Mohon tunggu...
Konstantinus Aman
Konstantinus Aman Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis, Petani dan Guru Kampung (PPG)

Pewarta suara minor dari kampung.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Cuma di Kampung Guru Mengadu "Nasib" ke Hutan

11 Maret 2022   19:37 Diperbarui: 14 Maret 2022   19:00 1108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kesulitan mencari jaringan internet. (ANTARA FOTO/ANIS EFIZUDIN)

Selama pekan ini semua guru dan tenaga kependidikan sekolah yang tersebar di pelosok kota Manggarai Barat sibuk mengurus akun pembelajaran agar tergabung dalam program Ayo Guru Belajar.

Untuk diketahui Ayo Guru Belajar merupakan gerakan kolaborasi pemerintah dengan komunitas dan organisasi yang bergerak dalam bidang pengembangan GTK untuk menyediakan beragam program belajar yang relevan dan dapat diikuti guru dan tenaga kependidikan secara daring.

Ayo Guru Belajar, hadir sebagai fasilitas belajar agar anak-anak Indonesia mendapatkan pendidikan terbaik dari guru terbaik. Tentu syaratnya adalah dengan log in melalui akun di website belajar.id. 

Untuk itu, semua guru wajib memiliki akun belajar masing-masing. Tinggal gunakan ponsel android yang mendukung jaringan internet kemudian log in dan dalam hitungan menit sudah tergabung alias terkoneksi dengan semua elemen kependidikan seluruh Indonesia. 

Tentu mudah sekali, bukan? Jika guru lalai atau dengan sengaja mengabaikannya maka Itulah kira-kira isi kampanye pusat (menteri pendidikan) mengenai integrasi pembelajaran via daring.

Potret guru-guru di Kampung beronline di hutan. (dokpri.)
Potret guru-guru di Kampung beronline di hutan. (dokpri.)

Saya menghakul yakin, betapa bahagianya guru atau tenaga kependidikan yang menyebar di daerah perkotaan dalam menjemput program ini. 

Mereka barangkali sambil rebahan di kamar ataupun sambil buang air di toilet dalam sekejap sudah terkoneksi. 

Dimaklumi saja, sebab jaringan internet sudah terakses dengan jaya dan lancar. Tidak salah jika mereka selalu menjadi podium pertama dalam mengakses setiap informasi seputar pendidikan di Indonesia masa kini.

Bagaimana dengan para guru atau tenaga kependidikan yang berjuang di daerah perkampungan? Tentu tak lain hanya sebagai pengekor saja, jika tidak mau dikatakan tertinggal jauh. Penyakit utamanya adalah keterasingan jaringan internet yang belum terjamah sampai ke kampung.

Sehingga program Ayo Guru Belajar yang sejatinya dimulai sejak tahun lalu, baru tersampai di tahun 2022 ini. Mau tidak mau, suka tidak suka, saya dan semua guru di desa bergerak mencari sinyal ponsel yang memungkinkan untuk ber-online. 

Di sela-sela jam sekolah kami bergegas menuju hutan yang bertebing di pinggiran kampung. Menangkap jaringan telkomsel yang terpancar dari bukit nun jauh di sana.

Di sana nasib 'profesi' guru yang telah diperjuangkan seakan-akan 'dipertaruhkan' oleh jaringan. Gangguan nyamuk, batu besar dan duri tajam tak dihiraukan. 

Dengan seragam guru yang necis, semua berposisi mencari jaringan (sinyal telkomsel yang kuat) untuk log.in ke akun belajar.id. Membutuhkan waktu berjam-jam untuk berhasil yang seharusnya Cuma lima menitan saja.

Di tempat berjaringan lancar itu, beberapa guru sedang mengikuti Pendidikan Profesi Guru secara daring dari bawah liang batu besar. Beronline sembari berteduh dalam bahaya yang mengancam seakan tidak berarti demi nasib lewat jaringan.

Begitulah wajah 'asam' kebijakan pendidikan di Indonesia yang semunya harus daring. Apa yang menjadi standar pusat adalah standar untuk semua. Tak terspekulasi dengan keadaan infrastruktur yang jauh dari kemerdekaan.

Ibarat sedang mengikuti perlombaan marathon, guru di kampung selalu start paling belakang, mengejar finish yang sama, sekalipun peluit wasit selalu berbunyi sama. 

Online sungguh oh-lain. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun