Setiap orang, walaupun ia dikelilingi oleh berbagai kemudahan dan kenikmatan yang ditawarkan oleh teknologi dan ilmu pengetahuan, justru membuat ia semakin terasing atau berjarak dengan dirinya sendiri
Di era super canggih saat ini, persoalan-persoalan seputar kehidupan sehari-hari semakin kompleks.
Hal ini tentu tidak berbanding lurus dengan kemajuan teknologi canggih seperti komunikasi dan transportasi yang telah membuat semua rutinitas sehari-hari menjadi mudah dan murah.Â
Sayangnya, berbagai kemudahan-kemudahan tersebut justru tidak sejalan dengan tingkat kebahagiaan manusia itu sendiri. Hal ini terbukti dalam berbagai penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat depresi dan bunuh diri semakin meningkat justru terjadi di era yang super canggih ini.
Sebagaimana yang dilansir dari data Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan-Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2019, WHO telah mencatat sekitar 800.000 hingga satu juta orang meninggal akibat bunuh diri per tahun di dunia. Jumlah yang sangat tragis jika dikaitkan dengan keseluruhan populasi manusia di dunia yakni 7,743 miliar jiwa. Tentu ini merupakan catatan 4 tahun silam yang dapat dipastikan terus meningkat pada tahun-tahun setelahnya.
Faktor Penyebab
Ada banyak hal yang melatarbelakangi realitas tersebut. Salah satu yang paling sering mendasar adalah konflik dengan diri sendiri.
Setiap orang, walaupun ia dikelilingi oleh berbagai kemudahan dan kenikmatan yang ditawarkan oleh teknologi dan ilmu pengetahuan, justru membuat ia semakin terasing atau berjarak dengan dirinya sendiri. Sebab semua kemajuan yang ditawarkan dari dunia eksternal tersebut ternyata sangat kontras dengan kondisi batin dan emosi dari manusia itu sendiri.Â
Secara psikologis, bahwa semakin energi yang masuk ke dalam diri seseorang tersebut saling bertolak belakang dengan keadaan pikiran dan emosi seseorang maka pada saat inilah konflik dan penderitaan pun bermula.
Misalkan saja, seseorang dalam kesehariannya selalu dikejar oleh berbagai tuntutan hidup seperti: karir yang bagus, hidup yang mapan, menikah dengan pasangan yang sempurna, ingin selalu diterima di dalam masyarakat, makan yang enak, pendidikan yang tinggi, uang yang banyak dan lain sebagainya. Semua tuntutan tersebut sedapat mungkin diraih atau diwujudkan secepatnya.Â