Mohon tunggu...
Konstantinus Aman
Konstantinus Aman Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis, Petani dan Guru Kampung (PPG)

Pewarta suara minor dari kampung.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Produksi 'Gula Malang' Sebagai Pilihan Alternatif Bertahan Hidup di Tengah Ancaman Krisis dan Gagal Panen di Kampung

5 April 2024   14:35 Diperbarui: 6 April 2024   02:37 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret gula merah (dokumentasi pribadi)

Beberapa petani gula merah yang saya jumpai berkisah bahwa, melalui pekerjaan tersebut mereka sungguh terbantu dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. Sebab hampir pasti bahwa, berkat gula merah yang dihasilkan setiap harinya, telah mendatangkan pundi-pundi rupiah yang cukup untuk mengantongi kehidupan dan membiayai berbagai macam hutang dan lain sebagainya.

Namun, sayangnya kini profesi 'kokor gola' ini tidak banyak diminati oleh hampir sebagian besar masyarakat, apalagi dari kalangan kaum muda sendiri di kampung. 

Salah satu alasannya adalah bahwasanya pekerjaan ini terbilang sangat kuno atau ketinggalan zaman dan kotor. 

Akibatnya pun sangat jelas, bahwa dari mereka-mereka inilah kisah pilu akibat ancaman gagal panen semakin mengeras dan melengking di mana-mana.

***

Keterangan bahasa:

Gula Malang (dialek Manggarai): gula merah atau gula batang (Indonesia)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun