Mohon tunggu...
Amanullah Fatih
Amanullah Fatih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Olahraga (Tenis Meja)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Bahasa pada Anak Pesikologi serta Implikasinya dalam Pembelajaran

4 Desember 2024   06:22 Diperbarui: 4 Desember 2024   06:23 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terdapat banyak faktor antara bilogis dan pengalaman yang berperan dalam perkembangan bahasa. Kita mengetahui bahwa budaya berperan penting dengan menentukan perangkat bahasa yang dibutuhkan dalam kehidupan orangorang. Anak- anak mengembangkan bahasa selama mereka membangun kemampuan kognitif lain dengan secara aktif memahami apa yang mereka dengar, mencari pola-pola dan menyusun aturan-aturan.

Kejadian penting bayi dalam perkembangan bahasa adalah menangis (lahir), mendekut (usia 1-2 bulan), celotehan (usia 6 bulan),transisi dari seorang ahli linguistik universal menjadi pendengar bahasa yang spesifik (6 hingga 12 bulan), menggunakan bahasa (8-12 bulan),pemahaman kata ( 8 hingga 12 bulan), pengucapan kata-kata pertama(13 bulan), ledakan kosa kata (18 bulan), perkembangan pemahaman kata-kata dengan pesat (18 hingga 24 bulan) dan ucapanucapan dua kata (18 hingga 24 bulan).

Sementara itu perkembangan bahasa anak-anak selama usia sekolah pada usia 5 atau 6 tahun ( kanak-kanak menengah dan akhir), kebanyakan sudah menguasai dasardasar bahasa aslinya. Maka pada fase ini, anak-anak semestinya menguasai tentang pelafalan,tata bahasa, perbendaharaan kata dan arti kata, pragmatika dan kesadaran metalinguistik.

Di masa remaja, perubahan bahasa mencakup penggunaan katakata yang lebih efektif, peningkatan kemampuan memahami metafora dan karya-karya literatur dewasa,serta peningkatan kemampuan menulis. Pada masa remaja, individu-individu sangat mahir memvariasikan gaya bahasanya agar pas dengan situasinya. 

Jadi, mereka dapat berbicara dengan teman sebayanya dengan bahasa slang yang bagi orang dewasa terdengar tidak ada artinya, tetapi bahasa itu merupakan tanda bahwa remaja yang bersangkutan adalah anggota kelompok tertentu.

Meskipun demikian, tetap ada kaitanya antara aktivitas kognitif dan bahasa pada anak. Pemikiran (kognitif) tampaknya dapat mempengaruhi bahasa dan begitu juga sebaliknya,namun bukti yang terus bermunculan menunjukkan bahwa bahasa dan pemikiran bukan bagian dari sebuah sistem kognitif tunggal dan otomatis, melainkan berevolusi sebagai modul-modul yang terpisah, yang secara biologis mempersiapkan komponen pemikiran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun