Ada yang sukses bisa membeli motor baru ataupun membangun rumah baru, menyekolahkan anak dan lain sebagainya.
Lombok biasanya akan dipanen ketika ada permintaan dari para pedagang di kampung ataupun dari kota. Atau hanya sekadar sebagai lauk di rumah. Itu saja.
Ketika permintaan tidak ada, maka semua buahnya menjadi makanan empuk untuk semua jenis burung di hutan khususnya burung-burung pecinta pedas. Heu-heu-heu.
Jika dilihat-lihat, kebutuhan Lombok pedas untuk konteks Labuan Bajo semakin hari semakin tinggi.
Hal ini tersebab semakin menjamurnya rumah-rumah makan entah itu sekelas restoran, vila dan warung-warung makan mini lainnya.
Tentu ini merupakan prospek yang sangat bagus bagi para petani untuk meningkatkan perekonomian rumah tangga.
Namun, hampir separuh dari lombok-lombok yang dijual di pasar-pasar justru didatangkan dari luar daerah seperti dari Bima provinsi NTB dan Makassar provinsi Sulawesi Selatan.
Dengan demikian, yang menjadi pertanyaannya adalah mungkinkah lombok yang justru menjamur secara liar di Manggarai tersebut mampu menjadi penyumbang utama untuk kebutuhan cabai rawit di hotel-hotel, restoran dan warung-warung makan yang ada di Labuan Bajo sebagai kota pariwisata super prioritas?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI