Mendukung hal ini, YDBA menghadirkan beberapa tutor pilihan dengan latar belakang bidangnya masing-masing khususnya dalam hal pertanian.Â
Mulai dari persiapan lahan, pembuatan pupuk hingga pengolahan pasca panen jug terkait proses penjualan produk. Semuanya dibahas oleh ahlinya masing-masing yang dihadirkan oleh YDBA.
Bahkan baru-baru ini, YDBA telah mengutus beberapa petani vanili dari desa Loha untuk melakukan studi banding dengan petani vanili di Bali, tepatnya di Buleleng-Bali.
Melalui kegiatan ini, petani lokal telah menimba banyak pengetahuan, inspirasi dan pengalaman terkait pembudidayaan vanili. Dengan begitu, mereka juga diajarkan untuk berkolaborasi dan berjejaring dengan semua petani vanili sukses di tanah air ini.Â
Kedua, YDBA telah membangun kolaborasi dengan berbagai stakeholder yang mendukung program mereka dalam membina dan mendampingi pelaku UMKM komoditas Vanili di desa Loha.
Seperti melibatkan Koperasi 1000 Desa Ekspor Indonesia sebagai ayah angkat bagi UMKM komoditas kacang mete dan vanila, serta Sekolah Tinggi Pertanian Flores BAJAWA yang berperan sebagai pakar dalam program pembinaan ini. Juga menghadirkan beberapa pelaku bisnis berlevel PT (Perseroan Terbatas) ternama di Indonesia.Â
Ketiga, membentuk manajemen yang rapi dan terkontrol melalui pembentukan kelompok dalam pengolahan lahan dan eksekusi lahan tani khusus untuk budidaya vanili.
Membangun komitmen khusus dengan petani melalui sebuah perjanjian.
Sehingga dengan demikian, yayasan dapat merekam secara langsung semua situasi yang terjadi di lapangan. Terutama dalam hal modal produksi, fasilitas ataupun perlengkapan produksi yang dimiliki petani, keaktifan pelaku UMKM dan lain sebagainya.
Semua strategi di atas sejatinya bertujuan agar komoditas vanili dapat dijadikan sebagai produk utama sekaligus primadona yang dapat diandalkan bagi kelangsungan hidup para petani di desa Loha.Â