Hampir sebagian besar penulis pemula bingung ketika dihadapkan pada pertanyaan:
“Mengapa kamu ingin menjadi seorang penulis?”
Nah, kalau kamu sedang membaca tulisan ini dan kebetulan kamu adalah orang yang ingin memilih jalan hidup sebagai penulis, maka kamu berada di tempat yang tepat.
Pemikiran Keliru Penulis Pemula
Lalu, apa dan siapa penulis itu sebenarnya? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya kita meluruskan dahulu pemikiran-pemikiran keliru tentang penulis yang (parahnya) sudah mengakar pada hampir setiap individu penulis pemula. Apa saja?
1. Menulis Karena Faktor Pergaulan
Hal ini sangat umum terjadi. Seseorang ingin menulis karena teman-temannya suka menulis, kakaknya adalah seorang jurnalis, atau pacarnya sangat suka puisi yang ‘mengharuskan’ dia membuat puisi romantis setiap hari.
2. Menulis Karena Faktor Uang
Kesalahan yang kedua, seseorang ingin menulis karena dia percaya bahwa, dia akan mendapat penghasilan dan ketenaran dengan cara menulis, secara instan. Dia menulis siang-malam, mengirim karyanya ke berbagai lomba dan penerbit. Hasilnya? Rasa lelah dan nol keberhasilan.
3. Menulis Karena Faktor Penulis
Ilana Tan, Dee Lestari, Ika Natassa, Bernard Batubara, Raditya Dika. Siapa yang tidak mengenal mereka? Para penulis Indonesia yang sukses menelorkan karya-karya fenomenal. Lantas, kamu mulai menulis karena ingin seperti mereka? Aku yakin banyak yang menjawab ‘iya’, kan? Itu wajar dan dibenarkan, tapi –ada tapinya– kamu harus menempatkan alasan itu pada posisi yang benar juga.
Berpikirlah bahwa, kamu bisa menjadi seorang penulis yang lebih baik dari siapapun. Dengan begitu, kamu akan berusaha jauh lebih keras dari yang pernah mereka lakukan walaupun, kamu benar-benar tidak mengetahui sekeras apa mereka berusaha. Paham sampai di sini?
Menulis Adalah Naluri, Harga Diri, dan Passion
Jangan pikirkan akan setebal apa buku yang kamu tulis. Tapi pikirkan bagaimana cara mengubah pola pikir pembaca dengan cara yang logis.
Menulis berarti kita berusaha memasuki pikiran pembaca dengan tulisan yang kita tulis. Artinya, kita membutuhkan sebuah naluri untuk bisa melakukannya. Sebuah naluri daya pikir yang bisa membaca pikiran pembaca. Seorang penulis harus memiliki kemampuan ini. Kalau tidak, yang dihasilkan tidak lebih dari sebuah tulisan, bukan pemikiran.
Belajarlah bagaimana cara membaca apa yang pembaca pikirkan, apa yang mereka inginkan. Belajarlah melihat suatu hal dari sudut pandang pembaca, dan kamu akan menjadi seorang penulis yang paling diinginkan.
Apa hal terpenting dari semuanya? Passion. Jadikan menulis dan membaca adalah passion yang tak terbantahkan. Jadikan menulis dan membaca sebagai keharusan yang harus selalu dilakukan. Jadikan menulis dan membaca adalah sebuah kebutuhan. Dengan begitu, kamu akan terus melakukannya meskipun ketika kamu berada di lingkungan yang berbeda, tidak menghasilkan uang, atau bahkan tidak ada figur yang kamu nomor satu-kan.
Bagaimana, sudah paham sekarang?
Jadi, tentukan pilihanmu: menjadi seorang pembaca setia atau, menjadi seorang penulis yang tidak akan berhenti menulis dan terus membaca. Kamu punya teman lain yang juga hobi menulis? Share ke meraka ya ^_^
"Menulis dengan baik hanya bisa dilakukan oleh orang yang berpikiran baik dan berperilaku baik."
---
Salam Literasi,
Amanes Marsoum (Konsultan cinta dan penulis di inovasee.com)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H