Mohon tunggu...
Aman A. Nugraha
Aman A. Nugraha Mohon Tunggu... Peneliti Akselerasi Indonesia -

Seseorang yang menikmati dunia baca dan tulis, terkadang menyukai dan melahap wacana kontemporer yang aneh-aneh. baginya, semuanya menjadi candu yang membekas rindu.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tunas dalam Peti: Analitis-Kritis Sumber Problematika Kebangsaan

6 Oktober 2015   08:55 Diperbarui: 8 Oktober 2015   17:36 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tunas Dalam Peti: Analitis-Kritis Sumber Problematika Kebangsaan

Negara (state) merupakan suatu organisasi atau badan tertinggi yang memiliki kewenangan untuk mengatur perihal kepentingan masyarakat luas. Bertanggung jawab atas setiap kesejahteraan, perlindungan dan berkewajiban untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Menurut John Locke dan Rousseau, Negara merupakan suatu badan atau organisasi hasil dari perjanjian masyarakat. Penafsiran penulis dalam pengertian tersebut adalah kedudukan Negara sebagai suatu  organisasi dibentuk berdasarkan kesepakatan bersama atas nama warga Negara, dengan berlandaskan pedoman dasar, ideologi Negara, cita-cita dan tujuan Negara untuk memenuhi hak dan kewajiban Negara terhadap warga Negaranya sendiri.    

Hak dan kewajiban merupakan ketentuan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan bernegara, karena satu sama lain memiliki ikatan erat antara rakyat dan pemerintah. Hak adalah sesuatu yang mutlak di dapatkan, sedangkan kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan dan di taati. Hal tersebut diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 30, guna mempertegas pedoman dasar mengenai hak dan kewajiban Negara terhadap warga negaranya sendiri (bangsa) yang harus terpenuhi.

Tidak kita pungkiri sebagai bangsa Indonesia, keindahan dan kekayaan alam Negara ini berbanding lurus dengan potensi tunas bangsanya yaitu sumber daya manusia. Mampu mengelola dan meningkatkan potensi sumber daya manusia tentu akan meningkatkan keindahan dan kekayaan alam di Negeri ini. Contohnya, Indonesia dengan sumber daya manusianya mampu mengelola tanahnya sendiri menjadi sumber rempah-rempah. Sebaliknya, apabila tidak mampu, maka tunggulah kehancuran alam yang indah dan kaya ini.

Pengelolaan dan pola potensi yang di bentuk dalam pembangunan sumber daya manusia tersebut harus dilakukan dengan tujuan terwujudnya Negeri yang menjadi harapan bangsanya sendiri, artinya Ideologi Negara dan nilai-nilai demokrasi harus sudah tertanam di dalam karakter bangsanya. Penegasannya dengan mengaktualisasikan nilai-nilai yang terkandung didalamnya, tanpa membunuh harapannya sendiri dengan memiliki sedikit pemahaman untuk terus berkontribusi.

Tunas dalam peti dimaksudkan sebagai refleksi kemajuan dan kemunduran bangsa ini. Memiliki arti, tunas sebagai sumber daya manusia harus lebih kaya akan pengetahuan dan pengalamannya dalam mengelola sumber daya alam. Kini kondisinya jauh dari harapan, sumber daya manusia yang dimiliki Negara ini terkungkung bak dalam peti, sulit keluar dari zona nyaman (comfort zone). Mereka terjebak dengan kondisi-kondisi seperti: meningkatnya sisi indivdualis, kurangnya pemahaman akan sejarah Negara ini, memposisikan sebagai kaum penikmat, memiliki egosentris yang tinggi dan mengikis budaya produktifitas untuk saling membesarkan satu sama lainnya. Dampak yang diakibatkan akan terasa pada generasi bangsanya, dan melahirkan permasalahan diatas secara turun-temurun.  

Penegasan Ikhtiar

Secara etimologi, Ideologi berasal dari kata idea dan logos. Kata idea berarti gagasan, konsep, cita-cita dan pengertian dasar. Sedangkan logos artinya ilmu. Secara terminologi, ideologi adalah ilmu pengetahuan tentang ide-ide. Menurut Karl Mark, Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteran bersama dalam masyarakat. Hemat penulis, Ideologi merupakan suatu hal yang penting dalam hidup bernegara, karena dengan ber-ideologi, kita akan memiliki pandangan yang lebih terhadap sesuatu dibandingkan dengan yang tidak ber-ideologi. Ber-ideologi selalu bersifat doktriner, maka gunakanlah setiap ideologi yang di miliki sebagai bentuk konstruktif untuk kemajuan Negara dan tidak digunakan untuk merusak yang berakibat fatal dan kemunduran.

Terhindar dari problematika bangsa seperti kemiskinan, kebodohan, kualitas sumber daya lemah, peluang kerja sempit, tingkat kesempatan pendidikan rendah, stabilitas ekonomi goyang, stabilitas politik tidak jelas, keamanan semakin menurun merupakan cita-cita besar yang harus dicapai bangsa untuk Negaranya sendiri, sehingga tercapainya kesejahteraan, terjaminnya keamanan Nasional, stabilitas ekonomi dan politik, terbukanya kesempatan kerja, dll.

Untuk menghindari dari sikap kemunduran dalam berbangsa ini, memahami nilai-nilai demokrasi sama pentingnya dengan ber-ideologi. Filosofi nilai-nilai demokrasi itu sendiri adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Pemahaman tersebut artinya mengedepankan hak rakyat atau hak seluruh bangsanya demi kemajuan Negaranya sendiri. Bila aturan yang ditetapkan berakibat menghardik dan mengkerdilkan sebagian bangsanya, maka hal tersebut akan sangat merugikan sebagian orang dan menguntungkan sebagian orang. Sehingga, cita-cita demokrasi sampai kapanpun tidak akan pernah tercapai. Yang akan tercapai adalah kesengsaraan, egosentris setiap individu meningkat, miskin moral dan carut-marutnya sistem Negara. Dengan kata lain, Negara ini mengalami kemunduran diakibatkan dari faktor sumber daya manusia yang gagal mengelola diri dan mengelola sistem.

Masalah diatas menjelaskan pentingnya manajerial diri dan kepemimpinan dalam organisasi, karena Negeri ini merupakan bagian organisasi yang sangat luas maka perlu adanya perhatian yang lebih serius dalam menanganinya. Apabila setiap individu tidak memiliki kemampuan tersebut maka sangat dipastikan akan sangat dijauhkan dari yang namanya kesempurnaan hasil yang diharapkan. Maka dari itu, memimpin diri sendiri menjadi keharusan yang tidak bisa dihilangkan sebelum memimpin orang lain dalam aspek komunal. Masyarakat adalah satu kesatuan penting dalam komunal, karena masyarakat merupakan tunas bangsa yang hidup dalam Negeri ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun