Mohon tunggu...
Konstantinus Aman
Konstantinus Aman Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis, Petani dan Guru Kampung (PPG)

Pewarta suara minor dari kampung.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Salam Literasi dari Sekolah Pelosok Negeri

14 Oktober 2021   18:21 Diperbarui: 14 Oktober 2021   19:59 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Tim Media Pendidikan cakrawala bersama Para Guru dan Peserta didik di SMAN 3 Macang Pacar. (dokumen pribadi).

Semuanya berawal dari waktu oleh waktu dan untuk waktu. Rabu, 6 Oktober yang lalu, tim dari media pendidikan cakrawala-NTT berkunjung ke SMA Negeri 3 Macang Pacar. Mereka datang di tengah kebisuan kata-kata dari para kawula muda penerus generasi di bumi SMAN 3 Macang Pacar. Terutama keterbatasan buku-buku bacaan, perpustakaan dan fasilitas literasi yang lainnya.

Mereka datang di saat bumi Pongkal-Rego terseret dalam kegelisahan pembangunan. Entah itu infrastruktur (jalan, listrik, sinyal dan air) maupun ekonomi manusia yang masih di bawah rerata. Untuk itulah, sambutan selamat datang dikemas dalam balutan harapan demi  secercah perubahan segera turun dari Rahim cakrawala lalu mewujud di bumi SMAN 3 Macang Pacar dan sekitarnya.

Perlahan-lahan, rintikan harapan itu jatuh membasahi ubun-ubun para penanti kata. Seakan-akan menghalau kegersangan iklim literasi yang lama melanda bumi SMAN 3 Macang Pacar. Kamis, 8 Oktober 2021, hari pertama, kotak Pandora kegersangan itu perlahan-lahan dibuka. 

Ialah oleh ketiga sosok yang diutus dari media pendidikan cakrawal-NTT untuk menunjukkan kunci keberanian dengan membuka kedok kebisuan kata-kata di negeri Pongkal tercinta.

Sungguh tak disangka, runtuhan kata-kata justru membanjiri seluruh isi negeri sekolah ketika itu. Bak benih yang baru bersua dengan air, serentak para generasi muda sekolah dengan tulus menyatakan siap untuk bertumbuh dalam kata.

Oleh sebab itu, pada hari pertama pendampingan, para kawula muda itu mengeluarkan seluruh gejolak batin yang sudah terpendam lama dalam benak imajinasi menuju ruang realita melalui untaian aksara yang terucap. Lewat puisi yang dirangkai dengan sederhana, mereka berani mengungkapkan siapa saya (mereka)? 

Pemberian buku kepada seorang siswi oleh Tim Media Pendidikan cakrawala. (Dokumen pribadi)
Pemberian buku kepada seorang siswi oleh Tim Media Pendidikan cakrawala. (Dokumen pribadi)

Dan dihari pertama itu, satu per-satu dari mereka mampu mengubah kata-kata menjadi penuh daya.  

Jumat, 9 Oktober 2021, ketiga sosok bak malaikat yang turun dari langit cakrawala itu memberikan tanda-tanda perjuangan. Secar detail, mereka mulai mendayung perahu literasi menuju arus yang paling dalam.

Di kalangan siswa, mereka memperkenalkan apa itu karya sastra dan bagaimana mereka menciptakan sebuah puisi, cerpen, novel dan sebagainya. Tak hanya itu, siswa juga diperkenalkan dengan bagaimana penulisan berita dan autobiografi. 

Tanpa menempuh waktu yang lama, rata-rata siswa sudah mampu mengekspresikan kemampuan menulis mereka dengan baik. Mereka berani tampil di depan umum untuk mengekspresikan tulisan mereka dengan penuh perasaan.

Sedangkan bagi kalangan pendidik diajarkan langkah-langkah penulisan artikel ilmiah populer. Rerata semua guru menyambut kegiatan ini dengan penuh semangat. Rutinitas menulis bagi pendidik itu sejatinya mesti diharuskan atau diwajibkan. Memulai ini membutuhkan komitmen yang kuat dan motivasi yang tinggi. 

Untuk itulah, pendampingan penulisan artikel ilmiah populer intens dilakukan oleh tim media pendidikan cakrawala yang datang saat itu. Pada hari itu juga, sebagian guru berani mempresentasikan artikel mereka dengan penuh percaya diri.

Kekaguman pun tak ayal menggeliat dari ketiga tim cakrawala. Menyaksikan potensi yang dimiliki dalam diri para pendidik. Mengekspresikan semua unek-unek yang dialami terutama selama mengemban tugas sebagai pendidik dan pengajar di SMAN 3 Macang Pacar, Mabar-NTT.

Dari sini, ketiga tim dari media pendidikan cakrawala menyimpulkan bahwa bumi SMAN 3 Macang Pacar memiliki segudang kekayaan yang lupa tertuang. Dengan demikian, mereka menyampaikan pesan agar tak ada kata terlambat untuk menulis. Menulislah jika ingin dikenang selalu dalam sejarah. 

Menulislah untuk perubahan baik itu dalam diri maupun lingkungan sekitar. Namun, penulis yang handal berasal dari pembaca yang ulung. Untuk itu, mengimbangi kemampuan menulis harus rajin membaca buku. Begitu kira-kira kesan yang sempat terkenang dari kisah hari Jumat itu.

Kemudian, Sabtu, 10 Oktober 2021, merupakan hari terakhir kegiatan pendampingan literasi. Pada hari itu semua penghuni SMAN 3 Macang Pacar berani mengabadikan diri sebagai kaum perangkai kata alias literat. 

Di sana ada senyum optimis yang tersembul. Ada simfoni kepuasan yang didendangkan dalam orkes perjuangan. Ada jejak kata yang mesti ditenun indah hingga membentang menjadi jilid asa yang abadi.

Hingga sore menjelang, saatnya sayonara serentak terimakasih kepada ketiga orang dari tim media pendidikan cakrawala-NTT, yang telah berani menanamkan jejak kata di bumi SMAN 3 Macang Pacar. 

Ada canda harapan, semoga kita tetap pada bahtera literasi yang sama yang terus berdayung hingga ke Rahim kata yang paling dalam. Dari waktu oleh waktu dan untuk waktu menjadi dari kata oleh kata dan untuk kata. Salam literasi. Ayo membaca. Salam literasi. Ayo menulis.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun