Mohon tunggu...
Amandha Dwijayanti Lukitasari
Amandha Dwijayanti Lukitasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

AI Mengubah Hidup dari Penyelamat Siswi Menjadi Mimpi Buruk Siswi

4 November 2024   11:10 Diperbarui: 4 November 2024   11:19 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah ngga si kamu memakai AI?

Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan adalah cabang ilmu komputer yang berfokus pada pengembangan system computer yang mampu melakukan tugas-tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia, seperti pengenenalan suara, pengenalan wajah, pemprosesan bahasa alami, dan mengambilan keputusan.

Namun bagaimana bila AI ini disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab?

Hal ini terjadi di Negeri Ginseng atau yang lebih dikenal dengan dengan Korea. Perempuan-perempuan di Korea meminta bantuan kepada Perempuan di belahan dunia lain untuk membantu mereka. Dikarenakan laki-laki di korea sudah tidak lagi dipercaya.

Awal mula terjadinya Fenomena ini adalah laki-laki di Korea merasa kesal karena Perempuan-perempuan di korea sudah mulai tidak ingin memiliki hubungan dan memilih untuk menjadi Wanita yang mandiri. Laki-laki ini tidak terima dengan pilihan Perempuan disana.

Beberapa waktu kemarin semakin banyak warga di Korea Selatan yang merasa tidak aman. Tidak hanya perempuan dewasa anak kecil di bawah umur pun terkena dampak dari AI ini. AI yang dimaksud disini adalah penggunaan Deep Fake. Hal tersebut diketahui setelah viralnya sejumlah Chat Rooms atau Ruang Obrolan dalam platform Telegram yang diduga membuat dan mendistribusikan materi pornografi yang memicu ketakutan dan kemarahan di Korea Selatan.

Berdasarkan pada Badan Kepolisian Nasional Korea Selatan, terdapat 297 kasus kejahatan deepfake pornografi yang dilaporkan dari Januari hingga Juli. Terdapat 178 terdakwa yang 113 nya adalah remaja. Pihak kepolisian Seoul juga sudah menangkap 10 remaja berusia 14 tahun atas kejahatan ini.

Deepfake ini sendiri merupakan Teknik sintesis citra manusia yang berdasarkan pada kecerdasan buatan/AI. AI ini digunakan untuk menggabungkan serta menempatkan gambar dan video yang ada ke sumber gambar atau video menggunakan Teknik mesin belajar yang dikenal sebagai jaringan generative adversarial (Generative Adversarial Network). Atau GAN. GAN memungkinkan digunakan untuk menghasilkan audio baru dari audio yang telah ada, atau teks yang baru dari teks yang pernah ada, ini merupakan sebuah teknologi yang multiguna.

Perempuan adalah golongan yang paling rentan akan penyalahgunaan Deepfake terutama karena deepfake ini dapat dikenakan pada siapapun tanpa terkecuali termasuk anak-anak. Pembuatan pornografi deepfake tidak hanya pembuatan pornografi yang memenuhi fantasi seksual namun juga mengenai kekuasaan dan kontrol, serta penghinaan terhadap Perempuan.

Mereka mengategorikan korban berdasarkan wilayah tempat tinggalnya. Pelaku hanya perlu mengirimkan 10 foto korban dan akan dibuatkan foto atau video porno dari foto-foto yang telah diberikan. Untuk masuk kedalam grup yang specific adalah dengan mengirimkan foto korban lengkap dengan informasi dasar seperti nama lengkap, nama sekolah, tahun lahir. Ketika mereka menemukan info korban asli, mereka akan membuatkan foto atau video yang telah dikirimkan.

@f_c_1050 on X
@f_c_1050 on X

Ada ruang obrolan dengan 1932 anggota untuk memalukan korban. Subkategori untuk ruangan ini adalah sepupu, ibu, kenalan, saudara perempuan. mereka menggunakan foto korban bardasarkan kategori tersebut. Mereka bahkan menggunakan keluarga mereka untuk tindakan kriminal. Pelaku membagikan hampir semua personal informasi didalam ruang obrolan tersebut. Informasi yang dibagikan berupa nama, sekolah, tahun lahir, Alamat rumah yang lengkap, Tingkat dan kelas dimana mereka berada, Instagram ID, dan nomor telepon.

AI yang dapat digunakan secara positif kini malah digunakan untuk merendahkan Perempuan. Bagaimana AI yang awalnya diciptakan untuk membantu manusia malah menjadi Boomerang bagi kaum perempuan.

Bagaimana sih cara agar kita bijak dalam menggunakan AI ini?

  1. Kesadaran diri: Dengan adanya kesadaran diri kita tidak akan tergiur akan dampak negatif dari AI.
  2. Kontrol diri: Menahan godaan dari dampak negatif seperti menggunakan deepfake untuk memenuhi kepuasan seksual.
  3. Gunakan AI untuk hal yang positif: jangan pernah sekali pun menggunakan AI untuk hal yang merugikan orang lain.

Dengan sadar akan adanya dampak negatif maka kita akan lebih bijak dalam menggunakan AI. Maka dari itu mulailah mencari tahu baik dengan menanyakan kepada orang lebih ahli maupun temukan jawabannya dari online. 

Sumber Referensi:

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20240911113145-192-1143297/apa-itu-pornografi-deepfake-yang-bikin-geger-korsel/amp

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-bandaaceh/baca-artikel/16443/Artificial-Intelligence.html

https://x.com/f_c_1050/status/1827314050344394862?s=46&t=PItryqzzdN4T6QwubIJnXg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun