Tidak jarang kita menemukan beberapa anak atau peserta didik yang memiliki kekurangan dalam bidang akademik sehingga sangat berpengaruh pada prestasinya. Biasanya peserta didik tersebut akan menunjukkan beberapa ciri seperti sulit untuk berfokus pada satu titik fokus, tatapannya seperti melamun, sulit mendengar dan memahami apa yang disampaikan orang lain, mudah teralihkan, dan bahkan kerap sekali berlaku ceroboh. Sering kali kita menganggap mereka bodoh karena siswa tersebut memiliki kecerdasan dibawah rata-rata dan tidak. Hal ini bisa saja terjadi karena anak tersebut memiliki angguan ADHD atau Attention Decifit Hyperactive Disorder atau biasa disebut dengan gangguan kesulitan belajar. Masih banyak dari kita yang kurang memahami kondisi yang dialami anak tersebut sehingga banyak yang beranggapan anak dengan gejala dan kondisi tersebut adalah anak yang bodoh.
Ciri lain dari anak ADHD adalah hiperaktivitas. Hal ini dapat terjadi karena energy yang dimilikinya sangat besar, sehingga ia membutuhkan wadah atau media untuk menyalurkan energy tersebut. Hiperaktivitas ini kerap sekali membuat anak ADHD tiba-tiba bertindak secara impulsif, banyak bicara dan sulit diajak bersosialisasi dan bekerja sama.
Saya sendiri pernah berhadapan langsung dengan anak ADHD ketika melakukan magang di sebuah TK. Dari yang saya amati, saat pembelajaran berlangsung dimana teman yang lainnya melakukan doa dan rutinitas pagi hari, anak tersebut lebih memilih bermain dan berlarian didalam kelas. Ketika guru memberikan tugas, teman yang lainnya langsung mengerjakan tugas yang diberikan gurunya meskipun ada beberapa anak yang merasa kesusahan, tapi berbeda dengan anak ADHD tersebut yang lebih memilih untuk mengacak mainan yang tersedia didalam kelas. untungnya guru yang bertugas dikelas tersebut telah professional. Ada kalanya ketika dirasa ia tidak mengganggu teman lainnya guru tersebut langsung mendekati dan memeluknya dan ketika ia mulai mengganggu guru akan memberikan media pembelajaran yang lain untuk mengalihkan perhatiannya.
Dalam kasus anak ADHD ini menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua dan pendidik. Dikarenakan tingkah lakunya yang tidak biasa sehingga sering membuat pembelajaran tidak berjalan dengan semestinya. Orangtua dan pendidik harus mencari cara tepat yang dapat membuat anak bisa menyalurkan energinya. Seperti dalam satu pembelajaran sediakan minimal 3 media pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan karena anak ADHD sangat cepat sekali bosan dan perhatiannya sering teralihkan. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H