Mohon tunggu...
Aman A. Nugraha
Aman A. Nugraha Mohon Tunggu... Peneliti Akselerasi Indonesia -

Seseorang yang menikmati dunia baca dan tulis, terkadang menyukai dan melahap wacana kontemporer yang aneh-aneh. baginya, semuanya menjadi candu yang membekas rindu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Milangkala Ke-14 Kota Tasikmalaya

17 Oktober 2015   22:58 Diperbarui: 18 Oktober 2015   07:24 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nyantri, Nyantika, Nyunda, Nyakola, Nyantana”, tagline yang pas disematkan pada milangkala ke-14 ini. Harapan terbesar ini menjadi cita yang harus segera terwujud dalam membangun masyarakat cita. Selain itu, julukan Tasik sebagai Kota santri, Kota 1.000 Pesantren, dan Kota Islami mampu dipertahankan bahkan lebih ditingkatkan lagi.

Tagline diatas akan penulis paparkan pengertian dan maksudnya. Pertama, Nyantri merupakan istilah yang berasal dari kata santri. Santri adalah sosok pembelajar agama, yang dijadikan sebagai landasan dirinya untuk berperilaku dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tuntunan agama. Menjaga hubungan ibadah dengan penciptanya (Habluminallah), menjaga dengan sesamanya (Habluminannas) dan menjaga segala kelestarian alam dan segala ciptaan yang lainnya. Dengan maksud, setiap masyarakat kota Tasikmalaya selalu memegang teguh ajaran agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari.

Kedua, Nyantika dimaknai sebagai perilaku cepat tanggap dalam menghadapi segala sesuatu atau disebut dengan responsif. Perilaku ini sangat penting dimiliki dan diamalkan oleh segenap masyarakat kota Tasikmalaya dalam menghadapi segala persoalan-persoalan yang menimpanya. Tanpa memiliki sikap responsif, pemerintah dan masyarakat kota Tasikmalaya akan semakin terbelakang dan tumpul akan kemajuan.

Ketiga, Nyunda adalah sikap yang perlu ditumbuhkan dalam setiap masyarakat sunda. Sejatinya, orang yang mengenal latar belakangnya akan sangat menghargai segala ketetapan budaya leluhurnya. Tasikmalaya terletak di wilayah tataran sunda, tentunya setiap masyarakat Tasikmalaya harus menghargai, membudayakan dan mencintai segala sesuatu tentang kesundaan. Jangan sampai istilah kacang lupa kulitnya menjadi istilah yang tepat untuk disematkan dalam diri seseorang.

Keempat, Nyakola memiliki arti sebagai sang pembelajar. Sebagai pembelajar, pendidikan menjadi pondasi yang utama dalam membangun generasi bangsa yang bermoral, berpengetahuan luas dan mampu mengangkat derajat masyarakat sekitar dll. Oleh karena itu, pemerintah harus mampu mendorong masyarakatnya untuk menjadi sang pembelajar di pendidikan formal maupun pendidikan non formal.

Kelima, Nyantana merupakan sikap yang harus dimiliki pemerintah dan masyarakat Tasikmalaya, yang memiliki arti merakyat atau populis. Hal tersebut mampu mengikis kesenjangan antara pemimpin dan orang-orang yang dipimpinnya. Dengan begitu, pemimpin akan mendengar langsung setiap problematika yang dihadapi masyarakatnya. Tidak menjadi pemimpin yang duduk manis diatas singgasana pemerintahan untuk menunggu datangnya pengaduan dari rakyat, bahkan sama sekali tidak mengenali masyarakatnya.

Kelima istilah diatas sebagai target pencapaian yang perlu secepatnya dicapai. Hal tersebut, guna membentuk generasi emas yang mampu menjadi tulang punggung daerah kota Tasikmalaya di masa yang akan datang. Hal tersebut, ditunjukan oleh generasi muda dari kalangan mahasiswa yang menamakan organisasinya Keluarga Mahasiswa Tasikmalaya atau disebut dengan nama ARMALAYA. Organisasi kedaerahan ini, didirikan di Bandung.

Ajaran Siliwangi yaitu Silih Asah, Silih Asih dan Silih Asuh menjadi landasan untuk saling menguatkan segenap rasa cinta terhadap kedaerahan dan kebersamaan untuk saling membesarkan satu sama lain. Nama Armalaya memiliki makna filosofis tersendiri yaitu menjadikan setiap kadernya menjadi Raja dan Ratu Tasikmalaya. Organisasinya dilandasi dengan motto Seja Bumela di Lembur Matuh Tempat Bali Geusan Ngajadi, yang memiliki arti dimanapun kita dilahirkan disanalah tempat kita kembali untuk mengabdi. Tasikmalaya adalah daerah kelahiran setiap kader Keluarga Mahasiswa Tasikmalaya, untuk itulah kader dituntut untuk meningkatkan potensinya masing-masing yang diwadahi oleh ARMALAYA dan dapat kembali mengabdi ditanah kelahirannya.

Dalam milangkala ke-14 ini, semoga pemerintah kota Tasikmalaya dan segenap masyarakat mampu bersinergi satu sama lain untuk mewujudkan segala harapan, cita-cita dan tujuan yang telah ditetapkan pemerintah. Dan semoga Armalaya sebagai organisasi kedaerahan mampu memberikan kontribusinya dengan mencapai setiap tujuan organisasinya dan menjadi role model bagi organisasi lainnya untuk mencetak sumber daya manusia asal Tasikmalaya lebih berkualitas dan bermoral.

 

*Penulis adalah Demisioner Ketua Umum Keluarga Mahasiswa Tasikmalaya dan Peneliti di Lembaga Riset dan Kajian Strategis Akselerasi Indonesia (AI).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun