Mohon tunggu...
Amanullah Fatih
Amanullah Fatih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Olahraga (Tenis Meja)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Penting Pesikologi dalam Pendidikan Islam untuk Membentuk Karakter Anak

4 Desember 2024   07:46 Diperbarui: 4 Desember 2024   07:48 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karakter dapat dikatakan sebagai kepribadian yang dievaluasi, sedangkan kepribadian adalah karakter yang dievaluasi. Melalui perbedaan sudut pandang ini tampak jelas bahwa psikologi kepribadian yang berkembang dewasa ini berbeda dengan ilmu akhlak dalam wacana keilmuan Islam. 

Psikologi kepribadian membicarakan tentang tingkah laku manusia menurut apa adanya dan bukan bagaimana seharusnya. Tujuan penggambaran tingkah laku ini adalah untuk mengetahui, menentukan dan mengkatagorikan sifat-sifat dan tipologi-tipologi khas individu dan aspek-aspek kejiwaan tertentu yang menentukan sifat dan tipologinya. 

Istilah tipologi juga tidak bisa diidentikkan dengan istilah kepribadian, sebab ruang lingkupnya sangat sempit. Tipologi merupakan salah satu pendekatan psikologi kepribadian yang berdasarkan atas tipetipe manusia tertentu, padahal dalam psikologi kepribadian masih terdapat pendekatan lain yang sering digunakan, seperti pendekatan penyifatan.

Sesungguhnya pandangan al-Qur'an terhadap manusia adalah pandangan yang menyeluruh, terpadu, seimbang dan tepat. Manusia bukan hanya berupa wujud materi yang terdiri dari fisika, fisika, kimia, dan otot-otot mekanis, sebagaimana pandangan filosof-filosof materialistis. Manusia juga bukan hanya roh yang terlepas dari raga sebagaimana pendapat sebagian kaum terpelajar. 

Manusia menurut al-Qur'an adalah terdiri dari jiwa dan raga yang keduanya saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Manusia bukanlah binatang yang akan habis riwayatnya dan lenyap hidupnya setelah mati dan bukanlah binatang yang wujudnya tidak berbeda dengan binatang-binatang lain. Manusia bukan juga makhluk yang paling tinggi yang tidak ada sesuatu diatasnya. 

Namun manusia mempunyai keutamaan, kelebihan, kemuliaan dan kedudukan yang tinggi dengan notabene apabila tahu diri, berilmu dan mahu menggunakan akalnya. Apabila ia jatuh meluncur ketingkat yang paling rendah jelek, maka hilanglah kemanusiaannya dan ia berkedudukan yang paling hina daripada Binatang.

Keterbukaan psikologis sangat penting bagi seorang guru mengingat pasisinya sebagai panutan siswa. Selain sisi positif yang dimiliki oleh seorang guru dalam keterbukaan psikologis yaitu: Pertama, keterbukaan psikologis merupakan pra kondisi atau persyaratan penting yang harus dimiliki guru untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain. 

Kedua, keterbukaan psikologis diperlukan untuk menciptakan suasana hubungan antar pribadi guru dan siswa yang harmonis, sehingga mendorong siswa untuk mengembangkan dirinya secara bebas dan tanpa ganjalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun