Mohon tunggu...
Konstantinus Aman
Konstantinus Aman Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis, Petani dan Guru Kampung (PPG)

Pewarta suara minor dari kampung.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Biaya Kuliah Meninggi, Pesta Sekolah Menyanggupinya

7 Mei 2024   19:52 Diperbarui: 7 Mei 2024   20:57 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret pesta sekolah di Manggarai (Patrolipost.com)

Tak bisa di pungkiri lagi bahwa biaya pendidikan saat ini terbilang sangat mahal. 

Meskipun dibarengi dengan pelbagai kebijakan pemerintah berupa bantuan seperti Program Indonesia Pintar dan lain sebagainya, namun tetap tak sebanding dengan kenyataan yang terjadi. 

Apalagi subyek yang berskeolah tersebut berlatarbelakang kurang mampu, selalu mengalami kesulitan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi apalagi untuk memilih kampus-kampus yang elit.
Kenyataan ini tentu menguatkan pandangan lama bahwa pendidikan seolah-olah hanyalah milik mereka yang berduit semata.

Bertolak dari latar belakang tersebut, maka masyarakat Manggarai telah melestarikan sebuah kebiasaan yang cukup unik yang dikenal dengan istilah pesta sekolah.

Sebelumnya istilah atau frasa Pesta yang dimaksudkan disini tidak dalam arti pesta penerimaan siswa baru atau pesta perpisahan bagi siswa yang tamat sekolah atau juga pesta syukuran seusai wisuda.

Istilah pesta sekolah yang dimaksudkan disini adalah sebuah produk dan praktek budaya hasil olah nalar dan rekayasa sosial masyarakat Manggarai dalam menengarai dan menanggulangi kesulitan biaya bagi anak-anak yang mau melanjutkan studi ke jenjang yang paling tinggi di luar wilayah Manggarai itu sendiri. 

Seperti melanjutkan studi ke Jawa, Bali atau pulau-pulau lainnya yang memiliki beraneka ragam kampus serta program studinya.

Sebagaimana tujuan utamanya adalah pengumpulan dana dalam rangka menanggulangi kesulitan biaya pendidikan, maka semua warga Manggarai dalam nuansa persatuan, kekeluargaan, kebersamaan dan gotong royong  mendukung dan memotivasi secara penuh impian dari anak-anak yang hendak melanjutkan studi.

Manifestasi dari nilai-nilai dan semangat gotong royong dan kebersamaan tersebut sejatinya tersirat dalam beberapa ungkapan verbal bahasa Manggarai yakni "bantang cama, reje lele dan nai ca Anggit, tuka ca lele, atau kope oles Todo kongkol".

Melalui ungkapan yang penuh makna tersebut khususnya secara sosial dan budaya, maka apa pun yang menjadi kesulitan masyarakat terutama terkait dengan pendidikan selalu mendapatkan jalan keluar atau penyelesaian yang mumpuni.

Kebiasaan pesta sekolah ini juga menguatkan hipotesis bahwa dalam pandangan masyarakat Manggarai, pendidikan sejatinya sangat urgen demi sebuah kemajuan dan perubahan.
Masyarakat percaya bahwa, hanya dengan pendidikanlah, seorang pribadi manusia dapat bertumbuh dan berkembang secara utuh.

Lazimnya, pelaksanaan pesta sekolah dilakukan setiap kali anak sekolah sudah tamat atau lulus dari SMA atau ketika terjadi kendala keuangan di kampus bagi yang sementara kuliah.

Alhasil, seabrek jumlah sarjana yang ada di Manggarai dari tahun ke tahun berkat pesta sekolah. Bahkan sebagian besar di antaranya merupakan jebolan dari kampus-kampus ternama bahkan yang sekaliber sepertinya Universitas Indonesia dan lain sebagainya.

Dengan demikian, semakin mahal biaya pendidikan, pesta sekolah menyanggupinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun