyright 2019 @Amar07

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun