Akibatnya pun, orang tersebut tidak lagi hidup menurut kenyataan dan kesadaran alamiahnya melainkan selalu dikejar oleh berbagai tuntutan dan keinginan yang terus membludak dari saat ke saat.
Apabila salah satu atau semua dari keinginan tersebut tidak tercapai, maka yang terjadi adalah hidup menjadi tidak tenang, stress atau depresi hingga sampai ke tingkat yang paling ekstrim yakni bunuh diri. Terlalu banyak keinginan dan tuntutan dalam hidup justru membuat manusia selalu hidup dalam kubangan konflik yang tidak pernah berkesudahan. Ia tidak pernah mengalami kedamaian hidup yang sejati.
Akar dari semua nya itu adalah kesalahan berpikir tentang kebahagiaan. Hampir kebanyakan orang mengira bahwa ukuran dari kebahagiaan hidup adalah hal-hal yang datangnya dari luar diri.Â
Misalnya saja uang. Uang memang bisa membawa kenyamanan dalam hidup. Namun ia bukan tujuan satu-satunya. Kesalaha dalam memaknai tujuan dan fungsi uang tersebut membuat siapa pun mudah untuk terjebak pada tindakan-tindakan yang negatif, semata-mata demi uang. Orang pun menjadi rakus hingga kerap menciptakan ketegangan dan penderitaan baik bagi diri sendiri, orang lain maupun lingkungan sekitar.
Kesesatan cara berpikir lainnya adalah tidak mampu membedakan antara kenikmatan dan kebahagiaan. Orang mengira segala sesuatu yang mendatangkan kenikmatan dilihat sebagai puncak tertinggi dalam hidup.Â
Orang pun semakin berlomba-lomba untuk mengejar dan menikmati hal-hal yang dangkal sekedar untuk menutupi kekosongan batin dan kesepian yang dialami. Bentuknya pun beragam, mulai dari seks bebas, makanan instan, kecanduan belanja sampai dengan narkoba dan lain sebagainya.Â
Orang rela mengeluarkan biaya besar, tenaga dan waktu sekedar untuk menikmati hal-hal yang sesaat di luar dirinya.
 Namun setelahnya selalu saja merasa tidak terpuaskan. Selalu tidak pernah puas dengan yang ada. Bagaikan meminum air garam, semakin diminum justru semakin mengundang rasa haus. Hidup pun bagaikan lingkaran setan. Selalu mengejar kenikmatan yang justru membuat diri menderita.
Jika ditelusuri secara mendalam dari semua hal yang di muka, maka akar dari penderitaan manusia di era sekarang adalah kehilangan kesadaran yang penuh akan semua hal yang terjadi termasuk terhadap diri sendiri. Atau dengan kata lain, setiap orang belum berdamai secara sepenuhnya dengan diri sendiri.
 Berdamai dengan diri sendiri sejatinya merupakan jalan sederhana untuk menangkis pelbagai penderitaan yang selalu datang dan menetap tiap saat. Juga sebagai kunci utama untuk menemukan kebahagiaan yang permanen di dalam diri setiap orang. Sifatnya tenang dan selalu memberikan keseimbangan yang sejati terhadap diri.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!